Proses pembelajaran saat ini tidak hanya satu arah saja; tidak lagi guru sebagai satu-satunya sumber ilmu karena terbukanya internet memungkinkan untuk mencari informasi dari berbagai sumber. Hal ini menunjukkan perlu adanya dialog akan komunikasi dua arah antara pendidik dan peserta didik yang cukup intensif.

Terkait hal tersebut, ke depannya akan dicari individu-individu yang memiliki soft skills sebagai kelebihan dirinya. Soft skills dibentuk dari pengalaman dan motivasi diri yang tidak harus terkait dengan dasar akademik yang dimiliki. Oleh karena itu, penting untuk kenali diri sendiri terlebih dahulu untuk bisa memaksimalkan minat dan bakat.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Tetap Berprestasi di Masa Pandemi: Tips and Trick Belajar Online”. Webinar yang digelar pada Jumat (27/8/2021) pukul 14:00-16:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Amni Zarkasyi Rahman, S.A.P., M.Si. (Dosen Pengajar Universitas Dipenogoro), Athif Thitah Amithuhu (Media Sastra Online Ceritasantri.id), Andika Renda P. (Kaizen Room), Akhmad Nasir, S.Sos. (Direktur DOT Studio), dan Sandra Olga (Presenter & Entrepreneur) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Andika Renda P. menyampaikan, “Kemudahan smartphone dan segala macam perangkat di era digital ini tentunya membantu dalam proses pembelajaran jarak jauh sebagai salah satu manfaat dari penggunaan perangkat tersebut. Teknologi bertujuan untuk memudahkan, mempertemukan, mendidik, dan menjunjung tinggi kebenaran dan kebaikan, bukanlah untuk menyulitkan, memisahkan, mencekik, dan mendukung keonaran dan kerusuhan.”

Menurut Andika, indikator pertama dari kecakapan dalam budaya digital (digital culture) adalah bagaimana setiap individu menyadari, ketika memasuki era digital, secara otomatis dirinya telah menjadi warga negara digital. Untuk bisa terus berprestasi dan produktif dalam pembelajaran online, harus diawali melawan kemalasan dengan memaksa diri untuk berpindah tempat, misalnya dari kasur.

“Growth mindset”

“Selain itu, selalu ingat pepatah, ‘Kerjakanlan apa yang dapat kamu kerjakan hari ini dan jangan kamu tunggu esok hari’. Ingat juga ‘20-20-20 rule’, yaitu dalam menggunakan perangkat baiknya istirahat tiap 20 menit, lalu lihat obyek sejauh 20 kaki (6 meter) selama 20 detik. Dalam menumbuhkan perilaku dan budaya dalam transformasi digital, jangan menjadi sosok yang fixed mindset yang tidak bisa menerima perubahan dan bersikap pesimis terhadap dampak yang muncul dari transformasi. Jadilah sosok yang memiliki growth mindset yang menghargai perubahan untuk bisa tumbuh dan beroptimis, sehingga dapat membawa generasi Indonesia lebih maju,” paparnya.

Sandra Olga selaku narasumber Key Opinion Leader menyampaikan, YouTube memang sangat membawa keuntungan untuk bisa memperluas wawasan kita. Platform pembelajaran yang tersedia saat ini juga mempermudah kita untuk les online sekaligus bisa melamar untuk menjadi pengajar. Tidak hanya belajar skill atau kemampuan baru, kita juga dapat belajar budaya lain. Sehingga, memungkinkan untuk memperkenalkan budaya Indonesia ke level internasional.

Ia juga menyampaikan agar sebaiknya jangan terlalu sering menonton konten yang tidak akan menguntungkan dalam mengasah keahlian atau memperluas wawasan kita. Jangan hanya menerima dan menganggap sosial media sebagai pemuas hiburan, namun bisa menjadi tempat untuk kreatif dan ikut membuat konten yang positif, bermanfaat, dan mendapatkan keuntungan.

Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Nabila Ratnasari menyampaikan pertanyaan, “Dalam masa pandemi, dunia digital sangat berpengaruh untuk kehidupan terutama dalam pendidikan, berarti otomatis kebanyakan anak-anak yang masih TK pun akan memakai media digital. Adakah solusi dalam mengajarkan anak yang masih TK untuk bijak dalam penggunaan digital, karena rata-rata anak-anak dari usia sangat kecil sudah banyak yang kecanduan digital?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Amni Zarkasyi Rahman, S.A.P., M.Si. “Kecanduan ini memang harus dihindari oleh orang tua. Kita dari awal sudah harus membatasi penggunaan perangkat oleh anak dan optimalkan waktu yang tersedia sebaik mungkin. Lalu, yang paling dibutuhkan adalah untuk berkomitmen terhadap waktu dan jadwal yang sudah dibagi.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Timur. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.