Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.

Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.

Menyikapi hal itu, maka baru-baru ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tajuk “Hidup Pintar di Tengah Dunia Digital”. Webinar yang digelar pada Selasa, 27 Juli 2021 di Tangerang Selatan, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.

Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Muhammad Iqbal – Comic Artist & Ilustrator, M Nur Arifin – Peneliti / Antropolog, Abdul Rohim – Redaktur Langgar.co, Bondan Wicaksono – Akademis & Penggiat Masyarakat Digital.

Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Muhammad Iqbal membuka webinar dengan mengatakan, ada beberapa cara hidup pintar di tengah dunia digital.

Pertama adalah lepaskan keinginan membanding-bandingkan, lepaskan keinginan bersaing, lepaskan keinginan menghakimi, lepaskan keinginan untuk marah, lepaskan penyesalan, lepaskan kekhawatiran, dan lepaskan keinginan mempersalahkan.

“Selain itu, lepaskan perasaan bersalah, lepaskan rasa takut, tertawalah, setidaknya sehari sekali, terlebih karena tidak mampu melepaskan hal-hal diatas,” kata Iqbal.

M Nur Arifin menambahkan, perkembangan teknologi membawa perubahan di berbagai lapisan kehidupan, termasuk cara kita berinteraksi dan berpendapat, lintas budaya, serta tanpa kendala jarak dan waktu.

Saat ini masyarakat tengah berada di era kelimpahan informasi dan komunikasi, baik positif maupun negatif, dan dalam berbagai platform media digital termasuk media sosial (medsos).

“Disinilah terdapat tuntutan kompetensi ber media sosial, yakni kemampuan menyeleksi memilih dan memilah informasi dan sumber info, kolaborasi kompetensi untuk berinisiatif dan mendistribusikan informasi yang jujur, akurat,” tuturnya.

Sementara Abdul Rohim mengatakan, adanya ekosistem digital, terus menggeret kita untuk menjauh dengan realitas kita sebagai manusia, yang terhubung secara nyata dengan lingkungannya.

“Efeknya adalah hilangnya etika komunikasi yang saling memanusiakan manusia. Mengingkatnya konsumerisme akibat banjirnya iklan di dunia digital. Mari kita produktif bermedia digital dengan memahami antara keinginan dan kebutuhan dalam berselancar di media sosial,” ujarnya.

Sebagai pembicara terakhir, Bondan Wicaksono memaparkan setidaknya ada empat skill dasar yang diperlukan untuk percepatan transformasi digital Indonesia, yakni critical thinking, creativity, collaboration dan communication.

“Langkah dasar menjaga privasi dan keamanan digital yaitu selalu cek update, gunakan password yang unik, gunakan HTTPS ketika akses internet, anonim dengan menggunakan TOR browser, dan manajemen penyimpanan data,” pesannya.

Dalam sesi KOL, Tyra Lundy mengatakan bahwa personal branding sangat membantu mencitrakan diri kita di media sosial. Dampak positif yang dirasakan adalah dapat mempermudah akses, sedangkan dampak negatifnya adalah banyak konten dewasa yang gampang di akses.

“Maka dari itu kita dapat membatasi pengaksesan internet untuk para anak. Selain itu juga banyak hoaks yang tersebar tetapi harus memilah dan memilih informasi-informasi yang positif,” jelasnya.

Dalam webinar ini, para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Wira menanyakan, semua hal di sekitar kita menjadi semakin pintar, cepat, lebih terhubung, dan menjadi semakin digital. Lalu bagaimana kita harus bersikap?

“Dengan cara lebih memahami literasi digital, pada dasarnya semua kembali pada diri sendiri agar lebih memahami segala situasi. Fokuskan literasi digital sebagai objek,” jawab Abdul.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Tangerang Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, terutama kepada Kominfo. Mengingat program literasi digital ini hanya akan berjalan dengan baik dan mencapai target 12,5 juta partisipan, jika turut didukung oleh semua pihak.