Di era digital, korban maupun pelaku cyberbullying semakin banyak. Sayangnya, sebagian besar dari mereka masih tergolong sebagai anak-anak. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui cara menyikapi fenomena ini agar dapat menjaga keamanan dan kenyamanan, khususnya di ranah digital.

Sejauh ini tindakan preventif masih menjadi cara paling baik dalam mengatasi masalah ini, dengan mengawasi aktivitas anak dalam perangkat digitalnya melalui aplikasi parental control seperti Google Family Link. Namun, mengikuti program webinar mengenai literasi digital juga membantu menghentikan arus konten-konten negatif yang tersebar di ruang digital. Hal ini merupakan proses yang panjang dan harus dilakukan terus-menerus, terutama pada pengaplikasian di dunia nyata.

Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Say No to Cyberbullying!”. Webinar yang digelar pada Rabu (8/9/2021), pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Roza Nabila (Kaizen Room), Dr. Ida Ayu Putu Sri Widnyani, S.Sos., M.A.P. (Dosen Universitas Ngurah Rai & IAPA), Ari Ujianto (Penggiat Advokasi Sosial), Novi Widyaningrum, S.I.P., M.A. (Peneliti Center for Population and Policy Studies UGM & IAPA), dan Putri Juniawan (Presenter TV) selaku narasumber.

“Cyberbullying”

Dalam pemaparannya, Novi Widyaningrum, S.I.P., M.A. menyampaikan, “Keamanan digital dalam konteks perundungan adalah bagaimana cara mencegah dan mengatasi hal tersebut. Dalam menghadapi cyberbullying, yang bisa kita lakukan adalah tidak perlu merespons, membalas, atau memberikan reaksi kepada pelaku perundungan.”

“Sikap ketangguhan (resiliensi) masing-masing dalam berinteraksi di ruang digital berbeda-beda, sehingga harus mengetahui batasannya masing-masing. Korban tidak perlu memberikan reaksi karena pelaku kemungkinan besar hanya ingin mencari perhatian. Hindari pemancing bullying dengan tidak berkomentar yang bersifat SARA atau membagikan foto-foto yang dapat merendahkan orang lain, karena kita pun akan mendapatkan balasan yang setimpal,” ujarnya.

Putri Juniawan selaku narasumber Key Opinion Leader menyampaikan, program webinar literasi digital sudah mencapai 2.000 sesi, sehingga diharapkan makin banyak orang yang teredukasi dan membantu menginformasi ke orang-orang terdekat. Perundungan memang terjadi di berbagai media seperti media sosial, gaming, aplikasi percakapan, dan berbagai media lainnya.

Terkait itu, ia menyampaikan bahwa kita harus membangun kesadaran etika dalam berinteraksi di ruang digital. Adapun perbedaan antara bercanda dengan bullying; pada bercanda kita tertawa berbarengan, sedangkan bagi bullying kita ditertawakan sehingga merasa malu atau marah. Dampak mental, emosional, dan fisik bisa dialami bagi korban perundungan.

Memang kita tidak bisa menyenangkan tiap orang, tetapi kita bisa membatasi diri sendiri dalam berperilaku dan menerima konten-konten yang tidak diinginkan dengan menggunakan fitur media sosial seperti block dan mute untuk membantu algoritma yang kita terima.

Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Muhammad Akram B. menyampaikan pertanyaan tentang cara membantu memulihkan kondisi mental para korban cyberbullying agar tidak semakin parah.

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Dr. Ida Ayu Putu Sri Widnyani, S.Sos., M.A.P. “Sudah banyak sekali orang yang menjadi korban perundungan. Hal yang bisa kita lakukan adalah melihat dari segi dan dan melakukan pendekatan melalui keluarga. Terangkan dan tumbuhkan rasa berharga korban dengan menjelaskan kelebihan dan efek positif dari korban. Terdapat komunitas dan bantuan eksternal untuk mencari bantuan mental, misal seperti melakukan terapi.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Timur. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.