Potensi untuk membangun digital yang baik dan positif di Indonesia sangat besar, dengan generasi muda (Gen-Z dan Millennial) sudah kurang lebih menjadi mayoritas penduduk Indonesia. Kondisi dan lingkungan sosial, baik karakteristik demokrasi, serta asosiasi kelompok akan memberikan pengaruh akan kebutuhan individu. Seperti dalam hal pemuasaan komunikasi dengan sosial media, yang bisa saja akan menimbulkan kecanduan. Kecanduan penggunaan media digital ini merupakan salah satu ancaman yang cukup besar dalam menggunakan ruang digital, dan bila tidak diatasi segera, akan sangat berdampak pada masyarakat, khususnya generasi muda Indonesia.

Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Kecanduan Internet: Ubah Konsumtif Menjadi Produktif”. Webinar yang digelar pada Selasa, 24 Agustus 2021 pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Amni Zarkasyi Rahman, SAP, MSi (Dosen Pengajar Universitas Diponogoro), Ari Ujianto (Penggiat Advokasi Sosial), Gervando Jeorista Leleng (Co-Founder Localin), Ismita Saputri (Kaizen Room), dan Karina Basrewan (Puteri Indonesia Jakarta 6 2018) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Amni Zarkasyi Rahman, SAP, MSi menyampaikan informasi penting bahwa “Tanda-tanda yang menandakan bahwa pengguna kecanduan, antara lain adalah tidak bisa berhenti menggunakan atau melakukan sesuatu, tetap melakukannya walaupun berdampak buruk, tidak segan mengorbankan hubungan sosial, terus menginginkan lebih, dan merasa cemas atau tidak nyaman saat menghindarinya. Masyarakat tidak cukup hanya mampu mengoperasikan berbagai perangkat TIK dalam kehidupannya sehari-hari, tetapi juga harus bisa mengoptimalkan penggunaannya untuk sebesar-besar manfaat bagi dirinya dan orang lain. Selain itu, kita juga harus perhatikan segala macam informasi yang ditemukan di media sosial yang kini menjadi sumber informasi yang paling banyak diakses. Tidak semua hasil penelusuran mesin pencarian informasi benar. Diperlukan kompetensi kritis pengguna untuk dapat menyaring informasi yang diperoleh, terutama dengan penggunaan sosial media yang semakin banyak di Indonesia.”

Karina Basrewan selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa dengan terbatasnya tempat dan props yang di masa PPKM ini, kondisi saat ini benar-benar mendorong kita untuk bisa kreatif dan produktif dengan melakukan segala hal serba sendiri. Baginya, kehadiran internet benar-benar membantu untuk bisa mengasah keahlian dan pemahaman kita pada hal-hal baru, seperti melakukan makeup sendiri, dan menjadi lebih menghargai pekerjaan orang lain. Untuk bisa membuat konten dan menjadi produktif, kita harus mengetahui minat dan bakat diri sendiri karena dalam membuat konten yang kita minati akan semakin menunjukan seberapa autentik dan tulusnya hati kita dalam menampilkan konten tersebut. Pastikan bagaimana konten tersebut bisa berdampak pada orang lain, dengan mengutamakan membawa hal positif dan menghibur ke orang banyak. Aktivitas yang serba dilakukan melalui gadget di masa pandemi ini membuat kita kadang lupa akan pentingnya adanya batasan. Ia mengingatkan kita untuk menjaga kesehatan fisik dan mental kita dengan tidak lupa untuk istirahat sejenak dari penggunaan perangkat, yang dapat dilakukan dengan cara seperti membaca buku atau mengajak bicara orang-orang terdekat.

Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Teuku Priya B menyampaikan pertanyaan “Adakah tips yang dapat diberikan untuk mengatasi penggunaan gadget berlebihan di masa pandemi yang mengharuskan kita tetap di rumah dan yang pastinya mengalami kejenuhan sehingga melampiaskan kejenuhan di gadget?“

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Amni Zarkasyi Rahman, SAP, MSi, bahwa “Hal yang bisa dilakukan berdasarkan pengalaman sehari-hari adalah dengan membagi waktu, misal dalam bekerja, belajar, atau sekedar browsing internet. Lalu, pentingnya untuk konsisten dalam mengikuti jadwal atau batasan yang sudah ditentukan oleh diri sendiri, walaupun memang cukup sulit untuk dilakukan. Bisa mengalihkan perhatian kita dengan berolahraga atau melakukan kegiatan lain yang tidak melibatkan gadget.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Timur. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.