Upaya meningkatkan eksplorasi dan optimasi produksi minyak dan gas bumi (migas) merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan bersama para pemangku kepentingan di sektor ini demi ketahanan energi Indonesia pada masa mendatang.
Hal tersebut yang mendorong Indonesian Petroleum Association (IPA) mengusung tema “Driving Exploration and Optimizing Existing Production for Long Term Energy Security” dalam penyelenggaraan Konvensi dan Pameran IPA ke-43 Tahun 2019 (“IPA Convex 2019”), yang digelar 4–6 September 2019, di Jakarta Convention Center, Jakarta.
Penjabat Presiden IPA Bij Agarwal saat konferensi pers IPA Convex 2019 di Jakarta (12/4/2019) menyatakan bahwa tema Convex tahun ini dipilih dengan mempertimbangkan kondisi sektor hulu migas Indonesia yang ada sekarang, yaitu diperlukannya upaya mengurangi defisit neraca perdagangan karena impor migas yang disebabkan tingginya tingkat konsumsi energi dibandingkan dengan produksi migas saat ini. Upaya tersebut, lanjut dia, harus dibarengi dengan peningkatan kegiatan eksplorasi guna menemukan cadangan migas baru dan optimasi produksi yang sudah ada.
Pada kesempatan itu, Bij mengungkapkan optimismenya terhadap perbaikan industri hulu migas Indonesia. “Kami optimistis kondisi industri hulu migas Indonesia pada masa mendatang akan lebih baik karena adanya kerja sama antara semua pemangku kepentingan, termasuk Pemerintah Indonesia,” ungkapnya.
Terkait fokus Pemerintah Indonesia saat ini yang menitikberatkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) menjadi SDM Indonesia Unggul, Bij mengungkapkan bahwa industri hulu migas merupakan sebuah industri dengan nilai investasi sangat besar (dari jutaan hingga miliaran dollar AS) yang sebagian besar pekerjanya merupakan putra-putri terbaik bangsa Indonesia yang memiliki standar dan kompetensi tinggi.
Berbagai kegiatan
Pada kesempatan tersebut, Chairperson IPA Convex 2019 Hanny Denalda mengungkapkan jika IPA Convex 2019 memiliki sejumlah acara yang rutin dilaksanakan, Plenary Sessions, Technology Sessions, Technical Program (TPC), dan pameran yang melibatkan para pelaku di sektor migas, baik dari dalam maupun luar negeri.
“Selain acara rutin, IPA Convex 2019 memiliki acara-acara baru seperti breakfast meeting bagi para calon investor migas yang akan masuk ke Indonesia, dan jam session untuk generasi muda,” ungkapnya.
Melalui jam session ini, lanjut Hanny, akan dipaparkan mengenai perlunya generasi muda masuk ke dalam industri hulu migas. Pada sesi ini, akan diberikan pelatihan kepada mahasiswa tentang bagaimana cara membuat curriculum vitae (CV) yang menarik terutama jika ingin berkarier di industri migas.
IPA menyadari bahwa generasi muda perlu untuk bergabung ke dalam industri hulu migas demi memastikan keberlangsungan sektor ini dan adanya ketahanan energi pada masa mendatang. “Kami menargetkan generasi milenial dapat memiliki persepsi yang positif dan tertarik pada industri migas nasional,” harap Hanny.
Panitia IPA Convex 2019 sangat berharap Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dapat kembali membuka secara resmi dan melihat upaya-upaya apa yang telah dilakukan para investor migas di Indonesia serta penerapan teknologi terbaru demi peningkatan produksi migas nasional bagi ketahanan energi Indonesia. Kehadiran Presiden dan para menteri tentunya dapat menjadi sinyal positif dan memberikan jaminan peraturan bagi para investor yang akan menanamkan investasinya di Indonesia.
“Diharapkan, penyelenggaraan IPA Convex 2019 akan menjadi titik tolak munculnya berbagai aktivitas eksplorasi dan optimasi produksi migas demi peningkatan produksi nasional dan menimbulkan daya tarik bagi para investor untuk masuk menanamkan modalnya di Indonesia,” pungkas Hanny Denalda. [*]
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 4 September 2019.