Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo menjadi keynote speaker dalam Seminar Nasional Magister S2 Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Bengkulu di Hotel Santika Bengkulu, Selasa (30/10/2018). Mengangkat tema “Komunikasi Pembangunan untuk Pengembangan Potensi Daerah”, Mendes PDTT menjelaskan pentingnya dana desa dalam upaya pembangunan desa.

Lebih jauh, Menteri Eko juga memaparkan manfaat sejumlah program kementerian sebagai upaya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa dan pendapatan masyarakat desa menuju kesejahteraan.

Ia mengatakan, dengan adanya dana desa yang diberikan oleh pemerintah pusat diharapkan seluruh desa yang tersebar di seluruh Indonesia dapat berkembang, mandiri, dan sejahtera.
“Formulasinya gimana? Jadi, dari total dana desa yang telah dialokasikan tersebut, sebesar 80 persen dibagi rata dan 20 persen itu dialokasikan sebagai dana tambahan atau afirmasi kepada desa yang miskin, tertinggal, dan terluar. Sehingga desa miskin dapat mengejar ketertinggalannya,” ujar Menteri Eko.

Lebih lanjut Menteri Eko menyampaikan bahwa dana desa hingga saat ini telah mampu menunjukkan hasil terbaiknya dengan telah terbangunnya sarana dan prasarana penunjang aktivitas ekonomi masyarakat, seperti terbangunnya 1.028.225 meter jembatan, jalan desa 158.619 kilometer, pasar desa sebanyak 7.421 unit, kegiatan BUMDes sebanyak 35.145 unit, embung desa sebanyak 3.026 unit, sarana irigasi sebanyak 39.656 unit serta sarana-prasarana penunjang lainnya.

“Bukan itu saja, dana desa juga mampu tersedianya sarana prasarana penunjang kualitas hidup masyarakat desa melalui pembangunan 942.927 unit sarana air bersih, 178.034 unit MCK, 8.028 unit Polindes, 48.694 unit PAUD, 18.477 unit Posyandu, serta drainase 39.920.120 unit maupun sumur bor sebanyak 37.662 unit,” katanya.

Inovasi dan prukades

Dalam kesempatan itu, Menteri Eko juga menyampaikan terkait program inovasi desa dan program produk unggulan kawasan perdesaan (prukades). Untuk program inovasi desa, Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo menilai bahwa Program Inovasi Desa (PID) telah menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan angka kemiskinan di desa-desa yang cukup signifikan.

Saat ini telah terdapat sebanyak 30.000 inovasi desa yang telah dikumpulkan dalam bentuk dokumen tertulis maupun bentuk video yang telah dibagikan agar bisa ditiru oleh desa-desa lainnya sehingga desa-desa itu menjadi lebih berkembang dan maju.

“Kita telah bekerja sama dengan bank dunia dengan membuat progran inovasi desa. Program ini untuk membuat inkubasi untuk merangsang masyarakat desa supaya berinovasi. kita lakukan serentak, kita berikan pelatihan. Dengan program ini cepat membuat desa maju dan berkembang karena kita dokumentasikan agar bisa ditiru oleh desa lainnya,” katanya.

Sementara itu, tambah Mendes PDTT, terkait dengan program prukades itu juga menjadi faktor meningkatnya pertumbuhan desa. Dengan program prukades, Menteri Eko meminta kepada setiap daerah untuk menentukan tiga produk unggulan yang selanjutnya akan dihubungkan ke kementerian terkait, dunia usaha, dan perbankan untuk membantu mengembangkan prukades.

“Dengan model prukades ini, sejumlah Kementerian terkait turut memberikan dukungan bagi para pengusaha maupun perbankan agar menjadi lebih mudah untuk masuk ke desa. Sehingga, pertumbuhan ekonomi di desa akan terus meningkat,” paparnya.

Oleh karena itu, dengan sejumlah program yang ada di pemerintahan pusat, melalui sejumlah kementerian, diperlukan suatu komunikasi yang intens dari pemerintah daerah kepada pemerintah pusat agar sejumlah program yang ada untuk diberikan kepada daerah bisa berjalan dan dilaksanakan dengan baik.

“Di Bengkulu ini saya lihat daerahnya subur, penduduknya cukup banyak dan rajin mungkin diperlukan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonominya dengan komunikasi lebih intens dengan pemerintah pusat agar program-program dari pusat itu bisa lebih banyak diambil oleh Bengkulu tidak diambil daerah-daerah lainnya yang lebih agresif,” katanya. [*]

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 3 November 2018.