Ketika ingin berkomentar di media sosial, jangan sampai menyinggung perasaan sesama pengguna media digital. Oleh karena itu, penting untuk memiliki etika dalam berinteraksi. Kalau kita sudah beretika, hal ini akan memberikan keamanan kepada diri sendiri dan orang lain. Ingat bahwa etika di dunia maya tidak jauh berbeda dengan etika yang ada di dunia nyata, misalnya kita tidak boleh berkata kasar atau memfitnah.
Penting disadari bahwa yang ada di dunia maya itu ada ratusan, bahkan jutaan orang lainnya yang bisa melihat aktivitas yang kita lakukan di media sosial. Kita harus pikirkan juga apakah berita atau informasi yang kita sebar itu akan bermanfaat atau tidak bagi orang lain. Salah satu hal yang perlu kita perhatikan juga adalah tidak melakukan oversharing setelah mendapat berita atau informasi; penting untuk terapkan filter.
Menyikapi hal itu,lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Bijak Bermedia Sosial: Jangan Asal Sebar di Internet”. Webinar yang digelar pada Selasa, 7 September 2021, pukul 13.00-15.30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut, hadir Razi Sabardi (pengamat kebijakan publik digital), Santi Indra Astuti SSos MSi (dosen Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung dan Japelidi), I Komang Sumerta SE MM (dosen FEB Universitas Ngurah Rai dan IAPA), Djaka Dwiandi Purwaningtijasa ST (digital designer dan fotografer), dan Muhammad Youda (content creator dan aktor) selaku narasumber.
Eksis
Dalam pemaparannya, Razi Sabardi menyampaikan informasi penting, “Generasi digital kini ramai-ramai membuat akun di berbagai macam media sosial untuk membuktikan kepada dunia bahwa mereka eksis. Mereka sebagai pengguna media digital juga cenderung selalu mengakses dengan Google atau mesin pencari lainnya sehingga kemampuan belajar mereka jauh lebih cepat karena segala informasi ada di ujung jari mereka.”
”Selain itu, mereka cenderung lebih terbuka dan blak-blakan. Oleh karena itu, penting untuk dapat memahami dan mewaspadai konten yang cenderung bersifat negatif. Salah satunya bisa dengan berinteraksi secara bijak di dunia digital dan membudayakan verifikasi informasi yang kita dapatkan,” ujarnya.
Muhammad Youda selaku narasumber key opinion leader juga menyampaikan bahwa ia merupakan tipe orang yang memiliki tingkat penasaran yang tinggi. Kalau ada konten yang sifatnya clickbait, ia akan langsung mengecek ke sumbernya apakah benar atau tidak. Setelah itu, ia pasti akan menegur kalau ada yang mengirim informasi yang tidak benar, misalnya di grup keluarga.
Menurut dia, baiknya kita melihat yang sifatnya menghibur, jangan selalu melihat yang buruk-buruk. Ia menyampaikan bahwa kita sebagai pengguna media digital harus lebih berwibawa lagi untuk melakukan kegiatan bermedia sosial dan menghindari pembuatan dan penyebaran informasi yang negatif.
Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Adzmi Adzani menyampaikan pertanyaan “Seberapa besar dampak digital transformation sudah mengubah perilaku manusia pada saat pandemi seperti ini?”
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Razi Sabardi, “Selama pandemi ini, kita dipaksa untuk beradaptasi dari konvensional menjadi otomatis. Seperti kita sekolah dan kerja menjadi online, padahal sebelumnya kita hanya melakukannya dengan offline. Namun, kita dipaksa untuk melakukan aktivitas secara online, jadi harus lebih adaptif, inovatif, dan agresif terhadap kesempatan-kesempatan yang ada.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Jakarta Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Selain itu, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan, Anda bisa mengikuti akun Instagram @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.