Kita semua perlu peduli dalam membangun masyarakat yang sehat. Saat ini kita sadar bahwa masyarakat yang sehat tidak hanya dipengaruhi oleh kehidupan sosial di dunia nyata, namun juga oleh situasi di dunia digital. Rendahnya etika digital berpeluang menciptakan ruang digital yang tidak menyenangkan karena terdapat banyak konten negatif.

Mengapa kita harus menjadi warga yang ruang digital? Tentu saja kita harus membuat dunia digital menjadi ruang bersama yang kondusif buat kita semua, dan pengetahuan terhadap cara menggunakan teknologi bisa mempengaruhi nasib kita atau nasib orang lain. Jika kita berperilaku dan memanfaatkan teknologi dengan baik, maka teknologi bisa membantu kesejahteraan manusia.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Bijak Bermedia Sosial: Jangan Asal Sebar di Internet”. Webinar yang digelar pada Senin (4/10/2021), pukul 09:00-11:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Anang Dwi Santoso, S.I.P., M.P.A. (Dosen Universitas Sriwijaya & IAPA), Mario Antonius Birowo, Ph.D. (Staf Pengajar Universitas Atma Jaya Yogyakarta & Japelidi), Ridwan Muzir (Peneliti & Pengasuh tarbiyahislamiyah.id), Adetya Ilham (Kaizen Room), dan Fadhil Achyari (2nd Runner Up The New L-Men of The Year) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Ridwan Muzir menyampaikan, “Transformasi digital menekankan pada penggunaan teknologi digital untuk menciptakan hal baru atau memodifikasi hal lama sehingga berdampak pada berbagai aspek kehidupan. Internet adalah teknologi; secanggih apapun teknologi hakikatnya tetap sebagai alat dan sarana, sama dengan cangkul atau pisau dapur, yang tujuannya memudahkan manusia. Walau canggih, hal yang namanya teknologi bisa mencelakai kita bila tidak ditempatkan pada tempatnya kalau tidak ditimbang baik buruknya. Walau ada kecerdasan buatan, sadari bahwa yang membuat atau memanfaatkan tetap manusia, sehingga kita perlu memiliki literasi digital dalam mengoperasikannya secara baik.”

Fadhil Achyari selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa ruang digital semakin berkembang, dan ada pun dampak negatif dari perkembangan ini, seperti banyaknya informasi yang beredar dengan sumber informasi yang tidak valid. Jangan sampai pengguna media digital bersikap tidak mau tahu terhadap  beredarnya informasi yang tidak valid atau hoaks. Ketika menemukan ketidakbenaran, kita harus mengambil langkah untuk hentikan peredaran informasi tersebut agar nantinya tidak ada orang yang melanjutkannya.  Kalau berada di ruang digital apa yang kita tulis akan menjadi jejak digital; jangan sampai amarah kita merugikan diri sendiri.

Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Nur In menyampaikan pertanyaan, “Skill berkaitan dengan berbagai kemampuan, inovasi serta kemauan dalam belajar memaksimalkan penggunaan teknologi digital. Sedangkan habit berkaitan dengan tradisi dan motivasi dalam mengelola waktu, sementara mindset berkaitan dengan fokus positive thinking dan positive action dalam menciptakan produktivitas di era digital. Pertanyaan saya, apakah kecakapan digital menjadi modal penting bagi individu atau masyarakat agar dapat hidup produktif di era digital dan bagaimana cara memanfaatkan penggunaan digital dalam mengembangkan skill, habit dan mindset?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Anang Dwi Santoso, S.I.P., M.P.A. “Ketika menemukan konten negatif, hal ini banyak berkaitan dengan skill. Banyak peluang yang bisa digunakan, seperti bisa mengikuti Youtube training yang tersedia, baik yang gratis maupun juga berbayar. Pahami apa yang kita ingin belajar; belajar untuk menghindari konten negatif berkaitan dengan habit kebiasaan, mulai dari diri sendiri sebelum mengarahkan lebih luas lagi. Untuk mindset memerlukan waktu; skills dan habit harus diasah dan dilakukan terus menerus agar dapat tertanam secara bertahap.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.