Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar perserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagmaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pada masa pandemi ini, tidak dapat dimungkiri, kita sangat tergantung pada teknologi untuk memperlancar kegiatan belajar-mengajar yang cukup dibatasi. Walau begitu, kita harus ingat bahwa teknologi yang ada bukan untuk mengeliminasi manusia tapi untuk membantu dan memperkuat kekurangan manusia.
Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Adaptasi Pembelajaran di Masa Pandemi”. Webinar yang digelar pada Kamis (26/8/2021) pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Panji Gentura (Project Manager PT WestmooreTech Indonesia), Razi Sabardi (Pengamat Kebijakan Publik Digital), Dr. Rusdiyanta, S.I.P., S.E., M.Si. (Dekan FISIP Universitas Budi Luhur), Djaka Dwiandi Purwaningtijasa, S.T. (Digital Designer & Photographer), dan drg. Stephanie Cecilia, M.I.Kom. (Influencer) selaku narasumber.
Kecerdasan dan etika
Dalam pemaparannya, Dr. Rusdiyanta, S.I.P., S.E., M.Si. menyampaikan, “Kecerdasan dan etika adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Kecerdasan tanpa dilandasi etika akan digunakan untuk menindas, menipu dan merugikan pihak lain. Beretika tanpa kecerdasan akan menjadi sasaran penindasan, penipuan dan kejahatan pihak lain.”
Rusdiyanta menjelaskan, jenis perundungan yang bisa dilakukan oleh pengguna media digital bila tidak menerapkan etika dalam bermedia digital, yaitu cyberbullying. Bentuknya pun ada macam-macam seperti video intimidasi, dan pencemaran nama baik lewat internet. Saat ini, Instagram merupakan platform di mana orang paling banyak melakukan cyberbullying.
“Tips untuk mejaga anak agar lebih aman saat berinternet adalah dengan berkomunikasi secara terbuka dengannya, temani saat mengakses internet, dan ajarkan untuk tetap berperilaku baik di dunia maya. Jangan lupa untuk selalu dorong anak untuk melaporkan bila melihat atau mengalami masalah di internet,” paparnya.
Stephanie Cecilia, M.I.Kom. selaku narasumber Key Opinion Leader menyampaikan, selama pandemi ini kegiatan kita sangat terbatas, sosialisasi kurang, dan komunikasi pun sering sekali salah paham. Kita juga gampang sekali terbawa berita-berita negatif yang ada di media. Dengan adanya pandemi, semua kegiatan lebih sering di dunia online, dan hal ini menunjukkan bahwa penting sekali kita untuk bijak berdunia digital.
Kita bisa akses semua yang ada di dunia digital, tetapi masalahnya adalah apakah kita bertanggung jawab dengan segala informasi yang kita temukan tersebut? Kita tidak hanyak dituntut untuk pintar secara digital tetapi juga bertanggung jawab. Adanya misinformasi bisa kita tanggapi dengan memberikan sosialisasi dan informasi dari sumber-sumber yang tepercaya.
Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Brian Hamid menyampaikan pertanyaan, “Dengan adanya pandemi, pembelajaran online apakah efektif? Adakah cara yang menarik untuk para pelajar di Indonesia agar semangat belajar dalam kondisi pandemi seperti ini?”
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Dr. Rusdiyanta, S.I.P., S.E., M.Si. “Sebenarnya ini pilihan yang sulit. Satu-satunya cara untuk berinteraksi dalam pandemi ini yaitu dengan membatasi sosialisasi. Untuk itu kita harus memberikan platform yang tepat, media yang tepat, serta konten yang menarik sehingga siswa tidak bosan. Tanamkan budaya digital yang mungkin akan menarik siswa untuk lebih mapan dalam berinternet. Jangan lupa bahwa pendekatan spiritual seperti doa dari orang tua juga dapat mendukung kelancaran kegiatan belajar online ini.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.