Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus menggenjot upaya integrasi antarmoda transportasi agar transportasi di Ibu Kota semakin aman dan nyaman sehingga masyarakat mau beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum.

Salah satu indikator paling sederhana agar sebuah kota disebut maju atau modern adalah ketika masyarakatnya menggunakan kendaraan umum untuk kegiatan sehari-hari.

Hal tersebut dikatakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan beberapa waktu lalu. “Itu sebabnya kita genjot betul transformasinya dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum. Satu kata kunci: integrasi. Di kota modern dan global, transportasinya pasti terintegrasi. Naik kendaraan dari mana saja, bisa berpindah ke mana saja, bisa antarmoda,” ungkapnya.

Terkait integrasi transportasi, Anies menjelaskan, sejak ada JakLingko (sistem terintegrasi antarmoda di DKI Jakarta), pengguna kendaraan umum meningkat tiga kali lipat dibandingkan 2016. Hal ini karena kendaraan umum, seperti angkutan kota (angkot) yang disebut Mikrotrans, kini memiliki jangkauan lebih luas serta tidak perlu ngetem. Ditambah lagi dengan kenyamanan yang meningkat, berkat sejumlah Mikrotrans sudah dilengkapi dengan AC.

Selain itu, pengoperasian 30 bus listrik Transjakarta sejak 4 Maret 2022, menambah kenyamanan berkendaraan umum di Ibu Kota. Di samping menekan polusi udara, bus listrik ini pun bebas polusi suara.

Tarif integrasi

Mulai 11 Agustus 2022, pengguna transportasi publik di Ibu Kota dapat menikmati tarif integrasi antarmoda transportasi. Implementasi tarif integrasi ini merupakan penugasan yang diamanahkan oleh Pemprov DKI Jakarta agar masyarakat kian tergerak menggunakan transportasi umum.

Penerapan tarif integrasi ini semakin optimal berkat aplikasi JakLingko. Dengan aplikasi ini, pengguna dapat meng-input lokasi tujuan dan memilih rekomendasi rute sesuai tujuan. Ongkos tarif yang telah disesuaikan maksimal Rp 10.000 jika menggunakan lebih dari satu moda transportasi. Namun, apabila pengguna hanya menggunakan satu moda, tarif yang berlaku akan sama dengan yang berlaku pada masing-masing operator.

Selain dengan Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, PT JakLingko Indonesia juga bersinergi secara intensif dengan tiga BUMD transportasi DKI selaku operator yang juga mengimplementasikan tarif integrasi, yaitu PT Transjakarta, PT MRT Jakarta (Perseroda), dan PT LRT Jakarta.

Pengamat transportasi dan tata kota Universitas Trisakti Yayat Supriatna menilai, kerja sama business to business antar-pemangku kepentingan memiliki andil besar terhadap upaya integrasi antarmoda transportasi. Langkah ini dimaksudkan agar tidak ada sekat yang bisa menghambat orang untuk menggunakan moda transportasi publik.

Penataan kawasan stasiun

Pemprov DKI Jakarta Genjot Upaya Integrasi Antarmoda Transportasi

Penataan kawasan stasiun juga merupakan salah satu program Pemprov DKI Jakarta dalam mendukung moda transportasi publik. Upaya ini ditujukan agar semua aktivitas yang dijalankan di stasiun, baik saat pengguna mengunjungi stasiun, pergi menggunakan transportasi publik, maupun tiba di stasiun tujuan, semakin aman dan nyaman.

Dalam rangka meningkatkan kenyamanan pengguna angkutan umum, Pemprov DKI Jakarta bersama Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merevitalisasi sejumlah kawasan stasiun KRL Commuterline. Proyek ini dikerjakan oleh perusahaan patungan (joint venture) antara PT MRT Jakarta (perseroda) dan PT KAI (persero), yaitu PT Moda Integrasi Jabodetabek (MITJ).

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, pada tahap keempat ini, ada tujuh kawasan stasiun yang akan direvitalisasi, yaitu Cikini, Pasar Minggu, Duren Kalibata, Karet, Klender, Grogol, dan Gambir.

Sementara itu, delapan kawasan stasiun telah selesai direvitalisasi sejak 2020, yakni Tanah Abang, Sudirman, Senen, Juanda, Tebet, Palmerah, Manggarai, serta Gondangdia. “Jakarta sebagai Ibu Kota tentu harus memperhatikan sarana moda transportasi publiknya, termasuk tempat yang menjadi titik temu antara penumpang dan modanya, yaitu kawasan stasiun,” ujar Syafrin.

Penataan kawasan stasiun yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta meliputi penataan tempat pejalan kaki, merapikan lokasi pedagang kaki lima, penataan tempat berhenti angkutan umum, serta menata lahan sekitar stasiun untuk dapat dimanfaatkan secara optimal.

Syafrin menegaskan, upaya-upaya tersebut sudah dilakukan Pemprov DKI Jakarta sebagai bagian menata transportasi publik. “Banyak perkembangan yang membuat moda transportasi publik di kawasan stasiun semakin aman serta nyaman saat digunakan oleh warga Jakarta dan sekitarnya,” ujarnya.

Complete street penataan trotoar

Pemprov DKI Jakarta Genjot Upaya Integrasi Antarmoda Transportasi

Pemprov DKI juga melakukan penataan trotoar dengan menerapkan konsep Complete Street dan pembagian ruang jalan. Langkah ini diharapkan dapat memastikan adanya ruang untuk pejalan kaki dan pesepeda, menambah ruang untuk transportasi umum dan fasilitas pendukung, menyediakan ruang untuk kendaraan pribadi, serta sisa ruang dapat dipergunakan untuk parkir on-street.

Pada 2022 ini, Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta menata trotoar dengan konsep Complete Street di Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat yang dibagi menjadi tiga kawasan. Kawasan pertama adalah Kebayoran Baru yang terdiri atas Jalan Pattimura (2.970 meter), Jalan Sultan Hasanudin (970 meter), Jalan Cikajang (985 meter), Jalan Gunawarman (680 meter), dan Jalan Trunojoyo (1.355 meter). Kawasan kedua adalah Pecenongan yang meliputi Jalan Juanda (1.000 meter) dan Jalan Pecenongan (1.100 meter). Kawasan ketiga yakni Jalan Proklamasi (2.540 meter) dan Jalan Penataran (1.000 meter).

Sementara itu, pengerjaan Skywalk Kebayoran Lama mencapai 30 persen dan Skywalk Simpang Temu Lebak Bulus Poins Square 35 persen. Ini juga merupakan wujud nyata Pemprov DKI dalam mendukung integrasi antarmoda transportasi.

Adriansyah Yasin Sulaeman dari Forum Diskusi Transportasi Jakarta menilai, keberadaan Skywalk Kebayoran Lama penting karena menghubungkan angkutan massa berbasis bus dengan KRL Jabodetabek yang berbasis rel.

Begitu pula dengan Skywalk Simpang Temu Lebak Bulus Poins Square. Menurut Adriansyah, jalur pejalan kaki layang ini dapat menghidupkan kawasan di sekitarnya. Namun, ia juga menekankan agar integrasi dengan Transjakarta dapat lebih dimaksimalkan.

Jalur sepeda

Pemprov DKI Jakarta Genjot Upaya Integrasi Antarmoda Transportasi

Pemprov DKI Jakarta pun menyediakan jalur khusus sepeda untuk meningkatkan kenyamanan masyarakat, khususnya pengguna sepeda, sekaligus mewujudkan kota ramah lingkungan.  Upaya ini sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 128 Tahun 2019 tentang Penyediaan Lajur Sepeda mengenai jalur-jalur, marka, rambu dan perlengkapan sepeda.

Pada 2022, Pemprov DKI Jakarta menambah sepanjang 195,6 kilometer jalur sepeda di 20 lokasi, setelah sebelumnya membangun sepanjang 103,5 kilometer jalur sepeda. Pembangunan ini sejalan dengan pengguna sepeda yang meningkat 1.000 persen sejak pandemi Covid-19. Mereka bersepeda, baik untuk bekerja, olahraga, rekreasi, maupun kegiatan sehari-hari lainnya.

Raih STA 2021

Beragam upaya yang telah dilakukan Pemprov DKI Jakarta telah membuahkan hasil, di antaranya dengan meraih penghargaan dunia, Sustainable Transport Award (STA) 2021. DKI Jakarta merupakan kota pertama di Asia Tenggara yang meraih penghargaan ini.

Penghargaan transportasi berkelanjutan tersebut diraih berkat berbagai program integrasi antarmoda transportasi publik. Selain bangga, Anies mengatakan, pihaknya terus berkomitmen mengupayakan sistem transportasi berkelanjutan demi kenyamanan masyarakat dalam mobilitasnya sehari-hari.

STA merupakan ajang penghargaan tahunan yang menilai perbaikan mobilitas dan inovasi perbaikan sistem transportasi kota. Penilaian berdasarkan visi, konsep, dan eksekusi yang dijalankan dalam mengembangkan sistem transportasi. Juri yang memberikan penilaian terdiri atas sejumlah lembaga internasional, seperti Institute for Transportation and Development Policy (ITDP), Bank Dunia, dan International Council for Local Environmental Initiatives (ICLEI).