Sebagai bentuk upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19, Badan Intelijen Negara (BIN) bersama gugus tugas dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan 4 mobil laboratorium Covid-19 dengan kapasitas uji sampel mencapai 1.248 sampel per hari.
Peluncuran mobil laboratorium ini dimaksudkan untuk bisa menjangkau ke sejumlah daerah di Jakarta dan sekitarnya, terutama di daerah rawan. Mobil laboratorium Covid-19 ini sudah meluncur ke masyarakat pada Rabu (6/5) di Stasiun Dukuh Atas, Jakarta. Pada hari pertama ini, dari 509 peserta rapid test ada 4 orang yang positif Covid-19.
Keberadaan mobil lab ini jelas sangat membantu pemerintah untuk menyisir lebih dalam penetrasi Covid-19 di masyarakat. Hal ini dimungkinkan karena mobil lab ini telah memenuhi standar laboratorium bio safety level 2 atau BSL-2. Ini berarti mobil ini bisa melakukan uji bio molekuler melalui tes swab dengan sistem Polymerase Chain Reaction (PCR).
Seperti diketahui, tes PCR memang digunakan untuk mendeteksi positif atau tidaknya Covid-19 pada seseorang. Tes PCR memang mengutamakan orang dalam pantauan (ODP), pasien dalam pemantauan (PDP), dan orang yang positif Covid-19. Setelah tes PCR, kemudian akan dilakukan rapid test.
Kelengkapan fungsi
Lebih dalam untuk diketahui, mobil lab ini juga sangat lengkap fasilitasnya. Di dalamnya ada bio safety cabinet (BSC), lemari pengaman mikrobiologis. Selain itu ada juga Cryocube F101h, freezer beperforma tinggi untuk menyimpan sampe atau bahan kimia untuk dianalisis; Thermomixer C untuk memurnikan plasmid, RNA, atau DNA; dan Rotor Gene Q yang juga dikenal sebagai real time PCR System dengan kapasitas tampung hingga 72 tabung; serta Genesis Q32 RT PCR.
Tidak hanya itu, ada juga Centrifuge 5424 R, sebuah aplikasi penelitian berkapasitas hingga empat tabung dan Micropipet yang digunakan untuk mengukur volume dan memindahkan cairan atau sampel.
Selain meluncurkan mobil laboratorium, BIN juga memiliki alat pendukung lainnya yaitu smart helmet yaitu helm thermal KC Wearable N901. Helm ini berfungsi sebagai rapid screening untuk membantu mengendalikan epidemi. Alat ini memiliki teknologi canggih, seperti termal inframerah yang mampu mengukur suhu tubuh secara akurat dan mendeteksi demam tanpa kontak langsung. Penggunaan helm termal ini diharapkan mampu membantu memutus mata rantai penyebaran Covid-19. [*]