Ruang digital adalah wujud praktik, produk, dan perspektif budaya kita. Kita harus optimistis melihat bahwa teknologi memberi manfaat besar bagi warga dalam meningkatkan kualitas hidup, khususnya dalam aspek pendidikan dan belajar-mengajar di era pandemi ini.
Kita mau tidak mau harus menerima perubahan digitalisasi yang terjadi dan jangan sampai ketinggalan zaman. Perkembangan teknologi dan adanya digitalisasi dapat mendukung dalam hal memberikan edukasi, berkolaborasi, dan terus beradaptasi di masa yang serba dibatasi ini.
Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Menjadi Pendidik Cerdas dan Cakap Digital”. Webinar yang digelar pada Kamis, 12 Agustus 2021 pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Aina Masrurin (Media Planner Ceritasantri.id), Dr Leviane JH Lotulung SSos MIKom (Dosen Fisipol Universitas Sam Ratulangi dan Japelidi), Ismita Saputri (Kaizen Room), Novi Widyaningrum SIP MA (Peneliti Center for Population and Policy Studies UGM dan IAPA), dan Dr Endy Agustian ST MEng (Winner Putera Indonesia 2020) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Aina Masrurin menyampaikan informasi, tantangannya saat pandemi ini mengubah gaya hidup dan perilaku keseharian, terutama offline menjadi online. Hal itu menuntut kesiapan mental bagi siswa, guru, orangtua, dan kepala sekolah agar pembelajaran menjadi efektif. Sebagai seorang pendidik, harus cakap digital agar bisa mempermudah pekerjaan dan pembelajaran bagi para peserta didiknya.
Ia menambahkan, menjadi sebuah tantangan bagi seorang pendidik untuk memenuhi kebutuhan siswanya dalam belajar. Mereka harus menyadari bahwa sudah tidak perlu lagi bergantung pada materi yang sudah dibahas, karena banyak sudut belajar yang sudah terbuka di internet. Hal tersebut menantang pendidik untuk memiliki kemampuan critical thinking dan memiliki solusinya agar peserta didik bisa mengidentifikasi materi yang disampaikan.
“Para pendidik dapat memanfaatkan berbagai aplikasi online yang gratis dalam membuat soal dan kuis, dan juga untuk membangun kreativitas dan sikap inovatif anak dalam menggunakan media sosial secara baik dan benar,” ujar Aina.
Endy Agustian selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa kita harus cepat beradaptasi dalam situasi dan kondisi seperti sekarang ini. Dengan adanya teknologi yang semakin maju, akan menjadi lebih mudah untuk meng-influence (memberi pengaruh baik). Salah satu permasalahan yang dihadapi saat ini, khususnya terkait kualitas pendidikan, adalah mengenai indikator seperti diadakan literasi pendidikan dan membaca.
Ia mengatakan, literasi digital juga dibutuhkan untuk mendukung kualitas pendidikan. Budaya literasi itu sangat penting dan harus ditanamkan di dalam diri kita. Menjadi tauladan mendorong diri kita agar menjadi lebih baik, dan di era yang semakin maju, diri kita juga harus menjadi maju.
Salah satu peserta bernama Reviana Handayani menyampaikan. dalam pembelajaran daring, peserta didik mulai dapat menggunakan akses internet dengan bebas, termasuk dari mereka yang di bawah umur (SD dan SMP). Secara tidak langsung ini adalah faktor yang membentuk karakter peserta didik dalam dunia digital, dengan kasus tersebut bisa menyebabkan adanya cyberbullying dan etika serta kecakapan digital di masyarakat menurun.
“Bagaimana strategi yang tepat agar anak-anak mampu memahami batas-batas mereka dalam pengaplikasikan internet dan membuat mereka paham apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan?” tanyanya.
Ismita Saputri menjawab, “Di sinilah penting untuk menerapkan komunikasi terbuka kepada anak, baik antara anak dan orangtua maupun anak terhadap guru. Beritahu pada anak dengan baik bahwa ruang digital berkaitan dengan jejak digital yang tidak dapat dihilangkan, dan sangat terkait dengan segala sesuatu yang kita tulis, lihat, dan bagikan di ruang digital. Juga penting untuk selalu menjadi sahabat kepada anak-anak agar mereka pun bisa lebih terbuka dengan berkomunikasi dengan kita.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]