Dalam memahami literasi digital di Indonesia, kita harus bersikap selalu positif melalui konten-konten yang diterima dan disebar. Literasi digital perlu dibiasakan menjadi bagian kehidupan masyarakat Indonesia. Kita harus membiasakan berpikir kritis, adaptif dan berorientasi pada kemajuan.
Kita juga harus paham dan mampu akan menyeimbangkan hak dan tanggung jawab di dunia digital. Salah satu langkah yang dapat kita terapkan adalah berhenti memikirkan produk teknologi apa yang kita gunakan dan lebih berorientasi pada apa yang bisa kamu lakukan dengan teknologi tersebut.
Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Memahami Arti Literasi di Era Digital”. Webinar yang digelar pada Selasa (13/7/2021) pukul 13:00-15:30 diikuti oleh ratusan peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Septyanto Galan Prakoso, S.I.P., M.Sc. (Dosen HI UNS & IAPA), Dra. Labibah Zain, M.LIS. (Presiden Asosiasi Perpustakaan Perguruan Tinggi Agama Islam/APPTIS), Abdul Rohim (Redaktur Langgar.co), Erfan Ariyaputra, S.Psi. (Training & Development Expert), dan Ranny Rach (Presenter & Abang None Jakarta Selatan 2016) selaku narasumber.
Literasi digital
Dalam pemaparannya, Dra. Labibah Zain, M.LIS. menyampaikan, “Literasi bukan hanya membaca dan menulis namun kemampuan yang berlipat oleh kemampuan-kemampuan yang sudah dikuasai untuk menguasai kemampuan baru. Dimulai dari membaca dan menulis kita bisa menjadi paham; dari memahami akan banyaknya informasi kita semakin kritis; dari mengritisi kita bisa berpikir sedimikian rupa untuk bisa serap nilai untuk bisa memecahkan masalah; setelah menyerap kita muncul sebagai sosok yang bijak dan bertahan hidup di dunia ini.”
Labibah menambahkan, di dunia literasi, kita diberi pilihan untuk bisa menjadi bahagia atau menderita, dengan kita sendiri yang menentukannya dalam memahami nilai etis. Dengan menjadi sosok yang terliterasi di dunia digital, kita tidak akan mudah tertipu, dan sebagai warga kita bisa mengetahui keadaan sekitar sehingga tidak mudah diadu domba.
“Dalam pendidikan pun kita dapat lebih berilmu dan memiliki kemampuan untuk berpikir kritis, serta di dunia kerja kita bisa mengerjakan apa yang ditugaskan dan berpikir lebih kreatif. Dalam dunia kesehatan, mental kita juga akan terjaga dari konten-konten negatif yang tersebar di internet,” paparnya.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Timur. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.