Dunia media digital memiliki karakteristik yang berbeda, terutama dari segi semua bersifat borderless dan tidak ada sekat-sekatnya. Bayangkan saja, dengan satu klik sudah bisa ke manapun di dunia digital.

Hal ini mengakibatkan interaksi bisa semakin meluas dan melibatkan lebih banyak manusia untuk saling berinteraksi. Walau begitu, tetap harus memperhatikan bagaimana kita berinteraksi dan memperlakukan sesama di ranah online, dan tetap harus memahami etika yang berlaku.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Indonesia Makin Cakap Digital”. Webinar yang digelar pada Selasa (13/7/2021) pukul 09:00-11:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Novi Widyaningrum, S.I.P., M.A. (Researcher Center for Population and Policy Studies UGM), Dr. Nyoman Diah Utari Dewi, A.Par., M.A.P. (Dosen MAP Universitas Ngurah Rai & IAPA), Aidil Wicaksono (Kaizen Room), Prisa Kandora (Kaizen Room), dan Brigita Ferlina (Influencer) selaku narasumber.

Budaya

Dalam pemaparannya, Dr. Nyoman Diah Utari Dewi, A.Par., M.A.P. menyampaikan, “Budaya yaitu gagasan dan rasa. Terkait itu, kita harus menyadari bahwa kita sangat beragam dan harus saling menghargai dengan keberagaman. Salah satu contoh menghargai keberagaman dengan baik adalah dengan kemampuan kita untuk menangkap pesan orang lain, dan juga kemampuan untuk menduplikasi dari sebuah konten budaya.”

Dalam ranah digital, lanjut Nyoman, menjadi penting juga untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berbagi konten dan informasi yang positif dan saling mendukung, bukan menjatuhkan. “Partisipasi budaya di ruang digital sangat diperlukan, karena dapat berujung pada kolaborasi yang bermanfaat. Dalam hal ini, media sosial menjadi platform yang sangat baik karena memberikan peluang untuk menayangkan berbagai konten budaya dalam bentuk audio-visual.”

Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Mikaila menyampaikan pertanyaan “Bagaimana cara kita membuat suatu konten yang tidak menghilangkan rasa toleransi dan nilai-nilai Pancasila yang menyenangkan sehingga orang tertarik untuk melihatnya?”

Pertanyaan tersebut dijawab dengan lugas oleh Aidil Wicaksono. “Di saat pandemi seperti, menjadi suatu konten positif dan kabar gembira untuk berbagi kabar mengenai berapa banyak orang yang sembuh. Hal ini menunjukkan bahwa kita sebaiknya memberikan konten-konten baik yang bisa menumbuhkan empati dan simpati agar tetap peduli terhadap sesama.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.