Komunikasi media massa berjalan dua arah sehingga menjadi penting juga bagi kita untuk mengetahui beberapa macam aplikasi yang menunjang komunikasi. Ada Facebook, Instagram, Twitter, TikTok, LinkedIn, Spotify untuk mendengarkan lagu atau podcast. Ada juga YouTube untuk yang suka menikmati konten berbentuk video, dan masih banyak lagi.

Namun perlu diingat bahwa penggunaannya tidak sembarangan, dan harus menerapkan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Terapkan juga digital ethics agar pengguna media digital mengetahui etika dalam berinternet, hingga digital safety untuk menjaga keamanan digitalnya.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Tren Aplikasi Dunia Digital”. Webinar yang digelar pada Rabu, 13 Oktober 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Bondan Wicaksono (Akademisi dan Penggiat Masyarakat Digital), Ismita Putri (CEO Kaizen Room), Alfan Gunawan (Praktisi Komunikasi dan Senior Consultant Opal Communication), Ari Ujianto (Penggiat Advokasi Sosial), dan Gina Sinaga (Public Speaker dan Founder @wellness_worthy) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Ridwan Muzir menyampaikan bahwa menurut data yang dilansir oleh Hootsuite per Januari 2021, total penduduk Indonesia mencapai 274,9 juta jiwa dengan total pengguna internet Indonesia menyentuh 202,6 juta, meningkat sebesar 73,7 persen. Sehingga, tidak heran jika jumlah pemakai aktif media sosial di Indonesia mencapai 170 juta pengguna.

“Melihat realitas pengguna internet di Indonesia tergolong masif, maka menjadi sangat penting bagi kita untuk mencerminkan budaya digital yang sejalan dengan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika ketika kita berada di ruang digital, baik dalam bentuk konten yang kita posting maupun berinteraksi dengan sesama melalui kolom komentar, pesan pribadi, dan lain sebagainya. Penerapan dan pemerataan wawasan mengenai budaya digital sangat diperlukan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang pancasilais dan mengimplementasikan Bhinneka Tunggal Ika.”

Gina Sinaga selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa kita harus mengetahui interest kita di bidang yang ingin dikuasai, apa yang ingin kita dalami lagi, dan media sosial apa yang akan menjadi tempat kita untuk mengaplikasikan atau melanjutkan showcasing segala potensi yang kita miliki.

Ada banyak platform dalam dunia digital dan kita tidak harus mengikuti semuanya, karena manusia bisa kewalahan. Selain itu, aktivitas kita tidak sebatas hanya di dunia digital saja. Kita juga mempunyai dunia asli. Tantangan itu pasti akan selalu ada kalau kita hidup di dunia nyata ataupun dunia maya.

Kita harus bisa atasi dengan setiap tantangan yang selalu ada. Sebaiknya kita jangan sampai terprovokasi dan harus tetap fokus dan melihat berita dari segala arah. Tentunya kita bisa menyikapi setiap isu di media sosial dengan bijak lagi.

Salah satu peserta bernama Winantri menyampaikan, “Bagaimana agar selalu konsisten untuk melakukan learn-unlearn-relearn agar selalu bisa menghadapi semua perubahan yang terjadi agar kita bisa menghadapi tantangan budaya bermedia digital? Apalagi saat ini para milenial menjadi salah satu pilar yang sangat menjunjung budaya luar yang bahkan tidak cocok dengan budaya Indonesia sendiri.”

Alfan Gunawan menjawab, pilihannya ada dua, antara meninggalkan proses adaptasi itu dan bersikap acuh tak acuh terhadap perubahan teknologi; atau kita mengikuti perubahan teknologi. Sebenarnya mau tidak mau kita juga harus mengikuti apa yang dilakukan anak-anak kita di dunia digital, minimal terhadap cara penggunaan aplikasi kemudian fitur-fiturnya.

“Proses learn-unlearn-relearn ini sangat penting kita lakukan di saat seperti sekarang, terutama bagi yang sudah memiliki keluarga, kemudian bertanggung jawab kepada anak-anak kita dalam bentuk usaha lebih untuk tahu dan belajar literasi digital,” jawabnya.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Utara. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]