Penggunaan teknologi pada pendidikan menjadikannya solusi untuk membuat edukasi semakin lebih efektif dan menarik serta mendorong adanya interaksi di lingkungan sekolah. Untuk memaksimalkan penggunaan teknologi secara produktif dan seoptimal mungkin; anak, orangtua, dan pendidik dapat menggunakan berbagai aplikasi dan situs yang tersedia dari ruang digital.

Selain dampak teknologi terhadap anak yang positif itu, orangtua pun harus mewaspadai risiko kecanduan gadget. Hal ini menyebabkan tidak adanya kemampuan mengontrol, berdampak pada psikis atau sosial anak, serta berkurangnya keterampilan interpersonal anak.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Dampak Teknologi Terhadap Perkembangan Anak”. Webinar yang digelar pada Selasa, 30 November 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Dewi Rahmawati (Product Manager Localin), Bambang Pujiyono (Dosen Fisip Universitas Budi Luhur Jakarta), AA Subandoyo (Klipaa.com), Andika Renda Pribadi (Praktisi Pendidikan), dan Reni Risty (Presenter Cahaya Pagi Trans7) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Supriyanto menyampaikan bahwa pengguna internet saat ini dapat dikatakan sebagai bagian dari masyarakat digital yang memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam menggunakan teknologi. Faktanya, durasi rata-rata penggunaan ruang digital hampir mencapai 8 jam, yang akan bertambah dengan aktivitas daring saat ini.

Selain itu, terdapat ancaman risiko terpaparnya konten-konten negatif dan hoaks yang masih banyak tersebar di ruang digital. Anak-anak dalam menggunakan ruang digital harus berdasarkan tujuan positif untuk mengembangkan kemampuan dan wawasan mereka.

“Orangtua pun harus menjadi role model bagi anak dalam menggunakan teknologi dan ruang digital, dekat dengan ruang digital (keep up to date), mendukung kreativitas dan produktivitas untuk mengisi ruang publik yang positif, siap mendampingi anak-anak untuk belajar berinteraksi di ruang digital, dan siap mendiskusikan sebelum sharing dan uploading informasi ke ruang digital,” jelasnya.

Reni Risty selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa ruang digital bukan hanya milik orang dewasa tapi juga anak-anak yang menggunakannya secara sadar maupun tidak sadar. Orangtua harus mengimbangi kecerdasan dan kecakapan anak-anak dalam menggunakan ruang digital dan teknologi. Jangan mau anak-anak terkontrol oleh teknologi yang berdampak pada orang tuanya, tapi orangtua juga harus memberikan pemahaman bagaimana mengambil alih kendali dalam penggunaan teknologi.

Jangan membatasi ruang digital, tapi batasi lama penggunaannya. Harus selalu ada pendampingan orangtua atas segala aktivitas dan aplikasi yang digunakan oleh anak. Orangtua jangan sampai gaptek dan tidak tahu atas apa saja yang diperbuat anak, sehingga pentingnya untuk mau dan tidak malu untuk terus belajar bagi orangtua.

Salah satu peserta bernama Sarnia Al-Farah menyampaikan, “Untuk saat ini di kalangan remaja adalah masa untuk memulai mengenal jati diri dan terkadang belajar menjadi mood atau tidak mood. Bagaimana cara yang perlu dilakukan guru dan orangtua untuk membangun semangat anak dalam belajar dan membantu anak untuk menemukan jati diri mereka supaya tidak kehilangan arah karena teknologi digital saat ini?”

Dewi Rahmawati menjawab, berdasarkan pengalaman diri sendiri terhadap anaknya yang masih SD, bisa melalui minatnya dalam menggambar membuat animasi pendek. “Lalu, saya bantu buatkan channel Youtube untuk bisa membagikan karyanya ke khalayak umum. Saya juga turut berkomunikasi dengan gurunya untuk mengikutsertakan anak ketika ada kesempatan untuk berlomba dalam bidang bergambar. Pentingnya komunikasi kepada anak, dengan menanyakan minatnya dan keluh kesahnya sehari-hari.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Timur. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]