Cybercrime adalah segala aktivitas ilegal yang digunakan pelaku kejahatan dengan menggunakan teknologi sistem informasi jaringan komputer yang secara langsung menyerang teknologi sistem informasi dari korban. Namun secara lebih luas, kejahatan cyber bisa juga diartikan sebagai segala tindak ilegal yang didukung dengan teknologi komputer.

Kejahatan online menyangkut data atau informasi komputer, software atau program komputer, pemakaian fasilitas komputer tanpa wewenang, untuk kepentingan yang tidak sesuai tujuan pengelolaan atau operasinya, tindakan-tindakan yang mengganggu operasi komputer, tindakan merusak peralatan komputer atau peralatan yang berhubungan dengan komputer atau sarana penunjangnya.

Terkait itu, masyarakat membentuk budaya terbukti dengan adanya teknologi informasi, dan teknologi memengaruhi kebiasaan masyarakat untuk beradaptasi dengan zaman dan membentuk budaya baru. Dalam konteks ini bagaimana mengamankan diri dari segala bentuk cybercrime yang muncul akibat penggunaan teknologi.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Keamanan Berinternet: Mencegah Penipuan di Ranah Daring”. Webinar yang digelar pada Rabu, 6 Oktober 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Aidil Wicaksono (Founder Kaizen Room), Dr Rusdiyanta SIP SE MSi (Dekan FISIP Universitas Budi Luhur), Alviko Ibnugroho SE MM (Financologist, Motivator Keuangan dan Kejiwaan Keluarga, IAPA), Misbachul Munir (Enterpreneur dan Fasilitator UMKM Desa), dan Astira Vern (Miss Eco International 1st RU 2018) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Aidil Wicaksono menyampaikan bahwa penipuan online berada di posisi pertama setelah penyebaran konten provokatif (SARA dan hoaks) yang paling banyak dilaporkan. Terkait dengan itu, agar kita tidak terjebak, penting untuk memiliki kompetensi literasi digital yaitu akses, seleksi, paham, dan analisis.

Digital skill adalah kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan peranti lunak teknologi informasi dan komunikasi serta sistem operasi digital. Nilai utama dunia digital yaitu kreativitas, kolaborasi, dan kritis sehingga kita sebagai pengguna media digital harus mampu meningkatkan jumlah ide atau solusi, menyusun lebih banyak solusi kreatif, memperbaiki kualitas dari ide atau solusi, serta mendapatkan peluang di dunia digital seperti memberikan edukasi, berkolaborasi, dan terus adaptasi.

“Kita perlu memiliki kompetensi dalam memahami berbagai perangkat, platform, maupun aplikasi yang ada. Kompetensi ini berkaitan dengan pemahaman terhadap fungsi dan kegunaan dari perangkat maupun platform aplikasi yang ada,” jelasnya.

Astira Vern selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa tersedianya internet memiliki dampak negatif dan positif. Dampak positifnya ada kemudahan komunikasi dan bisa menyambung silaturahmi dari keluarga yang jauh. Selain itu, memudahkan transaksi bisnis. Sebagai pelaku bisnis bisa menjual karya, ia membeli kebutuhan sehari-hari melalui internet, transaksi pembayaran secara online menggunakan digital e-money, dan juga dimanfaatkan sebagai sarana belajar.

Dampak negatifnya yaitu penyebaran hoaks, karena tidak sedikit orang jika mendapat informasi tanpa disaring dulu, dan langsung disebar saja. Ia pun melihat adanya cyberbullying karena banyak yang menggunakan media sosial dan melakukan hate speech dan hate comments, serta kecanduan internet.

Salah satu peserta bernama Nur Laelah menyampaikan, “Bagaimana peran kami sebagai orangtua milenial untuk berperan aktif dalam meningkatkan literasi digital masyarakat, khususnya orang-orang sekitar yang masih belum paham tentang penipuan-penipuan online maupun cybercrime?”

Aidil Wicaksono menjawab, “Cara memulai untuk menghentikan penipuan itu cukup berhenti di diri kita saja, kita tidak bisa menunggu orang lain untuk melakukannya; harus sadar diri dalam berperan aktif. Dari Kominfo ada program pandu digital untuk memiliki pemahaman literasi digital. Keinginan kita untuk mau belajar dan paham itu merupakan keahlian yang harus didapatkan agar menjadi lebih dekat di masa depan.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]