Masyarakat Pancasila adalah masyarakat yang mempelajari dan menghayati nilai-nilai Pancasila di kehidupan sehari – hari dalam bermasyarakat, bernegara, berbangsa, dan berbudaya. Di sisi lain, kita sebagai manusia menjalani keseharian kita menggunakan teknologi, di mana teknologi telah mengubah cara kita berbicara, berdagang dan bertransaksi. Manusia dan masyarakat digital mengeksplorasi transformasi meliputi seluruh sendi kehidupan, dan sebentar lagi semua orang di bumi ini akan terkoneksi secara digital. Agar kita semua dapat memanfaatkan transformasi ini secara baik, perlu memperhatikan nilai dan etika yang kita gunakan dalam berinteraksi di ranah digital.
Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Kreatif Lestarikan Nilai–Nilai Pancasila di Ruang Digital”. Webinar yang digelar pada Rabu, 27 Oktober 2021, pukul 13.00-15.30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Septa Dinata, AS, MSi (Peneliti Paramadina Public Policy Institute), Ari Ujianto (Penggiat Advokasi Sosial), Nuzran Joher (Anggota Komisi Kajian Ketatanegaraan MPR RI), Eka Y Saputra Web Developer & Konsultan Teknologi Informasi), dan Renaldi (Content Creator & Entrepreneur) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Ari Ujianto menyampaikan informasi penting bahwa warga negara Indonesia diharapkan memiliki sikap dan perilaku yang menjunjung tinggi nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika; keduanya menajdi landasan yang kuat dalam bersosialisasi di masyarakat, baik secara tatap muka maupun melalui kegiatan dalam jaringan. Sila pertama nilai utamanya adalah cinta kasih saling menghormati perbedaan kepercayaan di ruang digital Sila kedua nilai utamanya adalah kesetaraan; memperlakukan orang lain dengan adil dan manusiawi. Sila ketiga nilai utamanya adalah harmoni; mengutamakan kepentingan Indonesia di atas kepentingan pribadi atau golongan di ruang digital. Sila keempat nilai utamanya adalah demokrasi; memberi kesempatan setiap orang untuk bebas berekspresi dan berpendapat. Lalu sila kelima adalah gotong royong, yang mengacu kepada bersama–sama membangun ruang digital yang aman dan etis bagi setiap pengguna.
Renaldi selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa dampak positif dari internet adalah kita bisa saling berbagi dengan orang lain. Dampak negatifnya adalah banyak orang iseng yang komentar kurang baik. Menurutnya, yang namanya etika ketika bertemu dengan teman dan orang tua harus bisa kita pindahkan ke dunia digital. Baginya tidak menjadi masalah bila kita aktif di media sosial, tetapi tetap harus tahu batasan dan menjaga etika. Perlu diingat bahwa ketika kita berada di media sosial, kita berkomunikasi dengan semua orang di seluruh dunia.
Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Achmad Munib menyampaikan pertanyaan, “Bagaimana cara mendidik anak kita yang masih SD agar dapat mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila khususnya adab ber-etika di dunia digital agar tidak terpengaruhi hal-hal negatif dari media sosial?”
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Nuzran Joher, bahwa kita sebagai orang tua sebaiknya tidak langsung memberikan ajaran mengenai apa yang dianggap itu baik dan buruk. Agar anak dapat mencerna secara baik, harus ditemani komunikasi dan berdiskusi kapan mereka menggunakan gadget; jangan dibebaskan begitu saja. Harus ada kontrol dan jamnya diiringi edukasi mengenai hal baik dan buruk.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.