Sebagai pengguna media digital dan juga warga negara Indonesia yang baik, kita harus dapat membudidayakan Pancasila sebagai upaya menghindari radikalisme digital. Pentingnya memiliki literasi digital terhadap hal ini agar ketika menggunakan media digital, kita mampu membedakan konten dan informasi yang bersifat negatif, dan juga mengetahui cara tepat untuk menanganinya. Ketika ada indikasi yang bersifat radikalisme dan memicu kerusuhan online, menjadi sangat penting bagi kita pengguna media digital untuk dapat mengenalnya dan mengingatkan kepada sesama untuk tidak termakan oleh konten tersebut, serta segera menghentikannya.

Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Menjaga Privasi Bersama di Dunia Digital”. Webinar yang digelar pada Senin, 6 September 2021, pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Trisno Sakti Herwanto, SIP, MPA (IAPA), Widiasmorojati (Entrepreneur & CEO Enterprise Solution), Pradhikna Yunik Nurhayati, SIP, MPA (IAPA), Dr Lisa Adhrianti, SSos, MSi (Dosen UNIB & Japelidi), dan Widi Dwinanda (Pemeran Utama Terpuji FFB 2015 & 100 Seniman I Am Indonesian – Galeri Indonesia Kaya) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Widiasmorojati menyampaikan informasi penting bahwa “Visi Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia adalah arah dari penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, agar terwujud kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan, kesadaran akan kesatuan, berkerakyatan, serta menjunjung tinggi nilai keadilan. Hal tersebut pun harus dibawa ke ranah digital, dalam bentuk berakhlak mulia, jujur, baik, dan sopan saat berinteraksi. Perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan oleh orang lain, dengan penuh respek, toleransi, dan empati, serta tidak provokatif dan menyebarkan hoax. Sebagai pengguna media digital dan warga negara Indonesia, kita harus berupaya menjadi problem solver dan bukan troublemaker di dunia digital. Terapkan pemikiran bahwa kita semua saling membutuhkan dan saling menguntungkan ketika berada di ranah internet; para content creator membutuhkan followers, viewers, likers, dan subscribers.”

Widi Dwinanda selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa kita sebagai pengguna media digital sebaiknya tidak terlalu percaya dengan orang walaupun mereka teman dekat kita, bisa saja kita ditipu. Dulu karena belum ada ruang terbuka untuk literasi digital, dan akses terhadap Google dan media sosial juga terbatas, maka kalau ingin memperbaiki media sosial pribadinya, ia biasanya meminta bantuan teman di bidang IT, dan semenjak itu ia jadi banyak belajar dan langsung protect akun-akun media sosialnya. Belajar dari pengalaman, ia lebih menggunakan media sosial dan ruang digital benar-benar seperlunya saja dan sudah mempunyai tujuan yang jelas. Ia benar-benar menerapkan batas antara kehidupan pribadi dan kehidupan di media sosial. Ia juga ingatkan kepada kita bahwa sebelum posting sesuatu, kita harus saring dulu sebelum membagikannya di media sosial ataupun di close friends.

Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Muhammad Aerlangga menyampaikan pertanyaan “Saya sering menyebarkan info data pribadi seperti email pada form sekolah. Apakah data saya akan aman?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Trisno Sakti Herwanto, SIP, MPA, bahwa “Data pribadi tidak 100 persen akan aman ketika dibagikan di ruang digital. Resolusinya kita harus memberikan data diri kita kepada tempat-tempat yang benar-benar penting dan butuh. Kalau tempatnya terpercaya, biasanya datanya akan terjamin aman dan baik-baik saja.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.