Dunia daring dan luring adalah satu dunia yang sama dan tak terpisahkan karena dihuni oleh manusia yang sama. Harus disadari bahwa apapun yang diunggah ke internet itu akan jadi rekam jejak digital bagi para pengunggahnya. Ingat bahwa kalau kita melakukan bullying dan lain sebagainya, maka itu bisa menjadi rekam jejak kita di internet; orang lain bisa men-screenshot percakapan atau chat kita dan bisa dilaporkan. Agar kita terhindar dari melakukan hal negatif dan menciptakan rekam jejak yang kurang baik, perlu kita pahami bahwa Pancasila menjadi kesepakatan untuk membentuk sebuah bangsa dan negara, maka diperlukan sebuah pedoman hidup bersama dalam satu negara, termasuk juga di dunia maya, karena Pancasila itu ada di kehidupan sehari-hari kita.

Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Kreatif Lestarikan Nilai-Nilai Pancasila di Ruang Digital”. Webinar yang digelar pada Rabu, 3 November 2021, pukul 13.00-15.30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Pradna Paramita (Founder Bombat.Media), Sigit Widodo (Internet Development Institute), Moh. Syukron Aby (Alumni Lemhannas RI & Trainer Capacity Building), Erista Septianingsih (Kaizen Room),  dan Gina Sinaga (Public Speaker & Founder @wellness__worthy) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Sigit Widodo menyampaikan informasi penting bahwa “Setiap sila dalam Pancasila harus diterapkan dalam berinteraksi di dunia maya. Ketuhanan yang Maha Esa mengacu kepada menyadari dan mengakui hak beragama dan berkepercayaan, menyebarkan kebajikan dan toleransi, serta tidak menjelek-jelekkan agama dan kepercayaan lain. Kemanusiaan yang adil dan beradab merupakan landasan untuk mengedepankan sopan santun dalam berinternet, serta menggunakan internet untuk aksi-aksi kemanusiaan. Persatuan Indonesia mengacu kepada tidak menyebarkan konten yang menimbulkan konflik atau memecah belah untuk menjaga keharmonisan. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan mengacu kepada demokrasi, yang termasuk menghargai pendapat orang yang berbeda. Laku keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia berarti tidak memandang lawan bicara lebih rendah, serta selalu menyebarkan kesetaraan dan keadilan sosial. Perlu kita sadari bahwa internet bisa digunakan untuk membantu orang lain dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada orang lain. Dengan kita menyebarkan kebaikan maka kita sudah menerapkan nilai-nilai dari Pancasila.”

Gina Sinaga selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa ia hampir 24 jam memakai internet; kerja pakai internet, mencari hiburan juga dengan internet. Dalam memanfaatkan teknologi, ia ingatkan bahwa jangan sampai kita yang dimanfaatkan teknologi; jangan karena dunia maya kita jadi lupa dengan dunia nyata. Gunakan dan manfaatkan internet dengan sebaik-baiknya. Dampak negatifnya pasti ada, tergantung dari persepsi dan bagaimana kita cara memanfaatkannya. Kita harus pintar dalam mengatur waktu kita dan kondisi kita. Tiap platform media sosial mempunyai style dan suasananya masing-masing, dan kita tidak bisa mengatur semua orang yang ada di media sosial; kalau kita tidak suka maka bisa unfollow dan block akunnya. Penting untuk menguasai literasi digital, kecakapan, etika, budaya, dan safety. Seiring bertambahnya waktu dan meningkatnya teknologi membuat ia terus belajar dan bisa. Kalau kita pelajari lebih dalam lagi, maka kita bisa tahu insight-insight yang dimiliki dan memiliki persepsi yang baik terus.

Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Cicik menyampaikan pertanyaan “Sebagai generasi millenial, kita harus mampu mengambil tindakan dalam permasalahan yang terjadi sekarang terkait nilai persatuan dan kesatuan dalam Pancasila. Bagaimana meningkatkan sikap toleransi di generasi millenial saat ini dan memposisikan Pancasila secara benar?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Pradna Paramita, bahwa kita menanamkan nilai atau sikap toleransi dapat dilakukan kapan saja.  Ketika ada orang-orang yang membutuhkan pertolongan, maka kita harus langsung bantu. Kita juga hatus membiasakan untuk mengajak anak kita menghargai hasil karya dan pendapat orang lain, dan selalu mencontohkan hal-hal yang baik. Kita harus mengetahui kalau berbeda itu biasa.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.