Festival seni kontemporer Artjog kembali digelar di Jogja National Museum, Yogyakarta, pada 30 Juni hingga 27 Agustus 2023. Mengusung tema “Motif: Lamaran”, selain pameran, Artjog 2023 juga menghadirkan beragam platform dan program publik, seperti performa •ARTJOG, ARTJOG Kids, exhibition tour, meet the artist, young artist award, artcare, dan Jogja Art Weeks.
Tema “Motif: Lamaran” dipilih sebagai landasan dalam merajut ide dan pola karya seniman sekaligus mengajak mereka untuk mengungkapkan gagasan dan motivasi di balik karya. Tim kurator Artjog melandasi pilihan karya-karya seniman yang dihadirkan dari sesuatu yang performatif, tangible, memiliki pendekatan serta perangkat visual yang kaya dan tentunya menarik.
Commissioned artist
Dalam gelaran tahun ini, Artjog mengundang Mella Jaarsma sebagai commissioned artist. Mella Jaarsma sendiri telah berkontribusi secara signifikan pada dunia seni kontemporer Indonesia dalam kariernya selama lebih dari 30 tahun di sini. Perkembangan artistiknya selama empat dasawarsa terakhir, yaitu tentang bayangan, selubung, dan relasi raga dengan ruang di dalam arsitektur menjadi pertimbangan utama. Ketiganya menandai penjelajahan seni rupa Mella setelah menginjakkan kaki di Indonesia pada tahun 1984. Motif bayangan mendekatkan Mella dengan pengalaman antara yang nyata dan maya, antara yang material dan spiritual, yang eksis dan non-eksis dalam ekspresi budaya masyarakat yang diamatinya.
Motif selubung dapat dimaknai sebagai penjelajahan tema identitas dalam karya-karya Mella berikutnya. Mella semakin merasa dirinya bukan lagi sebagai pengamat, orang luar atau liyan yang berjarak, melainkan seniman yang mau melibatkan diri dalam dinamika sosial-politik masyarakat di mana dia tinggal. Seiring dengan perjalanannya yang semakin jauh ke berbagai tempat, Mella melahirkan banyak karya instalasi dan penampil.
Karya-karya tersebut merepresentasikan problem identitas politik dan budaya, relasi gender, tema mengenai fasad/luar dan isi/dalam, yang tampak dan yang sembunyi, serta berbagai selubung identitas sebagai kulit kedua. Mella menyebutnya sebagai praktik-praktik dengan pandangan kritis seniman melalui kacamata “antropologi, sejarah, dan kolonial”.
Artjog memamerkan “motif” Mella ini melalui sejumlah karya lama dan baru, mulai dari tahun 2000 hingga tahun 2023, dalam deretan limasan yang terletak di depan gedung. Kurator Artjog 2023 Hendro Wiyanto menyampaikan, “Limasan tidak hanya simbol arsitektur lokal, tetapi juga ada proses marjinalisasi di dalamnya yang menjadikan limasan tersebut properti milik kelompok masyarakat lain.”
Karya terbaru Mella berjudul Outskirts juga berusaha menunjukkan bahwa keterlibatan publik dan inklusivitas merupakan hal yang penting, tetapi sering dilupakan. Untuk mewujudkan keterlibatan publik, umpak yang ada di limasan karya ini disertai beberapa cetakan yang membentuk kaki manusia sehingga publik dapat turut serta dalam proses kekaryaannya. “Semoga dengan adanya cetakan kaki tersebut dapat menyadarkan publik atas lingkungannya. Kesadaran bahwa bukan hanya manusia yang punya tubuh yang bergerak di ruangan, tetapi juga menjadi bagian dari ruangan itu,” ungkap Mella Jaarsma.
Untuk mengeksplorasi karya Mella Jaarsma dan 72 seniman lain di Artjog 2023, publik dapat membeli tiket seharga Rp 75.000 bagi orang dewasa dan Rp 50.000 untuk anak berusia 6–16 tahun. Sementara itu, anak-anak di bawah 6 tahun dibebaskan dari biaya tanda masuk. Tiket pameran dapat diperoleh melalui pembelian langsung di lokasi setiap harinya pada jam operasional pukul 10.00–21.00 WIB. Informasi dan pendaftaran Program Publik ARTJOG 2023 dapat diakses melalui www.artjog.id.[*]