Seperti yang sudah diketahui, internet saat ini sangat mudah diakses. Dengan mengakses internet, kita bebas terkoneksi tanpa aturan dengan siapa saja, dari mana saja. Terkait itu, informasi bisa datang dari kapan saja dan dari siapa saja. Sayangnya, belum tentu semua informasi yang kita terima itu benar atau tidak.
Kecenderungannya saat ini adalah anak lebih pintar dari orang tuanya dalam teknologi dan akses terhadap internet. Walau begitu, mereka cenderung belum memahami mengenai risiko yang ada. Menjadi tanggung jawab orang tua dan juga lingkungan sekitar untuk menjaga aktivitas anak di internet dan saat ia menggunakan media digital.
Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Melindungi Anak di Ruang Digital”. Webinar yang digelar pada Rabu (28/7/2021) pukul 09:00-11:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Indah Wenerda, S.Sn., M.A. (Dosen Universitas Ahmad Dahlan & Japelidi), Dr. Lina Miftahul Jannah, M.Si. (Dosen Universitas Indonesia Pengurus DPP IAPA), Ridwan Muzir (Peneliti & Pengasuh tarbiyahislamiyah.id), Erfan Ariyaputra, S.Psi. (Training & Development Expert), dan Nindy Gita (Public Speaker Profesional) selaku narasumber.
Bahaya penyalahgunaan
Dalam pemaparannya, Ridwan Muzir menyampaikan, “Sesuatu yang sifatnya berbahaya atau mengancam bisa berasal dari teknologi. Teknologi digital jika disalahgunakan, terutama oleh anak-anak, sangat berbahaya dan dapat berdampak pada masa depannya.”
Ridwan menjelaskan, bagi anak-anak, teknologi digital adalah mainan, dan mereka belum menyadari bahwa dapat mengancam kesehatan fisik dan juga mental. Anak dapat mengalami gangguan komunikasi verbal dan nonverbal, menjadi tidak mampu mengelola konflik dan bernegosiasi, dan cenderung bersifat individualis. Jati diri anak jadi terbentuk oleh barang-barang untuk dikonsumsi dan juga iklan-iklan.
“Oleh karena itu, penting untuk menanamkan etika pada anak di era digital dengan kesadaran, pendisiplinan, tauladan, serta pendampingan,” ujarnya.
Nindy Gita selaku narasumber Key Opinion Leader menyampaikan, ia secara pribadi merupakan orang tua yang mulai rajin dan rutin ikut kelas-kelas parenting karena tidak mau seadanya saja dalam mengasuh anak. Ia merasa bahwa ia jadi lebih pintar dalam merawat anak setelah mengikuti kelas-kelas tersebut. Terkait penggunaan media digital dalam kehidupan sehari-harinya, ia memanfaatkan media sosial untuk membangun personal branding.
Ia juga temukan banyak platform pembelajaran untuk anak-anak. Sebagai orang tua, ia merasakan manfaat dari menjadi semakin cakap digital, terutama agar ilmunya dapat diterapkan dalam mengasuh anak. Walau begitu, ia pun sadar, ada sisi negatif berupa dapat kecanduan terhadap penggunaan gawai.
Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Qiand menyampaikan pertanyaan, “Adakah masukan atau cara yang tepat untuk mengontrol akses anak di ruang digital bagi orang tua yang dua-duanya bekerja, sementara anak di rumah di temani oleh pengasuh saja?”
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Indah Wenerda, S.Sn., M.A. “Tentu saja perlu kerjasama antarpihak, dan perlu memberitahu kepada orang sekitar tentang ideologi di dunia digital. Kalau anak dibantu dan dijaga oleh pengasuh, maka pengasuh anak juga harus diberi pemahaman, terutama pemahaman mengenai literasi digital, dan pastikan bahwa ia dapat tegas dengan anak. Selain itu, kita juga bisa memanfaatkan teknologi dengan memantau anak menggunakan CCTV,” jelasnya.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.