Bisnis layanan kesehatan bukan hanya mengenai bagaimana mengobati pasien. Memang perlu para ahli di bidangnya, tetapi perlu juga ahli bisnis yang bisa menjadi nakhoda dari organisasi layanan kesehatan itu agar bisa berkompetisi dan tumbuh.
Pengelola bisnis layanan kesehatan dituntut untuk bisa mengombinasikan pengetahuan mereka mengenai bidang kesehatan dengan kemampuan mengelola bisnis. Sebagai contoh, para pengelola layanan kesehatan perlu mempertimbangkan apakah perlu menggunakan telehealth atau tidak. Telehealth adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang menyebabkan konsumen dapat mengakses layanan kesehatan dari berbagai tempat.
Pada era informasi digital ini, memang mudah untuk mencari berbagai informasi di internet, seperti mengenai tujuh tahap dalam pengambilan keputusan. Namun, yang menjadi tantangan, apakah para pengelola layanan kesehatan dapat menggunakan berbagai framework yang ada untuk membantu memilih keputusan yang paling tepat dalam kondisi yang dihadapi?
Untuk dapat membantu mempercepat peningkatan kompetensi para pengelola bisnis, pada 2022, MBA Unpar membuka konsentrasi Bisnis Rumah Sakit, yang kurikulum dan kasus bisnis yang digunakan merupakan sesuatu yang disusun oleh para ahli bisnis dan praktisi layanan kesehatan.
MBA Unpar mengajak untuk mengidentifikasi bagaimana mengoptimalkan pemanfaatan investasi TIK tersebut. Investasi TIK ini bisa menjadi informasi yang dibutuhkan. Informasi yang ada tidak hanya digunakan oleh dokter untuk mendukung layanan perawatan kesehatan, tetapi juga dapat digunakan oleh manajemen untuk mengelola dan meningkatkan hubungan dengan pasien secara personal.
Customer relationship management merupakan salah satu hal yang bisa mendukung model bisnis yang mengutamakan customer intimacy dan customer loyalty. Salah satu kunci utama untuk bisa mengimplementasikan hal ini adalah dengan melakukan kategorisasi pasien dan merancang pendekatan atau penawaran yang berbeda untuk berbagai kategori yang ada.
Sebagai contoh, dengan adanya hepatitis akut berat yang belum diketahui penyebabnya, infografik umum mengenai bagaimana mengidentifikasi, mencegah, dan menangani yang dikirimkan ke WhatsApp orangtua dari pasien dalam kategori usia antara 1 bulan sampai 16 tahun dapat membuat para orangtua merasa diperhatikan oleh penyedia kesehatan dan dokter.
Hal ini bisa menguatkan brand dari organisasi layanan kesehatan. Bahkan, orangtua tersebut membantu menyebarkan informasi sambil menjadi “marketer” mengenai bagaimana perhatian yang diberikan pada mereka.
Baca juga:
- Peran Sarjana Teknik Kimia Jelang Era Pajak Karbon Indonesia
- Penuhi Kebutuhan Nasional, Program Profesi Insinyur Unpar Siap Jawab Tantangan Pembangunan
Mengenal lebih dalam kebutuhan konsumen dan menentukan informasi atau layanan yang sesuai untuk mereka menjadi salah satu penekanan dari MBA Unpar agar para lulusannya dapat menjadi nakhoda yang mampu menyusun model bisnis yang sesuai berdasarkan hasil business analytics. Perpaduan kompetensi kesehatan dan kompetensi bisnis dipercaya akan menyebabkan lulusan MBA konsentrasi Bisnis Rumah Sakit dapat menyusun model bisnis yang adaptif sesuai dengan perubahan yang terus menerus. [Agus Gunawan PhD – Kaprodi Magister Administrasi Bisnis Unpar]
Universitas Katolik Parahyangan adalah salah satu universitas swasta pertama di Indonesia berdiri sejak 1955 berkomitmen untuk menjadi komunitas akademik yang humanum untuk dibaktikan kepada masyarakat. Website: www.unpar.ac.id