“Untuk tren bisnis saat ini perlu diperhatikan adalah penerapan bisnis berkelanjutan (sustainability), ketelusuran (traceability), serta penggunaan platform digital,” ujar Lutfi saat memberikan arahan.

Ia pun menyatakan optimistis, melihat pengalaman selama ini, PT Sucofindo (Persero) dapat mengimplementasikan tren bisnis tersebut di bawah kepemimpinan Direktur Utama PT Sucofindo (Persero) Bachder Djohan Buddin.

“Sucofindo adalah salah satu yang paling tua dan kuat (untuk jasa TIC) di Indonesia sehingga mampu memimpin tren tersebut,” ujar Lutfi.

Pada penggunaan platform digital, Lutfi memproyeksikan, tren tersebut dapat membantu bisnis TIC, khususnya PT Sucofindo (Persero).

“Berdasarkan pengamatan kami, bahwa bisnis TIC di Indonesia masih dilakukan dengan pemeriksaan secara fisik. Oleh karena itu, perusahaan TIC harus berevolusi dan bertransformasi sehingga perusahaan TIC nantinya akan selalu tepat waktu dan tepat saat mengantisipasi bisnis yang akan datang,” ujar Lutfi.

Kolaborasi

Selain tiga tren tersebut, Lutfi juga menekankan pentingnya kolaborasi dalam proses bisnis. “Kolaborasi adalah bagaimana kita dapat membuka market datang menjadi investasi, kemudian barang investasi ini akan menjadi bagian industrialisasi suatu negara dan hasil dari kolaborasi membuat barang tersebut menjadi acuan ekspor,” tambahnya.

Kolaborasi, menurut Lutfi, bukanlah hal yang mudah dilakukan. “Permasalahan yang paling penting adalah tak hanya satu pihak, tetapi banyak pihak dalam sinergi tersebut harus paham dan menguasai produk atau pasar apa yang ingin dikolaborasikan,” ujar Lutfi.

Lutfi berharap PT Sucofindo (Persero) dapat menjalankan tren baru kolaborasi dalam bisnis karena kolaborasi merupakan kunci kesuksesan ke depan yang bisa dipecahkan bersama.

“Saya ingin melihat terobosan (Bapak) Bachder Djohan Buddin. Khususnya dalam tren sustainability, traceability, platform digital, dan kolaborasi. Nantinya, tak hanya produk impor kita yang sustainability dan traceability, tetapi juga kita dapat membuktikan kepada dunia bahwa produk Indonesia bisa sustainability dan traceability,” ungkapnya.

Lutfi berharap, adanya kegiatan ini menjadi acuan berlaga dan bertarung, khususnya pada masa pandemi, untuk menciptakan ragam inovasi dalam menerapkan tren bisnis 2021.

Ia menambahkan, implementasi tren ini akan menjadi cara bagaimana kita bisa mempertahankan bisnis. “Sehingga kita harus bertransformasi dan harus memastikan kekinian bisnis menjadi paling terdepan. Ini bukanlah tantangan yang mudah, tetapi saya yakin di bawah kepemimpinan (Bapak) Bachder sebagai Direktur Utama Sucofindo dan (Bapak) Veri sebagai Komisaris Utama Sucofindo dapat menjalankan dan mengatasi permasalahan ini,” kata Lutfi.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Sucofindo (Persero) Bachder Djohan Buddin mengucapkan terima kasih atas perkenan Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi untuk membuka kegiatan rapimnas serta memberi arahan strategis untuk keberlangsungan usaha Sucofindo.

Khususnya dalam tren yang diungkapkan oleh Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi mengenai kolaborasi, Bachder mengungkapkan bahwa kolaborasi memang sangat penting dijalankan tak hanya dari sisi internal Sucofindo, tetapi juga bagaimana menjalin sinergi kepada pihak luar dalam menjaga keberlangsungan usaha.

Inovasi

Bachder mengatakan, Sucofindo selama 2020 berinovasi dalam komitmen cegah Covid-19 dan mendukung pemulihan ekonomi nasional, yaitu dengan memastikan proses bisnis pelaku usaha mengimplementasikan protokol kesehatan, misalnya dengan jasa baru sertifikasi Arise.

“Kami pun memiliki jasa sertifikasi Good Delivery Practises yang mampu memastikan distribusi vaksin dan cargo pharmaceutical lainnya telah memenuhi standar WHO. Kami pun membantu Kementerian Pariwisata dalam Sertifikasi CHSE guna membangkitkan kembali pelaku usaha pariwisata yang aman dan disiplin menerapkan protokol kesehatan,” ujar Bachder.

Selain itu, inovasi Sucofindo dalam meminimalisasi penyebaran Covid-19 juga dilengkapi pengujian hand sanitizer dan disinfektan, pengujian sterilitas dan kalibrasi untuk peralatan kesehatan.

Dalam pengujian alat kesehatan (alkes), Sucofindo memiliki laboratorium pengujian sterilitas untuk analisis mengetahui steril atau tidaknya suatu produk kesehatan, terutama alkes yang terkait dengan perlengkapan medis (medical devices) seperti jarum suntik, selang infus, kain kassa, benang bedah, kateterisasi, kantong darah, kontak lensa, alat bedah dan obat-obatan yang mengharuskan kondisi steril. Pengujian sterilitas ini mengacu kepada metode United States Pharmacopeia (USP), Laboratorium uji sterilitas.

“Dalam pengujian alkes ini, Sucofindo dipercaya oleh Kementerian Kesehatan untuk melakukan pengujian kalibrasi dan sterilitas alat kesehatan (alkes),” ujarnya.

Bachder melanjutkan, PT Sucofindo (Persero) juga telah melakukan inovasi dengan mengembangkan teknologi informasi untuk kegiatan TIC, seperti pemanfaatan teknologi artificial intelegent untuk kegiatan survei dan inspeksi, melakukan proses audit dan sertifikasi secara remote.

“Kami pun berinovasi untuk memudahkan pelanggan dalam monitor dan tracking dalam pengujian laboratorium dengan aplikasi Simlab. Aplikasi ini pun mampu mengintegrasi data laboratorium Sucofindo seluruh Indonesia. Selain itu, Sucofindo menyediakan jasa konsultasi untuk persiapan industri 4.0,” ujar Bachder.

Untuk mengimplementasikan tren Bisnis 2021 ini, Bachder menyatakan terima kasih atas dukungan Kementerian Perdagangan untuk Sucofindo.

“Ke depannya, kami akan terus konsisten berinovasi sejalan dengan kebutuhan bisnis serta menjalankan tren tersebut sebagai upaya menjaga keberlangsungan usaha. Hal ini pun sejalan dengan komitmen Sucofindo dalam mendukung Kementerian Perdagangan untuk pemulihan ekonomi nasional,” tutup Bachder.