Business Insider memperkirakan Indonesia menjadi salah satu negara yang mendominasi dunia pada 2024. Indonesia berada pada urutan keempat, setelah China, India, dan AS. Satu elemen penting yang harus dipersiapkan Indonesia untuk mewujudkan proyeksi tersebut adalah generasi muda yang dapat bersaing di era perdagangan bebas. Namun, berdasarkan laporan Global Talent Competitiveness Index 2019, Indonesia berada pada ranking ke-67 dari 125 negara.
Untuk bisa bersaing pada masa depan, Indonesia masih menghadapi banyak tantangan untuk mempersiapkan generasi mudanya, mulai dari akses pendidikan dan keuangan, pendidikan, tingkat pengangguran, hingga kesetaraan gender.
Dalam hal pendidikan misalnya, berdasarkan Education Index yang dikeluarkan Human Development Reports pada 2017, Indonesia berada pada urutan ke-7 di ASEAN, di belakang Singapura, Malaysia, Brunei, Thailand, dan Filipina.
Persiapan SDM
Pemerintah pun telah menyadari pentingnya pembangunan sumber daya manusia dan terus mengumandangkan slogan “SDM Unggul, Indonesia Maju”. Namun, hal ini tidak bisa hanya ditanggung oleh pemerintah. Swasta pun diharapkan juga bisa ikut serta dalam mewujudkan generasi muda yang mampu bersaing.
Inisiatif dalam mendukung perkembangan SDM di Indonesia antara lain dilakukan oleh pihak swasta seperti Standard Chartered melalui program The Futuremakers. Melalui The Futuremakers, bank asal Inggris ini berharap bisa menggalang dana hingga 50 juta dollar AS secara global selama periode 2019–2023. Dana ini digunakan untuk pemberdayaan generasi muda untuk belajar, bekerja, dan bertumbuh dengan fokus di bidang pendidikan, ketenagakerjaan dan kewirausahaan. Untuk Indonesia, The Futuremakers menargetkan sebanyak 1.000 anak muda bisa terjaring program ini.
Komitmen Keuangan Berkelanjutan
Pembangunan masa depan tidak hanya bertumpu pada persiapan SDM, tapi juga bagaimana memastikan keberlangsungan lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan. Lembaga finansial pun punya peran penting dalam mencegah dampak perubahan iklim dan penyediaan energi bersih terbarukan, yang keduanya punya implikasi langsung terhadap keberlangsungan generasi mendatang.
Standard Chartered Bank Indonesia turut serta mendukung peluncuran program Pemerintah Sustainable Development Goals – Indonesia One (SDG-IO) yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu) bersama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).
Sejalan dengan komitmen terhadap SDG, Standard Chartered juga mengeluarkan keputusan penting pada 2018 untuk tidak membiayai proyek-proyek PLTU baru. Di tahun 2019, komitmen tersebut diperluas dengan tidak lagi membiayai pembukaan lahan perkebunan atau peternakan baru yang mengkonversi atau mendegradasi lahan gambut, hutan dengan cadangan karbon tinggi, atau kawasan khusus yang dilindungi hukum.
Tidak hanya komitmen, Standard Chartered pun meluncurkan produk Sustainable Deposit pertama di dunia di 2019, yang mana semua dana kelolaan akan diinvestasikan pada aset-aset berkelanjutan yang mendukung prinsip SDG.
Peran perbankan seperti Standard Chartered ini merupakan salah satu contoh bagaimana sebuah bank tidak hanya bergerak dalam lingkup keuangan, tetapi juga menjadi institusi yang mampu membantu memecahkan masalah yang ada di tataran masyarakat, sehingga berkontribusi bagi pembangunan ekonomi, kesejahteraan komunitas dan pembangunan masa depan yang berkelanjutan.
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 4 Desember 2019.