Cakap bermedia digital diperlukan dalam rangka mewujudkan transformasi kemajuan bangsa. Sebagai pengguna teknologi digital, kita perlu memperlakukan gawai untuk menginformasikan sesuatu yang baik dan menggugah orang lain, tanpa menyinggung SARA. Kita harus menjadi teladan tanpa menyombongkan diri.
Sadari bahwa prestasi bukan hanya dari jumlah follower, dan kita perlu mengontrol teknologi, bukan dikontrol oleh teknologi. Penting untuk selalu bertanggung jawa atas semua unggahan yang kita lakukan, dan perlakukan dunia digital yang maya menjadi nyata. Tentunya untuk melakukan itu, kita butuh cakap dalam menguasai ruang dan teknologi digital.
Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Cakap Bermedia Digital”. Webinar yang digelar pada Selasa, 30 November 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Mohammad Adnan (CEO Viewture Creative Solution), Ida Ayu Putu Sri Widnyani (Dosen Universitas Ngurah Rai dan IAPA), Lina Miftahul Jannah (Dosen Universitas Indonesia dan Pengurus DPP IAPA), Rizki Ayu Febriana (Business Coach UMKM), dan Ones (Seniman) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Ida Ayu Putu Sri Widnyani menyampaikan bahwa kini ruang digital semakin terbuka terhadap konten negatif. Fenomena orang bisa bicara semaunya dan bertindak semaunya menyumbang kepada konten-konten tersebut. Ketidakamanan dalam bermedia akan memunculkan distrust (ketidakpercayaan) dengan media digital.
Adapun dampak yang akan dialami apabila cakap dalam bermedia digital, khususnya terkait etika digital. Hal yang akan paling dirasakan adalah penghargaan pada diri sendiri akan menjaga kepentingan kita di dunia digital. Kita akan bijak mengekspos diri kita melalui pesan yang kita buat dan bagikan. Contohnya, kita tidak akan merekam diri kita dalam situasi tidak pantas, karena hal ini akan berisiko tinggi bagi harkat-martabat kita.
“Contoh mudah mengenai penerapan etika dalam bermedia digital misalnya ketika kita menemukan informasi masih dalam wilayah abu-abu kebenarannya, maka kita tidak boleh mengambil tindakan buru-buru. Lalu sebelum mengambil kesimpulan, pahami dulu informasi yang kita miliki. Kita dapat membandingkan informasi itu dengan referensi yang ada,” jelasnya.
Ones selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa ia merasakan banyak sekali hal positif dari hadirnya internet dan media digital. Seperti memudahkan dan memperluas jaringan pertemanan tanpa batas dan menjadikan ruang digital ini sebagai media komunikasi antarkomunitas.
Ia sendiri mempunyai aktivitas di ruang digital untuk bisa tetap bergerak bersama teman-teman komunitas graffiti. Menurutnya, digital sangat penting untuk menambah wawasan agar kita tahu batasan-batasan dalam bermedia digital dan selalu sharing hal-hal positif untuk diri kita dan orang lain.
Salah satu peserta bernama Pirna Puji Lestari menyampaikan, “Saya pernah baca bahwa Indonesia sebentar lagi akan dianugerahi bonus demografi. Kemudian belum lama ini ada survei yang menyebut netizen Indonesia paling tidak sopan se-Asia Tenggara. Lalu bagaimana cara menumbuhkan sikap etika digital terhadap masyarakat, khususnya para pelajar, terlebih agar bonus demografi nantinya yang kita miliki berkualitas dalam bermedia sosial?”
Ida Ayu Putu Sri Widnyani menjawab, kita bisa melakukan literasi dan membuka komunikasi dari semua stakeholder, bahkan kita bisa gencar untuk melakukan konten positif, dan tidak tergantung pada pemerintah saja. Program pemerintah melalui literasi digital juga bisa dimasukkan ke dalam kurikulum agar masyarakat dan anak-anak didik dapat melakukan hal-hal positif di ruang digital. “Teknologi semakin lama semakin berkembang, maka dari itu kita juga harus meliterasi diri kita dengan baik dan bijak.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Pandeglang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]