Pariwisata Indonesia semakin diminati. Berdasarkan Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI), World Economic Forum (WEF), pada 2017 daya saing pariwisata Indonesia naik ke peringkat 42 dari peringkat 50 pada 2015. Hal ini tentu menjadi dorongan yang bagus untuk menambah semangat para stakeholder pariwisata di Indonesia untuk memberikan sajian wisata terbaik yang ada di negeri ini.

Terbaik dengan tidak melupakan kelestarian alam dan budaya setempat. Kearifan lokal tetap patut dijaga bahkan diperkenalkan ke para pengunjung agar senantiasa sama-sama menjaga kelestarian destinasi wisata setempat. Di sinilah pentingnya para stakeholder terkait harus mengimplementasikan pariwisata berkelanjutan.

Pariwisata berkelanjutan secara sederhana dapat didefinisikan sebagai pariwisata yang memperhitungkan penuh dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan saat ini dan masa depan, memenuhi kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan, dan masyarakat setempat. Pariwisata berkelanjutan merupakan bagian dari Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).

Indonesia sudah mengadopsi SDGs. Dari 17 tujuan dalam SDGs, beberapa di antaranya berkaitan dengan sektor pariwisata, yaitu mendukung perkembangan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan pekerjaan yang penuh dan produktif serta pekerjaan yang layak untuk semua, memastikan konsumsi dan pola produksi berkelanjutan, dan konservasi dan pemakaian sumber samudera, laut yang berkelanjutan demi pengembangan berkelanjutan.

SDGs tersebut beserta kriteria pariwisata berkelanjutan yang ditetapkan oleh Global Sustainable Tourism Council (GSTC) kemudian diterjemahkan dalam bentuk program pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia bernama Sustainable Tourism for Development (STDev).

STDev telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pariwisata (Permenpar) No 14 Tahun 2016 mengenai Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan. Program-program dan kriteria tersebut telah diakui oleh United Nations World Tourism Organization (UNWTO). Permenpar No 14 Tahun 2016 membahas pengelolaan destinasi secara berkelanjutan yang disingkat menjadi 3P+1M, yaitu people, planet, prosperity, ditambahkan dengan management.

Maksud dari aspek people adalah kewajiban untuk memperhatikan apa keinginan wisatawan dengan mengajak mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan komunitas lokal. Lalu, planet adalah kewajiban untuk merawat dan menjaga lingkungan atau tempat-tempat wisata, dan prosperity merupakan kewajiban untuk memperhatikan nilai-nilai ekonomis dari sebuah tempat wisata dan dampak terhadap penduduk lokal destinasi pariwisata tersebut. Sementara itu, aspek management adalah acuan untuk pengelola destinasi mengenai pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan.

ISTA 2018

Berdasarkan hasil survei TTCI WEF yang telah disebutkan di awal, pada 2019, Indonesia menargetkan bisa berada pada peringkat ke-30 dunia. Untuk mencapainya, salah satu cara yang perlu dilakukan adalah peningkatan penilaian untuk pilar keberlanjutan lingkungan (environmental sustainability) yang saat ini masih berada pada peringkat 131 dari 136 negara.

Menyikapi hal ini, Menteri Pariwisata Arief Yahya tak segan mengajak sektor publik, swasta, dan masyarakat untuk meningkatkan environmental sustainability melalui ajang Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA) yang memasuki tahun kedua. ISTA merupakan acara penghargaan yang diadakan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia untuk membangun kesadaran para pengelola destinasi pariwisata atau pelaku industri pariwisata akan pentingnya pengembangan pariwisata berkelanjutan, sesuai dengan Permenpar No 14 Tahun 2016.

Selain itu, ISTA merupakan sarana untuk menilai kualifikasi destinasi dalam mengimplementasikan indikator dan pengukuran pariwisata berkelanjutan di Indonesia. ISTA pertama kali diadakan pada 2017 dengan 96 peserta. Sementara itu, pada 2018 terdapat 176 peserta yang merupakan destinasi pariwisata dari berbagai wilayah di Indonesia.

Pembukaan dan pendaftaran ISTA 2018 telah dimulai sejak 1 Mei dan akan berakhir pada 20 Agustus 2018. Sementara itu, puncak acaranya, yakni pemberian penghargaan akan berlangsung di Bali pada 19 November 2018 mendatang. Pemenang ISTA selanjutnya akan didukung oleh Kementerian Pariwisata untuk berpartisipasi pada penghargaan destinasi pariwisata berkelanjutan tingkat ASEAN, yaitu ASEAN Sustainable Tourism Award (ASTA).

Dalam rangka ISTA, juga digelar Indonesia Sustainable Tourism Photo Competition (ISTPC). Ini adalah program kompetisi foto yang menggambarkan pariwisata berkelanjutan di Indonesia.

Program tersebut bertujuan menyosi­alisasikan konsep pariwisata berkelan­jutan kepada masyarakat awam. Kompetisi foto terbuka untuk umum dan berjalan sejak 17 September–28 Oktober 2018.
Prinsip dan tagline pariwisata berkelanjutan Indonesia adalah “Semakin Dilestarikan, Semakin Mensejahterakan”. Dengan harapan semakin dijaga budaya dan alam Indonesia, akan semakin banyak manfaat yang dapat diterima. [*/ACH]

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 3 November 2018.