Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.

Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.

Menyikapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Optimalisasi Literasi Digital di Era Disrupsi Teknologi Bagi Generasi Muda”. Webinar yang digelar pada Selasa, 30 November 2021 di Kabupaten Lebak, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.

Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Gun Gun Siswadi (Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul), Firdza Radiany (Inisiator Pandemic Talks dan Praktisi Komunikasi), Erna Febriani (Kepala Peminatan Public Relations Universitas Esa Unggul), dan Ruslan Ramli (Kaprodi FIKOM Universitas Esa Unggul).

Gun Gun membuka webinar dengan mengatakan, dibutuhkan literasi digital untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital. Sebab, individu yang cakap bermedia digital dinilai mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial, serta aplikasi dompet digital, lokapasar, dan transaksi digital.

Firdza Radiany menambahkan, berdasarkan penelusuran dalam laporan Indonesia Economic Quarterly Juni 2018, terdapat 55,4 persen orang Indonesia yang telah menyelesaikan pendidikan dianggap buta huruf secara fungsional.

“Artinya pelajar Indonesia yang mengikuti The Programme for International Student Assessment (PISA) bisa membaca, tapi tidak mengerti maknanya,” ungkapnya. Medsos berperan besar untuk mengisi gap informasi (baik dari sisi regulator, edukator, maupun konspirator).

Selain itu, juga bisa sebagai ruang diskusi dan mencari informasi setelah TV. “Bukan banyak-banyakan membaca buku, tapi bisa mengetahui akan permasalahan, konteks permasalahan, berpikir kritis, dan mencari solusi,” tuturnya.

Kecakapan pengguna dalam literasi digital mencakup kemampuan untuk menemukan, mengerjakan mengevaluasi, menggunakan, membuat, serta memanfaatkannya dengan bijak, cerdas, cermat serta tepat sesuai kegunaannya.

Erna Febriani turut menjelaskan, era disrupsi teknologi adalah era terjadinya inovasi dan perubahan fundamental karena hadirnya teknologi digital yang mengubah sistem di Indonesia dan dunia global.

“Ruang digital adalah lingkungan belajar, tempat berinteraksi, dan mendapat pengalaman baru maka harus selalu dijaga keamanan dan kenyamanannya,” ujarnya. Namun, perilaku anak muda yang merasa khawatir berlebihan dan merasakan ketakutan akan tertinggal tren, dapat berpotensi memengaruhi interaksi di media sosial.

Sebagai pembicara terakhir, Ruslan Ramli mengatakan, keselamatan digital atau aman bermedia merupakan kemampuan melindungi diri dan aset digital ketika berada di ruang digital.

Dalam sesi KOL, Elisa Salsanabila mengatakan, internet memberikan berbagai kemudahan untuk membantu kehidupan kita pada saat ini, dimulai dari belajar, bekerja serta transaksi keuangan.

“Penting untuk menguasai keempat pilar yang ada di literasi digital agar nantinya bisa membawa kita lebih bijak dalam menggunakan media digital seperti terhindar atas berita hoaks. Berhati- hati dalam men-share berita ataupun data pribadi kita ke media digital,” pesannya.

Salah satu peserta bernama Restrinanda Syifaani menanyakan, bagaimana cara kita mengedukasi orang tua yang kurang mampu membaur dengan dunia digital agar setidaknya memiliki sedikit kecakapan?

“Generasi muda hendaknya dapat untuk mendampingi orang tua untuk dapat mengakses dan menggunakan media digital dengan baik, berikan edukasi tentunya dengan bahasa yang santun,” jawab Gun Gun.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Lebak. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]