Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.
Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.
Menyikapi hal itu, Kominfo menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Tips dan Trik Menjadi Youtuber Positif dan Produktif”. Webinar yang digelar pada Jumat, 6 Agustus 2021 di Kabupaten Tangerang, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.
Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Yusuf Mars (Pemred PadasukaTV, Eksekutif ITF), Achmad Uzair (Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), Rizqi Mulyantara (CEO DigiTiket dan praktisi digital marketing), dan Rhesa Radyan Pranastiko (Kaizen Room).
Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Yusuf Mars membuka webinar dengan mengatakan, digital skills adalah kemampuan individu untuk mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK, serta sistem operasi digital.
“Area dan indikator kompetensinya, yakni pengetahuan dasar mengenai lanskap digital, internet, dan dunia maya. Pengetahuan dasar mengenai mesin pencarian informasi, cara penggunaan, dan pemilahan data. Pengetahuan dasar mengenai aplikasi percakapan dan media sosial. Pengetahuan dasar mengenai transaksi digital,” tuturnya.
Ia menambahkan, banyak panduan dasar menjadi youtuber sukses dari Youtube. Konten kreator juga telah berbagi berbagai strategi kreatif umum. Setidaknya ada 3 kategori, yakni mendapatkan penonton, menjaga penonton tetap senang, dan menjaga Anda tetap senang.
Sebaiknya targetkan penonton khusus yang saat ini belum terlayani dengan konten di YouTube. Cobalah untuk menyesuaikan konten Anda dengan komunitas tertentu. Misalnya, channel gim mungkin ditujukan sepenuhnya untuk pemain gim tertentu.
Beberapa penonton tidak banyak memperoleh konten yang sesuai keinginan di media lain, sehingga mereka membuka YouTube untuk menemukan komunitas yang cocok. Coba rancang video yang masuk akal tanpa penonton harus mengetahui kisah latar belakangnya. Tampilkan ringkasan konten secara singkat.
“Pertimbangkan untuk mempublikasikan video pada hari tertentu, dan sampaikan hal ini kepada penonton. Tampilkan tokoh yang konsisten. Menampilkan tokoh yang menyenangkan dan karismatik yang menjadi ciri khas channel sering kali bermanfaat,” ujar Yusuf.
Achmad Uzair menambahkan, berkembangnya modernitas menimbulkan risiko dan ketidakpastian yang semakin besar, yang berpengaruh pada lingkungan dan fungsi masyarakat. Di antara tanda modernitas adalah penggunaan teknologi komunikasi yang melintas batas, berdampak masif, menciptakan konvergensi sekaligus divergensi.
“Digital civility adalah pemahaman bahwa masing-masing individu memiliki tanggung jawab untuk melindungi kebebasan yang diperoleh dengan mengakui bukan hanya perilaku kita akan berdampak pada orang lain, tetapi juga bagaimana kita perlu mendorong, mengedukasi, mendukung, dan memberdayakan orang-orang yang menjadi mitra komunikasi online kita,” ucapnya.
Rizqi Mulyantara turut menjelaskan, hal yang paling menjadi hambatan dalam transformasi digital ialah perilaku dan budaya. Sementara aspek penting dalam membangun budaya digital, yakni participation, remediation, bricolage.
“Participation bagaimana masyarakat berpartisipasi memberikan kontribusi untuk tujuan bersama. Remediation bagaimana mengubah budaya lama menjadi budaya baru yang lebih bermanfaat. Bricolage bagaimana memanfaatkan hal-hal yang sudah ada sebelumnya untuk membentuk hal baru,” paparnya.
Sebagai pembicara terakhir, Rhesa Radyan mengatakan, teknologi hadir untuk memudahkan kehidupan kita. Tidak dapat dimungkiri bahwa kemajuan-kemajuan teknologi yang ada juga menciptakan peluang-peluang baru bagi masyarakat digital.
Selain membantu memudahkan pekerjaan di dunia kerja, mencari hiburan, dan transaksi secara daring mulai menjadi kebiasaan baru. Sayangnya, kebiasaan baru tersebut menimbulkan banyaknya kejahatan di dunia digital, teknologi menjadi incaran upaya peretasan.
“Beberapa cara aman dalam berinternet, yakni selalu log out jika akun log in di perangkat lain. Aktifkan pengaturan privasi ganda di akun pribadi. Jelajahi situs internet yang terpercaya. Hapus history penelusuran online. Meminimalkan penggunaan free WiFi di publik,” pesannya.
Ia menambahkan, lakukan hal-hal baik di ruang digital, seperti hanya berbagi berita positif/baik. Hormati orang lain, bahkan jika berbeda pendapat. Verifikasi semua permintaan data pribadi. Berhati-hati dengan link mencurigakan. Sampaikan dengan bijak, sopan, dan santun serta mengikuti etika sekaligus peraturan yang berlaku.
Dalam sesi KOL, Rafli Albera mengatakan, yang terpenting dari mem-posting di Youtube atau medsos lain, yaitu konsisten, bukan banyak atau lamanya upload konten. “Tidak apa-apa upload konten sebulan sekali yang penting rutin terus jangan berhenti, tetapi karakternya dimatengin dulu, isi konten-konten yang positif dan menarik,” jelasnya.
Salah satu peserta bernama Dice menanyakan, bagaimana tanggapan tentang youtuber yang masih berbicara kasar dan merokok serta minum minuman keras di depan kamera?
“Bukan hanya problem budaya, sebenarnya youtuber harus punya rasa tanggung jawab. Kita harus menciptakan narasi, informasi, dan konten-konten yang positif buat semua orang,” jawab Achmad.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Tangerang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]