Tak dapat dipungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.

Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.

Menyikapi hal itu, maka baru-baru ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Internet Sehat Anak Cerdas”. Webinar yang digelar pada Rabu, 3 November 2021 di Kabupaten Lebak, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.

Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Dr Bevaola Kusumasari, MSi – Dosen Pengajar Fisipol UGM, IAPA, Imam Wicaksono – Praktisi Pendidikan, Yuni Wahyuning – Praktisi Pendidikan dan Aidil Wicaksono – CEO Pena Enterprise.

Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Dr. Bevaola membuka webinar dengan mengatakan, dunia tengah memasuki era Revolusi Industri 4.0 dan automatisasi dilakukan oleh mesin tanpa memerlukan tenaga manusia dalam pengaplikasiannya.

“Maka para pelaku industri maupun generasi muda, perlu memperluas wawasan dan mengasah keterampilan sehingga dapat menghasilkan konten yang bagus, menarik dan memiliki nilai jual,” tuturnya.

Persaingan di bidang ide-ide kreatif dan penguasaan teknologi digital menjadi salah satu kunci sukses. Penerapan konten kreatif lokal dengan jeli di era digital dapat menjadi sumber inspirasi.

Menurutnya, manusia itu pada hakikatnya belajar. Belajar untuk mengubah tingkah laku membutuhkan asupan informasi sehingga orang dapat berpikir dan menentukan sikap. Waspada Doom Scrolling, yakni dorongan yang kuat untuk mengikuti konten-konten negatif, semakin penasaran, tetapi sulit berpaling dan kesehatan jiwa semakin memburuk.

Imam Wicaksono menambahkan, cakap berliterasi digital penting karena dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia, menumbuhkan rasa keingintahuan akan ilmu pengetahuan. “Juga dapat membentuk pribadi yang kreatif, inovatif, dan senantiasa berpikir kritis,” ujarnya.

Yuni Wahyuning turut menjelaskan, diperlukan cara berprilaku yang beretika saat mengakses suatu informasi dari internet, selain itu juga pengguna internet yang sehat tidak melakukan aktivitas internet yang melanggar hukum.

“Gunakan internet untuk sesuatu yang positif, menambah wawasan juga pertemanan yang positif sehingga kita bisa memanfaatkan internet untuk tempat kita belajar apa saja yang kita inginkan, mengembangkan bakat kita, sehingga membuat kita berprestasi di bidang yang kita minati,” jelasnya.

Sebagai pembicara terakhir, Aidil Wicaksono mengatakan, beberapa kelompok segmen yang membawa perubahan, yang terdiri dari generasi muda, perempuan, dan pengguna internet.

 

“Kenapa sih tiga segmen ini paling berpengaruh di ruang digital? Pertama, generasi muda ini cenderung berani berinovasi dan tertarik untuk mencoba hal- hal baru, selain itu mereka juga merupakan trendsetter sekaligus mengikuti tren itu sendiri,” ujarnya.

Kemudian, ketika di masa sulit maka keputusan konsumen perempuan akan lebih rasional. Dalam hal ini, perempuan juga memperhatikan aspek value atau nilai, di mana perempuan ini cenderung lebih detail, lebih memperhatikan brand, lebih considerate, lebih setia, dan lebih mudah dalam merekomendasikan.

Terakhir adalah pengguna internet atau netizen, di mana kita sebagai netizen dan pengguna internet merupakan penghubung secara sosial, sebagai kontributor konten di dunia digital dalam hal ini yaitu memberikan informasi-informasi di dunia digital.

Dalam sesi KOL, Fahri Azmi mengatakan, banyak sekali manfaat dunia digital untuk memberikan kemudahan bagi kita dalam melakukan berbagai kegiatan. “Internet memberikan banyak dampak positifnya seperti dalam situasi saat ini sistem pembelajaran dilakukan secara online, dan tentunya butuh pendampingan orang tua dirumah dalam hal tersebut,” katanya.

Dalam webinar ini, para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Johan Praditya menanyakan, bagaimana cara menyikapi kita teknologi digital yang semakin membentuk dan mempengaruhi pola interaksi yang semula personal menjadi impersonal.

“Yang dibutuhkan adalah pendampingan dari orang tua, dan perlu kita perhatikan pertemanan yang kita harapkan apakah sudah memenuhi lingkungan yang memberikan pengaruh positif atau tidak, tidak hanya di dunia maya tetapi juga dalam dunia nyata,” jawab Imam.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Lebak. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, terutama kepada Kominfo. Mengingat program literasi digital ini hanya akan berjalan dengan baik dan mencapai target 12,5 juta partisipan, jika turut didukung oleh semua pihak.