Siapa sajakah yang rawan kecanduan internet? Orang yang merasa kesepian dan kurang dukungan sosial, dan menjadikan media sosial seolah-olah menggantikan peran teman yang ada di dunia nyata, karena ia selalu ada selama 24/7 sehingga ia merasa ada orang yang menemani. Selain itu, mereka yang rawan kecanduan internet adalah yang lemah dalam berkomunikasi dan hubungan interpersonal, sehingga susah beradaptasi dengan lingkungan nyata.

Walau begitu, adapun faktor dari media digital yang juga mudah membuat pengguna candu, yaitu adanya anonimitas yang ditawarkan di ruang digital sehingga lebih mudah untuk menyebarkan hal-hal negatif seperti hoaks tanpa diketahui identitasnya.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Kecanduan Digital: NO! Kreatif dan Produktif: YES!”. Webinar yang digelar pada Selasa (31/8/2021) pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Erista Septianingsih (Kaizen Room), Trisno Sakti Herwanto, S.I.P., M.P.A. (IAPA), Aina Masrurin (Media Planner Ceritasantri.id), Yossy Suparyo (Direktur Gedhe Nusantara), dan Sandra Olga (Model & Presenter) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Erista Septianingsih menyampaikan, “Digital skill adalah kemampuan individu dalam mengetahui, memahami dan menggunakan perangkat keras dan peranti lunak TIK serta sistem operasi digital, mulai dari website hingga beragam aplikasi di smartphone. Platfrom belajar kini banyak sekali yang sudah disediakan demi mendukung proses pembelajaran anak. Kita juga bisa belajar dari media sosial, seperti menonton tutorial masak yang ada di YouTube dan bahkan TikTok.”

Aktivitas kita di dunia digital, tutur Erista, sebenarnya adalah personal branding, di mana kita bisa menunjukkan aktivitas-aktivitas kita. Adapun beberapa tools yang bisa kita gunakan untuk mendesain yang tersedia di internet dan sangat mudah digunakan untuk membuat logo dan ilustrasi.

“Selama pandemi ini, sebanyak 55 persen orang mengaku lebih sering berbelanja online dan menduga akan semakin sering kedepannya. Ini menjadi salah satu peluang untuk kita memulai sebuah bisnis dengan online, agar kegiatan kita menjadi lebih bermanfaat dan produktif lagi dalam memanfaatkan media digital,” ujarnya.

Manfaatkan fitur

Sandra Olga selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan, bisnis online yang ia sekarang lebih meningkat selama pandemi. Bekerja pun baginya menjadi lebih mudah, dengan adanya fasilitas digital baik berbisnis maupun bekerja dapat dilakukan di mana saja, dan fitur seperti Facebook ads sangat membantu sekali dalam mempromosikan bisnis yang dijalankan.

Di e-commerce kita juga bisa melihat bisnis apa yang sedang banyak dibutuhkan orang-orang. Misalnya, ia contohkan bahwa saat ini sedikit sekali orang yang membuka bisnis laminating kartu vaksin, padahal bisnis ini mempunyai peluang yang besar. Banyak sekali masyarakat yang mencari jasa laminating ini. Jika baru ingin memulai bisnis, ia sarankan untuk bisa mencoba untuk menjadi dropshipper atau reseller, dan sebagai reseller bisa juga lakukan promosi-promosi misalnya dengan memberikan voucher cashback.

Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Annisa Putri menyampaikan pertanyaan, “Saya ingin memulai bisnis online, tapi masih bingung produknya apa dan rasanya sudah banyak sekali masyarakat yang membuka bisnis online. Kira-kira digital skill apa saja yang sebaiknya saya pelajari dan miliki agar saya mampu bersaing dengan pebisnis online lainnya?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Erista Septianingsih. “Riset dulu untuk menentukan produk, dan sering-sering explore. Tetapi kalau kita ingin membuat produk yang sedang tren, kita juga harus siap kalau trennya habis maka penjualannya bisa menurun. Usahakan pilih produk yang bisa dipakai lama. Tentukan juga target marketnya, untuk wanita atau pria, untuk umur berapa, agar target marketnya sesuai. Setelah itu tentukan akan jualan di platform apa, dan ikuti pelatihan gratis atau bisa juga dengarkan podcast mengenai bisnis. Bagaimana agar bisa bersaing? Buatlah konten yang menunjukkan kelebihan-kelebihan dari produk kita, dan buatlah secara menarik.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.