Ruang digital adalah realitas kebudayaan baru yang seharusnya tidak mengubah kehidupan kita di dunia nyata. Jika tidak mampu memahami ranah baru ini secara holistik, kita hanya akan terjebak pada nalar yang bersifat konsumtif, individualistis, dan intoleran yang tidak produktif. Dalam kerangka nasionalisme, kita akan mudah dipecah-belah karena terjadi polarisasi sosial di tengah masyarakat sebagai akibat dari kurangnya pemahaman atas penggunaan informasi digital secara bijak.
Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Paham Aturan Bersosialisasi di Media Sosial”. Webinar yang digelar pada Jumat, 26 November 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Rhesa Radyan Pranastiko (Pena Enterprise), Moh Syukron Aby (Alumni Lemhannas RI dan Trainer Capacity Building), Irfan Afifi (Budayawan dan Founder Langgar.co), Djaka Dwiandi Purwaningtijasa (Digital Designer dan Photographer), dan Ramadhinisari (TV Host) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Moh Syukron Aby menyampaikan bahwa ada beberapa etika dalam bermedia sosial yang perlu kita ketahui dan terapkan sebagai pengguna media digital. Misalnya, selalu berhati–hati dalam menyebarkan informasi pribadi ke publik, dan selalu gunakan etika atau norma saat berinteraksi dengan siapapun di media sosial.
“Terkait itu, tetaplah berhati–hati terhadap akun yang tidak dikenal. Ketika mengunggah sesuatu, pastikan unggahan di akun media sosial tidak mengandung SARA, dan sekaligus manfaatkan media sosial untuk membangun jaringan atau relasi. Pastikan mencantumkan sumber konten yang diunggah, jangan mengunggah apapun yang belum jelas sumbernya. Terakhir, manfaatkan media sosial untuk menunjang proses pengembangan diri,” jelasnya.
Ramadhinisari selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa sekali hal yang bisa digunakan melalui media digital, dan agar kita dapat memanfaatkannya secara maksimal, ikuti kegiatan literasi digital agar lebih positif dan produktif. Pastinya dampak negatif dan positif dari hadirnya media digital itu ada, tidak mungkin hanya positif saja.
Biasanya media sosial itu mengandung data pribadi, pasti sering mengunggah di Instagram dengan melampirkan lokasi pribadi. Ia memberi contoh paling sederhana kita dengan sengaja mem-posting apa yang kita lakukan, yang secara tidak langsung memberi informasi mengenai diri kita kepada orang lain, yang dapat digunakan untuk hal yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, menurutnya penting untuk mulai memikirkan apa yang kita bagikan di media sosial, yang juga berarti turut menjaga privasi kita di dunia online.
Salah satu peserta bernama Afifah menyampaikan, pada era ini seringkali terjadi kesalahpahaman dalam memaknai makna kebebasan yang cenderung dapat menyebabkan kebablasan dan tidak memandang hak-hak serta kewajiban, dan juga tidak mementingkan etika, adab, serta budaya dalam bermedia sosial. “Bagaimana mengimplementasikan batasan-batasan kebebasan dalam menggunakan media sosial sehingga kita mampu menggunakannya secara baik sesuai dengan etika?”
Pertanyaan tersebut dijawab Moh Syukron Aby. “Perlu disadari bahwa kita punya nilai Pancasila yang menadi pedoman bereskpresi ketika berselancar di media sosial. Kita berekspresi tidak boleh secara terlalu bebas semau kita sendiri. Ingat bahwa negara kita menjunjung tinggi hukum, etika, serta budaya. Dalam konteks hukum, etika, dan budaya juga ada batasnya. Bebas yang berbudaya dan beretika contohnya adalah dengan menyampaikan pendapat dan berinteraksi di media sosial dengan saling menghormati, sopan santun, serta saling menjaga privasi.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]