Di zaman sekarang, banyak informasi tersebar di internet yang sifatnya mengejutkan sehingga membuat sesama pengguna media digital merasa cemas dan kaget. Selain itu, banyak juga media informasi yang tidak akurat dan tidak reliable, tetapi tetap menjadi penyalur informasi. Ada bahkan yang menyebarkan informasi tidak akurat secara tidak sengaja dan kurang memperhatikan efek informasi tersebut pada masyarakat. Hal ini menunjukkan dari rendahnya literasi digital, yang dapat berdampak pada terciptanya penyalahgunaan teknologi digital, terbentuknya ladang hoaks, terjadinya cyber crime, dan jenis perilaku di ruang digital lainnya yang cenderung negatif.
Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Pilah Pilih Informasi, Tambah Pengetahuanmu Lewat Literasi Digital”. Webinar yang digelar pada Selasa, 23 November 2021, pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Isharsono, S.P. (Praktisi Digital Marketing & Founder IStar Digital Marketing Centre), Dr. Benedictus Arnold Simangunsong, M.Si. (Kepala Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Universitas Pelita Harapan), Dr. Sri Wijayanti, M.Si. (Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya), Daru Wibowo (Marketing Consultant), dan Ferischa Nadya Putri, S.I.Kom. (Digital Marketing & Alumni Universitas Pembangunan Jaya 2020) selaku narasumber.
Literasi digital
Dalam pemaparannya, Dr. Benedictus Arnold Simangunsong, M.Si. menyampaikan, “Kalau Indonesia termasuk negara paling ramah di dunia, mengapa tingkat kesopanan warganet ita justru rendah? Kita harus mengembangkan etka digital, yaitu kemampuan individu dalam menyadari, menyesuaikan diri, mengembangkan tata kelola etika digital etika dalam kehidupan sehari–hari, salah satunya dengan cara menghindari konten negatif.”
“Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah mengendalikan keinginan untuk mengakses informasi negatif, selalu menjala informasi yang bermanfaat, dan jangan mengakses informasi yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Perhatikan juga penggunaan kata-kata dalam berinternet; gunakan kata- kata yang menyejukkan dan tidak memanccing emosi, bagikan hal positif kepada orang lain dalam bentuk sesuatu yang bisa memberikan motivasi atau inspirasi, dan gunakan bahasa yang sopan dan santun, misalnya dengan selalu menyampaikan salam.”
Ferischa Nadya Putri, S.I.Kom. selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa ketika mendapat informasi jangan langsung ditelan mentah-mentah apalagi dari satu sumber saja; langsung cari referensi lainnya untuk cek apakah informasi benar atau tidak. Kemampuan terhadap digital termasuk juga harus paham terhadap konten yang ingin kita buat. Misalnya juga, ada website yang tidak bisa dibuka, tapi ada VPN yang dapat digunakan untuk mengaksesnya. Terkait itu, harus menggunakannya secara benar dan jangan malah digunakan untuk membuka website atau aplikasi yang tidak sesuai umur.
Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Recila Humaira menyampaikan pertanyaan, “Bagaimana tips sebagai siswa untuk memulai menciptakan dan membangun personal branding yang mudah diterima di media sosial oleh banyak orang? Lalu bagaimana cara memunculkan ide kreatif untuk menciptakan sebuah konten menarik biar bisa memiliki kecakapan digital yang positif dan kreatif agar selalu produktif pada masa pandemi saat ini, terlebih setelah lulus sekolah?”
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Isharsono, S.P. “Prinsip utama dalam berinteraksi adalah dengan cara membangun karakter kita sebagai orang yang benar-benar dapat dipercaya. Kalau hal itu terwujud, tidak akan perlu mempermasalahkan personal branding kita. Ingat bahwa media sosial adalah ruang publik di mana semua orang terhubung secara langsung; orang bisa menilai dari apa yang kita tulis dan posting, sehingga sangat mungkin mempengaruhi personal branding kita. Sebaiknya segala hal dilakukan dan dipertimbangkan secara privat sebelum melangkah ke hal lebih besar.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.