Kita mungkin sudah sangat akrab dengan dunia digital. Namun, selayaknya dunia fisik di sekitar kita, ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dan pahami agar tidak tersesat dalam dunia digital. Literasi digital banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif.

Terkait itu, adapun beberapa langkah yang dapat dilakukan demi menghasilkan konten yang positif dan bermanfaat, seperti megetahui tren yang dibutuhkan masyarakat, serta memahami tools untuk mengedit dan mendesain konten. Aktivitas di ruang digital (media sosial) sama dengan personal branding, sehingga penting untuk menjadi bermanfaat bagi orang lain selain sekadar viral.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Konten Positif yang Siap Viral”. Webinar yang digelar pada Jumat (22/10/2021), pukul 14:00-16:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Rizki Ayu Febriana (Kaizen Room), Mikhail Gorbachev Dom (Peneliti Institut Humor Indonesia Kini), Alviko Ibnugroho, S.E., M.M. (Financologist, Motivator Keuangan dan Kejiwaan Keluarga & IAPA), Eko Sugiono (Digital Marketer Expert G Coach), dan Bella Nabila (Producer & Entrepreneur) selaku narasumber.

 

Konten positif

Dalam pemaparannya, Mikhail Gorbachev Dom menyampaikan, “Kita harus berpartisipasi membangun relasi sosial di platform digital, yaitu dengan menggunakan media sosial dan email berbagi pesan yang bermanfaat, menggunakan internet untuk berbagi informasi mendidik dan menghibur, menghindari membahas isu sensitif seperti isu SARA, menghindari kalimat yang porno dan vulgar selama berkomunikasi, serta menggunakan media sosial berbagi foto dan video yang inspiratif.”

“Perlu diketahui pula bahwa ada beberapa motivasi pembuatan konten negatif, yaitu ekonomi (mencari uang), mencari kambing hitam, politik (menjatuhkan kelompok politik tertentu), dan bahkan memecah belah persatuan.Tindakan yang dapat kita lakukan untuk melawan banjirnya konten negatif adalah dengan membedakan motivasi dalam mencari informasi, mengendalikan keinginan dalam mengakses informasi, menjala informasi yang bermanfaat, serta jangan mengakses informasi yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.”

Bella Nabila selaku narasumber Key Opinion Leader menyampaikan, kita sebagai warga Indonesia dikenal ramah dan santun. Lalu ketika di media sosial, baiknya juga menerapkan toleransi, empati dan kepekaan nurani; jangan sampai apa yang kita lakukan di media sosial menyinggung orang lain. Buatlah konten yang positif, konten yang bermanfaat dan pikirkan efeknya bagaimana kalau yang menonton anak-anak. Apa yang kita tampilkan sebenarnya bisa menjadi dosa atau amal jariah buat kita.

Ada baiknya kita mempunyai keterampilan critical thinking karena harus saring dulu ketika membuat konten, dan memanfaatkan komunikasi kita dengan baik agar tidak menyinggung siapapun. Kreativitas akan muncul ketika kita banyak referensi, dan dunia digital sudah sangat dimudahkan untuk mencari referensi. Kalau mau lebih kreatif lagi, maka perbanyaklah referensi dan role model. Dengan adanya literasi digital kita makin cakap digital untuk menghadapi tantangan di dunia digital ini.

Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Eki Micha menyampaikan pertanyaan “Bagaimana pendapatnya tentang banyaknya netizen yang suka melakukan perbuatan tidak rasional agar bisa viral atau ingin cepat terkenal? Bagaimana caranya agar kita tidak mudah terbuai keinginan viral atau terkenal yang memang diinginkan agar lebih mudah mendapatkan uang?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Rizki Ayu Febriana, “Kita bisa membuat konten yang viral, tetapi di saat cepat naiknya maka akan cepat jatuh pula. Kita harus konsisten, karena bisa jadi belum tentu sekarang kita terkenal. Jangan mengikuti gengsi saja sehingga kita melupakan etika kita. Jadi, mulai dari bikin konten yang sesuai minat kita, karena masih banyak konten bermanfaat yang banyak diminati orang Indonesia.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Timur. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.