/CERITA

Oleh: Donna Agnesia
Instagram: @dagnesia

Road trip. Cara berlibur ini ibarat sudah menjadi “DNA” keluarga kami kala berlibur. Kalau sebuah destinasi memungkinkan untuk dinikmati dengan cara road trip, ya ini yang jadi pilihan. Bapaknya anak-anak memang senang menyetir. Tapi, di sisi lain, road trip terasa lebih seru.

Pada dasarnya, kami sekeluarga memang lebih suka kegiatan luar ruang dan yang bersifat adventurous karena lebih banyak yang bisa didapatkan anak-anak. Dengan road trip, kami sekeluarga juga bisa lebih intensif menjalin koneksi. Buat saya dan suami (Darius Sinathriya, pembawa acara dan aktor), liburan keluarga artinya adalah menikmati waktu berkualitas selama 24 jam dan 7 hari tanpa jeda.

Salah satu pengalaman berlibur paling menyenangkan saat kami mengunjungi New Zealand (Selandia Baru), akhir Juni 2017. Apalagi, di sini kami bisa menyewa campervan. Ini untuk pertama kalinya kami menjajal campervan, mobil berukuran besar yang dirancang ibarat rumah berjalan. Di dalamnya terdapat area untuk tidur dilengkapi kasur yang nyaman, kamar mandi, serta dapur yang juga lengkap dengan berbagai peralatan memasak dan makan. Ada orang yang memang tidak mau repot karena saat naik campervan ini kita harus mau membersihkan sendiri semuanya. Buat saya dan Darius, itu satu hal yang sangat menyenangkan dan memberi pengalaman tersendiri buat anak-anak.

Pengalaman unik

New Zealand adalah negara yang sudah memiliki infrastruktur matang untuk berwisata dengan campervan. Ada banyak tempat peristirahatan, didukung dengan peta wisata resmi dari pemerintah New Zealand yang memudahkan setiap wisatawan untuk menjelajah. Keseruan sudah dimulai sedari awal, kita menentukan sendiri jadwal perjalanan dan titik-titik wisata yang ingin kami sambangi. Berhubung anak-anak sangat suka binatang, ke mana pun bepergian, kami pasti mencari kebun binatang dan melihat binatang khas di tempat itu. Otomatis, Auckland Zoo menjadi salah satu pilihan utama. Auckland Zoo memiliki koleksi terlengkap satwa asli New Zealand.

Tentu, tidak melewatkan kunjungan ke Hobbiton karena ini termasuk highlight spot bagi anak-anak. Di Wellington, kami menyempatkan ke Weta Cave yang terkenal dengan industri filmnya. Di sini, kami melihat teknik pembuatan animasi dan teknik tata rias serta kostum yang digunakan dalam film Lord of the Rings.

Melihat Burung Kiwi termasuk di dalam daftar kami, yang bisa dinikmati dari Queenstown. Kota ini sangat cantik, salah satu kota yang paling populer di bagian selatan. Kami juga menuju Skyline Queenstown, anak-anak mencoba menaiki luge, dan kami makan malam di restoran Stratosfare yang menyajikan pemandangan kota cantik dari ketinggian.

Bepergian saat musim dingin ini pun menyisakan kenangan lucu bagi kami. Malam pertama tidur di campervan, kami belum tahu jika harus mencari tempat parkir khusus untuk campervan yang menyediakan colokan listrik agar mesin panas dapat dinyalakan saat malam. Alhasil, malam pertama itu kami tidur sambil menahan udara dingin karena mesin panas tidak dapat beroperasi.

Karena belum punya pengalaman ini pula, kami merasakan tidur kedinginan untuk kedua kalinya. Berhubung campervan yang kami sewa hanya bisa sampai Christchurch, perjalanan dilanjutkan dengan menyewa mobil. Untuk bermalam, kami mencari campground yang menyediakan kabin untuk menginap. Seharusnya, kami booking kabin sebelum datang. Alhasil, ketika sampai di campground, kantor pengelolanya sudah tutup. Saya ingat betul waktu itu sudah pukul 10 malam. Ketika kami masuk, hanya ada secarik informasi yang kurang lebih begini, “Kami sekarang sudah tutup. Baru buka besok pukul 9 pagi. Silakan pilih kamar Anda dan besok pagi kembali ke kantor ini”.

Celingak-celinguk, kami pun memilih kabin yang kosong. Di pintu kabin, ada kunci yang tergantung di pintu. Jadi, kami bisa langsung masuk dan beristirahat. Tetapi, karena kami tidak booking sebelumnya, jadi ya tidak ada selimut. Ada mesin pemanas yang bisa dinyalakan, hanya kecil. Sementara suhu udara sekitar 3 derajat, jadi ya kami tidur dengan tetap kedinginan. Tapi, rasanya saat itu lucu sih, seru.

Menginap di campground ini juga amat menyenangkan karena ada dapurnya sehingga bisa memasak. Tersedia fasilitas kamar mandi dengan air panas, dan sistem pembayarannya variatif, ada yang per hari, per orang, bahkan gratis.

Nah, ketika keesokan paginya kami bersiap untuk kembali berangkat, kantor pengelola masih tetap sepi. Tidak ada orang yang datang. Lalu bagaimana cara kami membayar? Kami pun menuliskan pesan di secarik kertas, “Kami menginap di kabin nomor dua dan ini adalah pembayaran kami”. Kertas dan uangnya kemudian kami selipkan di bawah pintu.

Destinasi favorit

Ya, seaman itulah Negeri Kiwi ini. Terlebih di sini tidak ada binatang buas. Segala sesuatunya pun sudah sangat teratur. Berkendara tanpa pemandu, dengan hanya berbekal peta dan aplikasi, New Zealand amat aman dan mudah untuk dijelajahi. Di dalam aplikasi itu terdapat berbagai informasi untuk memberi tahu titik-titik wisata, tempat pemberhentian, hingga tempat parkir khusus untuk mobil dan campervan.

Enaknya lagi, setiap kali bangun tidur, tersaji pemandangan yang berbeda-beda. Kita bisa berhenti di dekat pantai, gunung, atau di campground, yang menawarkan pemandangan tersendiri. Pulau Utara dan Pulau Selatan memang sangat berbeda karakternya. Pulau Utara memiliki pemandangan khas seperti di dalam serial televisi untuk anak-anak, Teletubbies. Wilayahnya didominasi perbukitan hijau dan sepanjang jalan banyak ditemui perkebunan anggur. Sementara itu, Pulau Selatan, menurut saya, lebih eksotis. Apalagi kalau saat musim dingin, gunungnya tertutup salju.

Itulah serunya berlibur ke New Zealand. Jaraknya tidak jauh dari Indonesia, tetapi bisa dapat pengalaman serupa di Eropa. Apalagi jika menyukai wisata alam, eksplorasi alam di New Zealand akan amat memuaskan. Ini sebabnya, New Zealand masuk ke dalam destinasi favorit kami. Sayang, saat itu kami hanya punya waktu 8 hari untuk berkelana di New Zealand. Belum puas, rasanya. Anak-anak pun berulang kali bertanya, kapan dong, jalan-jalan ke New Zealand lagi. Saya dan Darius pun sudah meneguhkan hati akan kembali mengajak anak-anak ke sana lagi suatu hari nanti. [*]

/CUTTING EDGE

Piknik di Pulau Utara

Instagram: @fransiska_angg
Travel writer

foto Arsip Pribadi

Menikmati New Zealand memang paling enak dengan road trip. Tidak melulu dengan kendaraan roda empat, tetapi juga bisa dengan bersepeda. Ya, keindahan alam di pulau bagian utara New Zealand akan lebih dapat dinikmati dari atas sadel sepeda. Salah satu rute yang banyak diminati untuk bersepeda adalah menelusuri perkebunan anggur. Pemandangannya cantik, pengunjung pun bisa rehat sejenak untuk melepas lelah di berbagai titik.

Berjarak satu jam dari Auckland dengan menggunakan pesawat, Hawke’s Bay termasuk yang banyak jadi incaran. Jalur bersepeda di Hawke’s Bay membawa kita ke beberapa perkebunan anggur seperti Gimblett Gravels, Bridge Pa, Sileni Estate, Trinity Hill, dan Salvare Estate. Selagi rehat di titik-titik pemberhentian ini, cicipi pula menu makanan lokal untuk semakin mengenal karakter masyarakatnya. Berbagai bangunan antik pun menjadi bagian dari pemberhentian yang menarik.

Penginapan di Pulau Utara banyak yang menyediakan jasa penyewaan sepeda dan memiliki peta wisata resmi. Dengan begitu, tiap pejalan bisa menyusun sendiri jalur bersepeda sesuai selera. Saran saya, beli penganan dan minuman dari toko roti setempat saat bersepeda. Jika menemukan spot menarik dan cantik, Anda pun bisa langsung piknik.

/LITERASI

Berbulan Madu di New Zealand

Instagram: @krenkeren

Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk merayakan per­tautan hati. Bagi Keren Ribka, caranya dengan melakukan per­jalanan panjang dan membiarkan diri dikelilingi keindahan alam.

Selepas menikah Januari lalu, Keren dan suami memutuskan untuk berbulan madu ke New Zealand. Selama dua minggu, pasangan ini menjelajahi Pulau Utara dan Selatan. Namun, cara yang mereka pilih cukup unik yaitu dengan menempuh perjalanan darat menggunakan campervan.

Bagi perempuan yang sehari-hari berprofesi sebagai guru les untuk murid sekolah internasional ini, New Zealand memang pilihan yang menarik. Keramahtamahan warganya sangat menyenangkan. “Tiap pagi, orang di sini akan bertegur sapa bila bertemu walaupun tidak saling kenal,” tuturnya.

Selain itu, tingkat keamanan yang tinggi membuat Keren dan suami tidak ragu untuk berkunjung. “Enak rasanya berwisata tanpa harus waswas akan tas dicuri atau uang hilang,” ujar Keren. Namun, yang paling membuatnya terkesan adalah pengalaman menjelajah New Zealand menggunakan campervan.

Menurut Keren, menggunakan campervan serasa camping, tapi membawa “hotel berjalan”. Mereka dapat bermalam persis di tempat wisata. Misalnya, ketika di Danau Pukaki, mereka dapat menginap di sebelah danau.

Saat keluar campervan pada malam hari, mereka dapat menikmati malam bertabur bintang. Sementara itu, ketika bangun pada pagi hari, pemandangan matahari terbit dengan latar gunung es yang terpantul di air danau yang jernih menyambut. Sungguh menakjubkan.

Pengguna campervan dimanjakan di New Zealand. Di setiap tempat perhentian, selalu tersedia tempat untuk mengisi air, juga mengisi daya listrik. Di dalam campervan terdapat dapur, toilet, dan tempat tidur, hingga terasa seperti hotel atau rumah. Mereka bisa memasak sarapan dan bersantap pada pagi hari sembari menikmati pemandangan sekitar.

Sebagai orang kota, berhari-hari menempuh perjalanan darat melalui jalanan sepi dan nyaris tanpa sinyal ponsel benar-benar petualangan yang berbeda. Itu yang terutama dirasakan saat menempuh perjalanan dari Wanaka menuju Queenstown. Makanya, ketika memasuki Kota Queenstown yang relatif lebih ramai, terasa sangat menyenangkan. Sementara itu, rute Queenstown menuju Gunung Cook yang relatif umum bagi wisatawan terasa lebih ramai. Namun, memang menyejukkan mata dengan pemandangan Danau Pukaki yang biru jernih. [ACA]

/KOLEKTIF

Bertemu Karakter Imaji di Weta Cave

Foto: dokumen Guzsudio/Shutterstock.

Keindahan dan kelestarian alam New Zealand membuat negeri ini sering dipilih menjadi latar tempat film-film populer. Salah satunya, trilogi Lord of the Rings, besutan sutradara Peter Jackson. Dari film ini lah, Hobbiton ada. Yang kemudian semakin melambung nama New Zealand menjadi destinasi wisata unggulan dunia. Namun, selain Hobbiton, ada The Weta Cave, museum yang menyimpan karya berbagai macam karakter dan properti film mengagumkan lainnya. The Weta Cave berlokasi di Weta Workshop, perusahaan yang khusus mengerjakan properti film dan special effect. Tempat ini berlokasi di Wellington, yang saat ini digadang-gadang sebagai salah satu kota kreatif dunia. Di Weta Cave, pengunjung dapat melihat semua koleksi properti film yang pernah dikerjakan oleh tim Weta, termasuk film Avatar, Warcraft, dan District 9. Selain itu, dapat menonton film dokumenter terkait sejarah kreativitas Weta dan melihat miniatur bermacam figur dalam film terkenal. Meski bebas akses, dilarang mengambil foto atau video di dalam. Pengambilan foto atau video hanya bisa dilakukan di halaman depan. Di spot ini, pengunjung dapat berfoto bersama patung trolls yang ukurannya lebih besar dari manusia. [*]

/ULAS.

Ke New Zealand bersama Singapore Airlines

Nikmati perjalanan menuju New Zealand dengan Singapore Airlines Airbus A350 yang memiliki berbagai keistimewaan untuk mendukung penerbangan panjang. Mulai dari langit-langit pesawat lebih tinggi, jendela lebih lebar, kabin yang lebih luas serta pencahayaan yang didesain untuk meminimalkan jet lag.

Sistem hiburan dalam pener­bangan, KrisWorld meng­hadirkan lebih dari 1.800 pilihan film, serial televisi, musik, majalah hingga games interaktif dan masih banyak lagi. Seluruh kenyamanan ini pun bisa dirasakan dari sebelum penerbangan, dengan adanya aplikasi mobile Singapore Airlines yang memudahkan untuk melakukan reservasi, mencari jadwal penerbangan, dan mendapatkan berbagai informasi.

Foto: dokumen Singapore Airlines.

Makin nyaman, Singapore Airlines menawarkan layanan menu makanan spesial yang bisa di-request oleh traveler karena alasan alergi, agama, diet, atau untuk anak-anak. Faktanya, setiap menu dimasak dengan penyesuaian suhu kabin sehingga makanan tetap terasa nikmat walaupun dikonsumsi di atas 30 ribu kaki.

Singapore Airlines memiliki total 35 penerbangan pulang-pergi dari Singapore ke New Zealand dengan rute penerbangan Auckland, Christchurch, dan Wellington.