Indikator pertama dari kecakapan digital adalah setiap individu menyadari ketika memasuki era digital, secara otomatis dirinya telah menjadi warga negara digital. Perubahan yang dibawa oleh media digital dan internet adalah kini semakin mudah mendapatkan informasi secara online dan realtime. Selain itu, ada fakta bahwa media sangat bervariasi dan saling terhubung satu sama lain.

Harapan dari pengguna internet tentunya adalah untuk mendapatkan benefit dari hasil pencarian, yang dapat ditemukan secara cepat dan mudah. Walau begitu, ada potensi dari oknum-oknum untuk memanfaatkan kemudahan ini untuk melakukan penjebakan dan penipuan terhadap pengguna media digital lainnya yang tidak terliterasi digital dengan baik.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Keamanan Berinternet: Mencegah Penipuan di Ranah Daring”. Webinar yang digelar pada Rabu, 6 Oktober 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Pradna Paramita (Founder Bombat Media), Mikhail Gorbachev Dom (Peneliti Institut Humor Indonesia Kini), Erista Septianingsih (Kaizen Room), Dr Ayuning Budiati SIP MPPM (Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan IAPA), dan Astari Vern (Miss Tourism International 2019 dan Content Creator) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Pradna Paramita menyampaikan bahwa ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penipuan online. Pertama yang harus kita selalu terapkan adalah jangan tergoda dengan barang yang sangat murah di internet. Kedua, selalu cek rekam jejak sang penjual dan nomor teleponnya. Kemudian, pastikan bahwa kita selalu menggunakan jasa e-commerce tepercaya untuk berbelanja online, karena biasanya ia memiliki proses dan sistem pembayaran yang aman.

“Dalam hal menjaga keamanan data pribadi, selalu gunakan password aman dan ganti secara berkala. Selain itu, waspada selalu akan tautan phishing dan saat menggunakan wifi umum. Pasang fitur verifikasi 2 faktor, dan jangan berikan password dan OTP kepada siapapun. Jangan lupa saat berkomunikasi di marketplace, gunakan fitur chat yang tersedia saja agar pembicaraan dapat di-track,” jelasnya.

Astari Vern selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa data pribadi itu sangat penting dan sangat berarti buat kita. Tidak bisa sembarangan menyebarkan hal-hal yang bersifat pribadi karena itu bisa menimbulkan kejahatan dan juga data-data kita bisa dijualbelikan oleh oknum-oknum. Jangan sampai data pribadi kita disebar dan dimanfaatkan orang lain.

Salah satu peserta bernama Ita Juwita menyampaikan, “Netizen Indonesia terkenal di dunia Internasional sebagai netizen paling tidak sopan se-Asia Tenggara. Berbicara terkait penilaian dunia luar akan budaya masyarakat Indonesia tersebut, apa yang dapat melatarbelakangi adanya penilaian tersebut serta apakah hal tersebut bisa menjadi salah satu faktor tingginya risiko penipuan online di Indonesia?”

Erista Septianingsih menjawab, netizen tidak sopan itu mungkin balik lagi ke etika digital netizen Indonesia yang gampang terpengaruh, mungkin karena kurang literasi digital, khususnya mengenai hal etika. “Coba diajak untuk ikut berkampanye orang-orang di sekitarnya, dengan mengikuti webinar seperti ini, agar cakap digital. Kalau dengan latar belakang kurang paham kebebasan berekspresi atau berpendapat, sangat mudah terjadi perundungan siber.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]