Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung menyelenggarakan Upacara Wisuda Program Diploma, Sarjana dan Magister ISBI Bandung Tahun 2019 di Grand Pasundan Convention Hotel, Rabu (4/12/2019).
Rektor ISBI Bandung mengukuhkan sebanyak 366 orang Wisudawan dari 11 Program Studi untuk Program Diploma, Sarjana dan Magister berdasarkan keputusan Rektor ISBI Bandung No 1559/IT8/HK.02/2019 tentang pengukuhan lulusan program pendidikan Diploma, Sarjana, dan Magister ISBI Bandung Tahun 2019 yang terdiri atas Fakultas Seni Pertunjukan (FSP) sebanyak 201 orang, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) 83 orang, Fakultas Budaya dan Media (FBM) 65 orang dan Pascasarjana 17 orang.
Upacara wisuda ISBI Bandung juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat Dr H Mochamad Ridwan Kamil ST MUD, Kadisdik Kabupaten Bandung Dr Juhana MMpd, Kabid Kebudayaan dan Pariwisata Disbudparpora Kota Cimahi Ero Kusnadi SIP MSi, Ka BPNB Jabar Jumhari SS, Perwakilan Museum Kebangkitan Nasional Fathul Futuh Tamam, Dr Bucky Wikagoe dari DPRD Jabar, Wakil Rektor Bidang Akademik, Penelitian, dan Pengembangan Kemahasiswaan Binus Bandung Dr Johan M Kerta Skom MM, Direktur Politeknik Manufaktur Bandung Dede Buchori Muslim, Dipl Ing HTL MT, Maestro Kawih Ida Rosida, General Manager Marketing Kompas Titus Kitot, Roni Badranaya, dan Pimpinan Majalah Mangle Drs UU Rukmana Msi.
Gubernur Jabar dalam sambutannya berpesan kepada para wisudawan agar menjadi pribadi yang tidak mudah dipecah belah, menjaga persatuan dan menjadi sumber daya manusia yang kompetitif dan produktif, serta menguasai bahasa asing, skill budaya, teknologi, ilmu leadership lebih banyak lagi.
Gubernur Jabar berpendapat bahwa masalah Indonesia pada masa depan bukanlah ilmu ataupun uang, melainkan mudahnya kita terpecah belah. Kalau urusan ini bisa kokoh, tidak ada lagi yang mampu mengutak-atik kita dan ia meyakini bahwa bangsa Indonesia akan selamat pada masa depan. Ia juga mengimbau untuk bersama-sama melawan ujaran, narasi, atau ideologi baru yang mengatasnamakan apa pun yang ingin menggeser dan melemahkan bangsa Indonesia.
Gubernur Jabar juga menyampaikan bahwa berdasarkan hitungan konsultan ekonomi, pada tahun 2045 nanti Indonesia bisa menjadi negara adidaya ke-3 atau ke-4 di dunia.
Untuk membuktikan hal tersebut, lanjut Gubernur Jabar, terdapat tiga syarat yang harus diperhatikan yaitu ekonomi harus dijaga seperti saat ini, sosial politik harus kondusif dikarenakan merupakan syarat tercapainya stabilitas pembangunan serta sumber daya manusia yang kompetitif dan produktif.
Gubernur Jabar menginformasikan kepada Senat ISBI Bandung bahwa 1 tahun ini dengan referensi budaya Sunda Pemerintah Provinsi Jabar menambahkan kurikulum pada SMA dan SMK se-Jawa Barat dengan pendidikan karakter yang disebut dengan Jabar Masagi. Ini terbagi menjadi 4 (empat) nilai yang harus dikuasai oleh anak-anak Jawa Barat, yakni Surti, belajar sensitif; Harti, belajar paham; Bukti, menunjukkan eksistensi kita kepada prestasi; Bakti, kita mengawali dan mengakhiri proses kita dengan mengabdi kepada masyarakat.
”Saya titip kepada wisudawan ISBI Bandung, jangan nanti hanya beken, terkenal oleh kariernya masing-masing, tetapi ingat manusia yang terbaik adalah manusia yang sudah selesai dengan dirinya sendiri kemudian mendarmabaktikan waktunya untuk menggerakkan masyarakat yang tidak mampu, yang tidak tahu menuju masyarakat yang lebih maju. Jadilah para wisudawan generasi yang turun tangan, bukan generasi yang lepas tangan. Jadilah generasi yang memberi solusi tidak hanya modal jempol memaki-maki. Jadilah generasi yang cerdas tapi peduli, jangan hanya pintar, tapi tak peduli pada lingkungan di sekeliling kita,” pesannya.
Rektor ISBI Bandung Dr Een Herdiani Ssen Mhum juga menyampaikan selamat dan pesan serta harapan kepada para wisudawan.
“Saya sampaikan penghargaan setinggi-tingginya serta mengucapkan selamat kepada para wisudawan atas ketekunan, keuletan, serta kesungguhan saudara-saudara dalam menyelesaikan studi di ISBI Bandung hingga berhasil menyandang gelar yang telah dicita-citakan,” ucapnya.
Kepada wisudawan, Rekor berpesan agar dapat memanfaatkan secara optimal segala ilmu dan pengetahuan yang dimiliki, yakinlah bahwa diri ini pasti mampu dan bisa terus berkarya dengan melakukan inovasi-inovasi yang disesuaikan dengan kemajuan zaman tanpa menghilangkan esensinya serta dapat melakukan dengan profesional karena setiap manusia pada dasarnya diberi kelebihan, keistimewaan serta keunikan. DNA Bangsa Indonesia adalah seni budaya. Jangan lewatkan peluang wirausaha bidang seni yang semakin terbuka lebar agar dapat bersaing di ranah industri kreatif.
Rektor juga menjelaskan bahwa fungsi kampus seni bukan sekadar pekerjaan bagi para dosen atau sekadar belajar bagi para mahasiswanya. Akan tetapi, lebih dari itu, ini adalah amanat dan panggilan jiwa untuk medan jihad demi kemajuan ketahanan bangsa melalui seni budaya dan mengembalikan kejayaan seni budaya yang dulu adiluhung dan pada saatnya bisa menjadi profesi yang menjanjikan dan membanggakan.
Lakukan gerakan nyata penyadaran cinta seni budaya agar generasi muda merasa bangga dengan seni budaya yang dimilikinya sehingga seni budaya tidak tergerus oleh arus global yang terus melanda kita. Sampaikanlah nilai-nilai luhur kearifan lokal seni budaya kita sehingga secara perlahan masyarakat akan menyadarinya dan mengimplementasikan nilai-nilai luhur tersebut terutama untuk kepentingan edukasi dan sosial, pinta Rektor.
Pada upacara ini juga diumumkan para peraih IPK tertinggi dari masing-masing program studi yang disertai dengan pemberian penghargaan berupa sertifkat dan plakat dari ISBI Bandung yaitu sebagai berikut.
- Rini Fitriani SSn, Program Studi Seni Tari dengan IPK 3,67
- Juleha SSn, Program Studi Karawitan dengan IPK 3,76
- Apriyanto SSn, Program Studi Seni Teater dengan IPK 3,50
- Deara Jembar Pangestu STrSn, Program Studi Angklung dan Musik Bambu dengan IPK 3,72
- Paramitha Pebrianti SSn, Program Studi Seni Rupa Murni dengan IPK 3,57
- Rea Rosiana STrSn, Program Studi Tata Rias dan Busana dengan IPK 3,66
- Rizky Adeliasari AMdSn, Program Studi Kriya Seni dengan IPK 3,55
- Alfiyah Fitria Ningrum STrSn, Program Studi Televisi dan Film dengan IPK 3,66
- Anggit Surya Jatnika MSn, Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni dengan IPK 3,70
- Dheni Firmansyah MSn, Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni dengan IPK 3,70
- Winda Ayu Ghaniyah MSn, Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni dengan IPK 3,70
Juleha SSn, wisudawan Program Studi Karawitan yang dinobatkan sebagai peraih IPK tertinggi juga berkesempatan memberi sambutan mewakili para wisudawan lainnya dengan mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh sivitas akademika ISBI Bandung dan terima kasih yang tak terhingga atas segala doa, dukungan dan kerja keras, serta kesabaran yang telah diberikan oleh para orangtua kepada putra-putri mereka. Sebagai lulusan terbaik, ia juga berpesan kepada rekan-rekan wisudawan lainnya.
”Proses pembelajaran kita tidak berhenti sampai di sini, belajar tidaklah mengenal batas waktu, upacara seremonial ini sebagai perjalanan awal untuk belajar dan menambah wawasan sekolah tinggi yang sesungguhnya yakni sekolah tinggi kehidupan di masyarakat,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa setelah mengenali dan mengembangkan potensi sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing, kita harus siap dengan amanah yang baru kita dapatkan yaitu amanah menjadi insan akademis yang hebat, menjadi pendidik yang ikut berperan serta dalam mengembangkan semangat kebangsaan dan integritas nasional bagi masyarakat.
Pada prosesi upacara wisuda juga dibacakannya Janji Alumni oleh perwakilan wisudawan yang diikuti oleh seluruh wisudawan lainnya. Kemudian dilanjutkan dengan Sawer Alumni yang dilakukan oleh beberapa anggota senat ISBI Bandung yang melemparkan sawer kepada para wisudawan. [*]