Pertanian sebagai salah satu sektor penting dalam membangun ketahanan pangan, memerlukan dukungan teknologi untuk memaksimalkan hasilnya. Membaca kebutuhan itu, pemerintah telah memperkenalkan Smart Farming 4.0, metode terbaru dalam bidang pertanian.
Teknologi yang digunakan dalam Smart Farming 4.0, di antaranya Agri Drone Sprayer (drone penyemprot pestisida dan pupuk cair), drone surveillance (drone untuk pemetaan lahan), serta soil and weather sensor (sensor tanah dan cuaca).
Konsep Smart Farming 4.0 secara sederhana bisa diartikan sebagai precision agriculture atau bertani yang tepat karena dapat mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan dari setiap tanaman. Dari pengidentifikasian tersebut, petani jadi lebih paham tindakan apa yang harus dilakukan pada setiap tanamannya. Tanaman mana yang membutuhkan air, tanaman mana yang harus diberikan pestisida, dan tanaman mana yang harus dipupuk.
Dengan teknologi seperti ini, agrikultur bisa menjadi agri”cool”ture dan menarik minat anak muda. Minimnya regenerasi petani memang menjadi salah satu penghambat lajunya perkembangan di sektor pertanian. Penggunaan teknologi Smart Farming 4.0 yang disesuaikan dengan zamannya, diharapkan mampu mengatasi masalah perawatan tanaman yang selama ini tidak bisa diselesaikan secara tradisional.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) melalui pilar Solusi Bisnis Unggul program corporate social responsibility (CSR) Bakti BCA, menegaskan komitmen terhadap pengembangan sektor agrikultur yang modern melalui penerapan Smart Farming 4.0 di Indonesia. Komitmen tersebut dinyatakan dengan penyaluran bantuan sebesar Rp 120 juta kepada petani jagung di Kecamatan Manggalewa, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Bantuan tersebut diberikan oleh Vice President UMKM & Micro Credit Development BCA Ade Bachtiar kepada Chief Marketing PT MSMB Anita Hesti. Penyerahan ini disaksikan oleh Bupati Dompu Bambang M Yasin dan perwakilan petani jagung di sela acara Implementasi Pertanian Presisi 4.0 di Manggalewa, Dompu, Kamis (9/5/2019).
Ade mengatakan, BCA senantiasa memperluas komitmen untuk berkontribusi terhadap pengembangan ekonomi di daerah-daerah di Tanah Air ke berbagai segmen di kelas menengah ke bawah. Salah satunya, dengan mendukung pengembangan agrikultur berbasis Smart Farming 4.0 dalam rangka mengoptimalkan hasil produksi pertanian di daerah tertinggal.
Penerapan teknologi cerdas untuk pertanian tersebut akan membantu para petani mengetahui kondisi lahan dan tanaman secara presisi dan melakukan langkah terukur untuk meningkatkan hasil produksi.
“Kami sangat mengapresiasi kesempatan untuk berkontribusi di sektor agrikultur yang menjadi salah satu sektor tulang punggung ekonomi Indonesia ini. Sektor pertanian juga menjadi sumber penghasilan andalan ekonomi masyarakat di daerah. Sebagai bank swasta nasional, kontribusi ini mudah-mudahan dapat membantu para petani menggenjot hasil produksi demi meningkatkan penghasilan dan taraf kehidupan mereka,” ujar Ade.
Ade menambahkan, melalui pilar Solusi Bisnis Unggul program CSR Bakti BCA, komitmen BCA dalam mengembangkan ekonomi di kawasan perdesaan dilakukan di bawah payung Desa Binaan BCA. Hal ini dilakukan melalui program kemitraan dengan komunitas dalam rangka pemberdayaan komunitas lokal di daerah.
Program kemitraan ini membuka peluang usaha dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat dengan memanfaatkan sumber daya lokal. Beberapa komunitas kemitraan BCA, antara lain komunitas masyarakat di Goa Pindul, Desa Pentingsari, Desa Tamansari, Desa Wukirsari, Desa Gemah Sumilir, Desa Tinggan, dan Komunitas Petani Jahe Emprit di Jepara dan Pemalang.
“Sasaran dari program tersebut adalah mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat yang berkesinambungan dan berkelanjutan di pedesaan dengan menciptakan keadaan supaya masyarakat mampu bertumbuh dan mencapai kemajuan secara mandiri,” tutup Ade.
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 31 Mei 2019.