Era digitalisasi berbeda dari pendahulunya, dan teknologi digital telah memungkinkan terbentuknya budaya yang lebih berjejaring, kolaboratif dan partisipatif. Generasi ini cepat beradaptasi dan terbuka untuk belajar, sehingga dapat menggunakan analogi sederhana atau contoh konkret untuk menjelaskan.

Terdapat banyak sekali peluang di Indonesia dengan memanfaatkan teknologi digital; bisnis, teknologi, sosial dan budaya, serta pendidikan. Walau begitu, dalam memanfaatkannya perlu juga menerapkan etika digital yang berlandaskan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika agar membentuk sebuah generasi digital native yang kritis dan tanggap teknologi, berpandangan terbuka, maju, dan seimbang terhadap kemajuan teknologi.

Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Fitur-Fitur Dalam Aplikasi dan Trend di Dunia Digital”. Webinar yang digelar pada Jumat, 19 November 2021, pukul 09:00-11:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Samuel Berrit Olam (Founder & CEO PT Malline Teknologi Internasional), Andrea Abdul Rahman Azzqy. S.Kom., M.Si., M.Si (Han) (Dosen Universitas Budi Luhur Jakarta), Eva Yayu Rahayu (Konsultan SDM dan Praktisi Keuangan & IAPA), Aidil Wicaksono (CEO Pena Enterprise), dan Suci Patia (Author & Abnon Selatan 2018) selaku narasumber.

Digital native

Dalam pemaparannya, Aidil Wicaksono menyampaikan, “Setiap generasi pengguna media digital berpartisipasi menyikapi transformasi digital. Kita harus proaktif menyuarakan isu transformasi digital dan disrupsi dari teknologi informasi, serta perlu mengembangkan dan mempersiapkan diri dari dampak perkembangan digital.”

“Selain itu, perlu menanamkan kesadaran diri pada masyarakat luas untuk adaptif dan menerima bahwa transformasi digital merupakan sesuatu yang memang sedang terjadi dan keberadaannya sangat penting. Terkait itu, kita perlu hadir sebagai generasi digital native yang menjadi agen perubahan mewujudkan pemerataan ekosistem digital positif di Indonesia.”

Suci Patia selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa selama pandemi ini orang makin adaptif untuk menggunakan media sosial; misalnya dulu meeting secara tatap muka sekarang melalui Zoom. Platform digital makin bervariasi dan konten semakin beragam, dan ketika banyaknya bermunculan platform digital itu merupakan sebuah inovasi. Ketika kita adaptif terhadap teknologi, kita bisa membuat konten menggunakan berbagai platform digitaln. Untuk memanfaatkannya tentu harus punya skills untuk terus mau belajar, dan belajar bukan hanya di sekolah formal. Justru kita mendapatkan banyak pembelajaran di luar sekolah; kini ada yang namanya Google jadi kita bisa cari dan belajar apapun darinya. Rasa ingin tahu harus terus diasah, karena kini semua sekarang bisa asal kita ingin belajar.

Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Desy Windaryanti menyampaikan pertanyaan “Apakah yang perlu dilakukan untuk memaksimalkan proses produksi menjadi content creator, dan apa yang perlu diperhatikan sebagai pemula agar tetap konsisten dalam membuat karya?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Samuel Berrit Olam, “Teruslah menggali ilmu dan mungkin bisa kolaborasi untuk mengembangkan konten dan mencoba aplikasi yang fiturnya lebih unggul. Intinya adalah kita harus mengupgrade diri secara perlahan karena sudah banyak aplikasi yang berkembang dan tetap konsisten; walaupun jenuh tapi balik lagi kalau sudah niat untuk memulai, teruslah kembangkan sampai mencapai apa yang kita inginkan.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Timur. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.