Selama masa pandemi, masyarakat global banyak menggunakan media sosial untuk bersosialisasi. Terkait hal itu, seringkali terjadi bentuk interaksi yang kurang menyenangkan, seperti tindakan bullying atau ujaran kebencian yang dilakukan melalui media virtual.

Telah dikatakan, sebanyak 50 persen netizen Indonesia pernah terkena cyberbullying, dan perlu diketahui dampaknya cukup berat; bisa menyebabkan depresi, kecemasan sosial, dan menyimpan sakit hati. Oleh karena itu, baiknya kita sebagai pengguna media sosial menghindari menjadi pelaku maupun korban cyberbullying.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Identifikasi dan Antisipasi Perundungan Digital (Cyberbullying)”. Webinar yang digelar pada Selasa (10/8/2021) pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Rizki Ayu Febriana (Kaizen Room), Rusman Nurjaman (Peneliti Lembaga Administrasi Negara), Jota Eko Hapsoro (Founder & CEO Jogjania.com), Ismita Saputri (Kaizen Room), dan Stela Natalia (Puteri Indonesia Favorit Kepulauan Indonesia Timur 2019) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Jota Eko Hapsoro menyampaikan, “Perundungan digital merupakan tindakan bullying dengan menggunakan teknologi ataupun media digital dan bisa dilakukan secara terbuka ataupun tertutup. Media yang sering digunakan yaitu platform media sosial, platform percakapan atau chatting, platform game online, dan bahkan platform video conference. Pelaku kejahatan digital merasa aman ketika melakukan kejahatannya di balik layar dan dengan identitas anonim. Dalam dunia digital, semua bisa menjadi apa dan siapa saja. Maka itu, perlu terapkan etika digital dalam merasionalkan diri. Selain itu, ingat bahwa anak boleh saja diberi waktu untuk bermain gadget tapi harus tetap dalam pendampingan. Cara mengantisipasi perundungan digital yaitu kita harus terlebih dahulu mengetahui tujuan kita di ruang digital, yang secara otomatis akan membuat kita mawas diri. Dengan menjaga data pribadi kita, berarti dapat mengurangi terjadinya perundungan.”

Stela Natalia selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan, awal-awal ia terkena cyberbullying rasanya cukup menyakitkan dan semakin lama ia merasa makin lelah. Jika ada komentar yang berbobot dan bernilai baru akan ia tanggapi, tetapi kalau tidak berbobot biasanya ia diamkan saja. Ia katakan, sudah terbiasa dengan banyaknya akun palsu yang berkomentar kepadanya. Dengan adanya kegiatan seperti webinar literasi digital ini, ia merasa dapat lebih mengedukasi pengguna media digital dan bisa mengurangi dampak negatif dari media digital. Ia mengajak kita untuk sama-sama gunakan platform ini untuk kegiatan yang positif. Harus sama-sama bijak dalam menggunakan media sosial, karena manfaatnya sangat banyak seperti bisa berkomunikasi dengan orang-orang yang jauh. Akhir kata ia sampaikan, kita harus bersyukur sudah diberi kemajuan teknologi yang luar biasa, maka harus menggunakannya sebaik mungkin.

Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Yemmi Apriani menyampaikan pertanyaan, “Bagaimana cara mencegah informasi pribadi kita disalahgunakan untuk dipermalukan atau dimanipulasi di media sosial? Apakah ada pedoman, sarana, atau perangkat mengenai anti-cyberbullying untuk anak-anak atau generasi muda?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Ismita Saputri. “Jangan sebarkan informasi sendiri karena biasanya yang menjadi kesalahan pertama adalah kita tidak menyadari kalau sebenarnya kita sendiri yang menyebarkannya. Jangan mudah untuk terhasut iming-iming hadiah ratusan juta, paket data, ataupun pulsa. Jangan memberikan data informasi pribadi di ruang digital dan media sosial. Lindungilah data pribadi kita, pakai password yang sulit dan jangan lupa untuk diganti secara berkala.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.