Perilaku konsumtif itu, menurut KBBI, artinya hanya memakai, tidak menghasilkan sendiri. Dampak dari konsumtif di media digital antara lain boros atau sering belanja online, berperilaku agresif, menarik diri dari kehidupan sosial, dan lain sebagainya. Perilaku produktif, artinya mendatangkan seperti memberi hasil, manfaat, dan sebagainya juga menguntungkan.
Dampak dari produktif di media digital adalah menambah karya, transaksi bisnis menjadi mudah, menambah income, serta menambah dan mengembangkan pengetahuan. Namun, selain kita harus bisa produktif di dunia digital, kita juga harus memperhatikan keamanan dalam berdigital.
Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Kecanduan Internet: Ubah Konsumtif Menjadi Produktif”. Webinar yang digelar pada Kamis, 28 Oktober 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Indah Wenerda (Dosen Universitas Ahmad Dahlan dan Japelidi), Divdeni Syafri (Founder PT Let’s SMART Consulting dan Professional Speaker), Uji Baskoro (Direktur PT INTRANS), Andika Renda Pribadi (Kaizen Room), dan Rafli Albera (Musisi, Rapper, Talent, dan Music Producer Rans Entertainment) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Divdeni Syafri menyampaikan bahwa aspek kehidupan tidak terlepas dari penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Hampir semua kegiatan harus dilakukan secara online. Perilaku masyarakat sudah berubah, terjadi pergeseran pola pikir, pola sikap, dan pola tindak masyarakat dalam akses dan distribusi informasi.
Ini sebenarnya adalah peluang. Saat ini, digitalisasi adalah peluang. Anda bisa menciptakan inovasi dan survive. Kita bisa gunakan media sosial secara benar misalnya sebagai sarana pembelajaran dan mencari peluang untuk bisnis, optimalisasi produktivitas dan bermanfaat bagi orang lain, dan menjadi inspirasi banyak orang untuk melakukan hal baik.
“Selain cara yang benar di media sosial, ada juga cara yang salah yang harus kita hindari seperti mencari mangsa, menipu orang, menyebarkan hoaks/berita bohong/palsu, dan mengotori medsos dengan hal-hal yang tidak perlu. Lalu kita bisa produktif di era digital ini dengan mencari tahu apa yang dibutuhkan masyarakat, membuat strategi pemasaran yang menarik dan membangun bisnis kita melalui situs atau media sosial,” jelasnya.
Rafli Albera selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa semua hal itu ada dampak positif dan negatifnya, tergantung bagaimana kita masukkan ke diri kita dan kita sebarkan. Kalau yang terbiasa masuknya hal-hal yang negatif kita pasti akan terbiasa juga untuk menyebarkan hal-hal yang negatif pula. Namun, jika kita terbiasa masukkan hal yang positif sudah pasti kita juga akan membagikan hal-hal yang positif.
Dengan digital yang serba mudah dan praktis ini, masih banyak saja informasi yang tidak jelas, jadi tidak akurat karena banyaknya hoaks. Banyak yang kurang difilter itu tergantung kita bagaimana menanggapinya. Jadi. kita harus pandai memfilter; kita yang tahu kita butuh apa, dan bagaimana kita menggunakannya dengan bijak sesuai kebutuhan kita.
Dengan mengikuti literasi digital ini kita bisa belajar tentang ilmu memahami dan menguasai digital. Bisa juga untuk fokus mengembangkan diri dan potensi diri agar bisa menggunakannya di ruang digital.
Salah satu peserta bernama Sitta Fian menyampaikan, “Apakah dengan adanya pandemi saat ini bisa maksimal dalam merubah konsumtif menjadi produktif, sementara kebanyakan orang itu cenderung malas karena terlanjur nyaman dengan hanya melakukan scrolling di media sosial?”
Pertanyaan tersebut dijawab Indah Wenerda. Kembali kepada goals setting kita, dalam hidup ini kita itu sebagai pelakon utama. Jadi, misalnya kita tidak punya goals setting dalam hidup, bagaimana kemudian goals setting itu ada langkah-langkah yang perlu kita lakukan dalam rangka mencapainya.
“Itu akan menjadi sulit jika terlanjur malas selama pandemi ini; jangan jadikan alasan pandemi itu sebagai waktunya bermalas-malasan, karena meskipun pandemi itu kehidupan kita masih terus berjalan,” jawabnya.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Utara. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]