Di era digital, kompetensi teknologi merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap individu. Oleh karena itu, di lingkungan sekolah perlu ditanamkan literasi agar dapat menciptakan generasi yang cakap digital. 

Kemampuan literasi digital sangat dipengaruhi kemampuan literasi baca tulis, yakni kemampuan membaca, menulis, mencari, menganalisis, mengolah, dan memberikan teks tertulis. Sayangnya, performa Indonesia di bidang literasi baca tulis termasuk rendah. 

Padahal, perlu kita ketahui bahwa literasi digital sangat bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan individu untuk lebih kritis dalam berpikir, serta memahami menambah penguasaan dari berbagai informasi yang dibaca. Selain itu, ia akan mampu membantu meningkatkan kemampuan verbal individu, serta daya fokus dan konsentrasi individu.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Menjadi Generasi yang Makin Cakap Digital”. Webinar yang digelar pada Kamis, 11 November 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring. 

Dalam forum tersebut hadir  Rahmawati(Trainer Making Indonesia 4.0 LEMHANNAS RI dan Dosen Universitas Mulawarman), Arfian (Dosen dan Konsultan SDM), Vitri Tundjungsari (Mekar Pribadi Praktisi Pendidikan dan Dosen), Dewi Rahmawati (Product Manager Localin), dan Sony Ismail (Musisi Band J-Rocks) selaku narasumber. 

Dalam pemaparannya, Dewi Rahmawati menyampaikan bahwa konten digital merupakan salah satu industri yang signifikan, baik dalam peningkatan perekonomian maupun pembangunan berkelanjutan masyarakat. Jenis konten yang dapat kita buat dibedakan berdasarkan tujuannya, yaitu informasi, edukasi, hiburan, atau testimonial. 

Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan secara mudah untuk meningkatkan kecakapan kita dalam menggunakan media digital. Pertama, kita harus rayakan teknologi, hormati ilmu pengetahuan, dan dukung semua bentuk kemajuan. Kedua, dengan meningkatkan kompetensi literasi kita sebagai pengguna media digital dari berbagai sumber. 

“Ketiga, biasakan untuk saring komentar media sosial sebelum sharing atau forward, serta pelajari dan manfaatkan fitur report dan block terkait konten negatif yang ditemui. Selain itu, kita juga harus follow akun yang meningkatkan kualitas diri,” jelasnya.

Sony Ismail selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa mau tidak mau kita harus mengikuti perkembangan digital, karena kini berkomunikasi lewat digital. Apalagi generasi sekarang sudah menjadi ujung tombak dunia digital saat ini. Kita harus berkontribusi sebagai generasi yang paham digital. 

Jadikanlah diri kita sebagai pengguna media digital yang berpotensi. Ia juga menyampaikan bahwa banyak dampak positifnya dalam membangun personal branding, membangun movement, menambah wawasan, serta mendapat inspirasi terkait penggunaan media digital secara baik dan tepat. Walau begitu, tetap semakin banyak informasi hoaks yang beredar. 

Oleh karena itu, sebagai pengguna harus pintar membuat informasi yang bermanfaat. Jadi kita juga harus jeli dan kritis. Saat ini kita sudah tahu bahwa hoaks ada di mana–mana, sehingga bisa dengan sopan mengingatkan keluarga kita dan orang sekitar kita juga. Perlu adanya kolaborasi, saling sharing informasi positif dan saling peduli.

Salah satu peserta bernama Aried Gunawan menyampaikan, “Dalam menggunakan media sosial kita harus bisa memegang etika dan menghargai karya orang lain. Lalu bagaimana cara santun bermedsos dan cara menggunakan hak cipta orang lain, agar kita tidak disebut menjiplak atau plagiat?”

Pertanyaan tersebut dijawab Arfian. Ketika mengutip sesuatu yang sudah jelas mempunyai pengarang, harus mengeluarkan nama hak pencipta. Jangan sampai menjiplak tanpa memberi tahu ini karya siapa ataupun sumbernya siapa. 

“Kemudian cara mengatasi seringnya terjadi penjiplakan atau plagiasi salah satunya adalah kita harus pahami bahwa mengutip satu buku atau tulisan utuh juga tidak etis. Harus ditulis dengan sesuai dan memberikan data sumbernya seperti nama penulis aslinya,” jawabnya.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]