Perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia tak terlepas dari peranan kereta api. Kala itu, kereta api memegang peranan penting, khususnya untuk angkutan para pejuang dan barang logistik. Setelah bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, beberapa hari kemudian terjadi pengambilalihan stasiun dan kantor KA yang dikuasai Jepang. Puncaknya adalah pengambilalihan Kantor Pusat Kereta Api Bandung. Peristiwa itu terjadi pada 28 September 1945, ketika sejumlah pemuda KA membaca pernyataan sikap yang menegaskan bahwa mulai tanggal tersebut kekuasaan perkeretaapian ada di tangan Indonesia.

Selanjutnya, KA masih memegang peranan penting dalam era mempertahankan kemerdekaan. Pada 1 Januari 1946, pimpinan KA di Jakarta diperintah secara langsung dan rahasia oleh Bung Karno agar menyiapkan suatu rangkaian KA khusus untuk membawa Presiden, Wakil Presiden, Menteri Kabinet, dan pejabat tinggi lainnya pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Balai Yasa Manggarai bertugas mempersiapkan KA khusus tersebut dalam waktu secepatnya.

Berselang 75 tahun setelah Republik Indonesia menyatakan kemerdekaannya, kini, kereta api menjadi tulang punggung transportasi yang juga berimbas pada kemajuan perekonomian bangsa. Tidak bisa dimungkiri, kemajuan transportasi berjalan berdampingan dengan kemajuan ekonomi suatu negara. Oleh karena itu, pengelolaan aspek transportasi yang optimal menjadi salah satu kunci penting.

Transformasi

PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai BUMN operator kereta api di Indonesia tak berhenti bertransformasi untuk membawa manfaat besar dan mendorong kemajuan bangsa. Sesuai dengan tema HUT ke-75 RI yakni Indonesia Maju, KAI pun terus menggalakkan sinergi dalam ekosistem transportasi untuk mendukung percepatan pembangunan dan kemajuan bangsa.

Integrasi antarmoda juga menjadi salah satu yang mengubah wajah sistem transportasi Indonesia dan KAI berperan penting di dalamnya. Sebut saja, KA Bandara Soekarno-Hatta, LRT Palembang, KA Bandara Internasional Minangkabau, KA Bandara Internasional Kulonprogo, dan KA Bandara Adisumarmo, dan LRT Jabodebek yang saat ini tengah digarap. Selain itu, beberapa proyek reaktivasi atau menghidupkan kembali jalur-jalur yang sudah mati pun tengah digarap, salah satunya jalur Cibatu–Garut.

Di bawah kepemimpinan Direktur Utama Didiek Hartantyo, KAI berkomitmen untuk terus memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan negara terus dengan menjadi solusi bagi ekosistem transportasi bangsa.

“KAI berkomitmen untuk menuntaskan berbagai penugasan yang akan memberikan nilai manfaat besar bagi masyarakat selaras dengan tetap mengerjakan tugas utama kami untuk terus menghadirkan inovasi pelayanan yang dapat menjawab kebutuhan pelanggan kereta api,” ujar Didiek.

Stasiun Pasar Senen telah menjadi stasiun terpadu yang tidak hanya tertata indah, tetapi juga berupaya memberikan kemudahan pelayanan yang terintegrasi bagi masyarakat.

Di bidang prasarana, berbagai fasilitas di stasiun terus ditingkatkan untuk semakin memudahkan mobilitas masyarakat. Misalnya saja, Stasiun Pasar Senen yang pada Rabu, 17 Juni 2020 telah diresmikan menjadi Stasiun Terpadu. Kondisi Stasiun Pasar Senen kian rapi dan tertata setelah KAI bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PT Mass Rapid Transit Jakarta (Perseroda) berkolaborasi dalam melakukan penataan kawasan stasiun kereta api di DKI Jakarta. Kerja sama ini akan mengelola dan menata 72 stasiun, termasuk kereta api bandara, dan kereta commuterline.

Tak hanya di sisi layanan penumpang, angkutan barang pun digeliatkan. KAI kini memiliki layanan Rail Express. Layanan Rail Express merupakan layanan angkutan barang station to station dengan harga terjangkau dan tersebar di 60 stasiun. Rail Express melayani hampir semua jenis barang retail di antaranya paket, sepeda motor, produk UMKM, e-commerce, bahan pangan, dan lainnya. Dalam Rangka HUT RI, KAI memberikan diskon sebesar 17 persen untuk layanan Rail Express pada periode 8–31 Agustus 2020.

“KAI siap mendistribusikan barang retail termasuk pangan seperti beras, telur, buah-buahan, sayur-sayuran, dan lainnya dengan aman, tepat waktu, dan efisien. Rail Express diharapkan bisa mendukung para pelaku UMKM sehingga roda ekonomi bangsa terus bergerak dinamis,” kata Didiek.

Adaptasi kebiasaan baru

Ke depan, berbagai perubahan dan tantangan tak akan berhenti. Dunia pelayanan publik pun semakin dinamis. Sebagai pelayan publik, KAI akan siap dengan semangat perubahan dan inovasi. Bahkan saat kondisi pandemik saat ini, KAI pun harus sigap menyesuaikan pelayanannya dengan berbagai protokol kesehatan.

Dalam era adaptasi kebiasaan baru ini, KAI selalu mengutamakan kesehatan dan keamanan penumpang saat berada di stasiun dan dalam perjalanan. Terlebih bagi kru yang bertugas, mulai di stasiun dan saat di perjalanan KA. Semua kru dicek suhu badannya, dicek kesehatannya agar dipastikan semua sehat saat bertugas, serta wajib menggunakan APD, seperti sarung tangan, masker, dan face shield.

KAI juga melakukan penyemprotan disinfektan di lokasi yang sering dipegang oleh pelanggan, meningkatkan frekuensi pembersihan di area-area pelanggan, menyediakan hand sanitizer dan wastafel di titik yang mudah dijangkau oleh pelanggan dan petugas KAI di stasiun, dan menyediakan ruang isolasi sementara bagi pelanggan yang diketahui sakit. KAI juga melakukan upaya yang dinilai paling efektif saat ini yakni physical distancing dengan pengaturan jarak baik di stasiun seperti jarak di loket dan ruang tunggu, maupun jarak duduk saat di kereta api.

Pada masa adaptasi kebiasaan baru, KAI tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat dalam perjalanan. Pelanggan diharuskan menunjukkan Surat Bebas Covid-19 (tes PCR atau rapid test) yang masih berlaku (14 hari sejak diterbitkan) atau surat keterangan bebas gejala seperti influenza (influenza-like illness) yang dikeluarkan oleh dokter Rumah Sakit/Puskesmas bagi daerah yang tidak memiliki fasilitas tes PCR dan/atau rapid test, wajib memakai masker, suhu tidak melebihi 37,3 derajat, dalam kondisi sehat (tidak demam, batuk, flu, dan sesak napas), serta mengimbau pelanggan untuk memakai pakaian lengan panjang.

Pelanggan KA Jarak Jauh juga diharuskan mengenakan face shield selama dalam perjalanan hingga meninggalkan area stasiun tujuan. Bagi pelanggan dewasa, face shield akan disediakan oleh KAI. Sementara itu, pelanggan dengan usia di bawah 3 tahun (infant) diminta untuk membawa face shield pribadi.

Penambahan

Pada Agustus 2020 ini, KAI kembali menambah perjalanan KA Jarak Jauh dan Lokal secara bertahap karena adanya peningkatan pelanggan sebanyak 60 persen pada bulan Juli. Terdapat 7 KA Jarak Jauh yang kembali dioperasikan oleh KAI pada akhir pekan dan tanggal tertentu pada bulan Agustus setelah sebelumnya KA tersebut dihentikan sementara operasionalnya. Jika melihat data, pada Juli KAI melayani 1.122.357 pelanggan, naik 60 persen dibandingkan volume pelanggan pada Juni sebesar 699.309 pelanggan. Kenaikan volume pelanggan tersebut menunjukkan kepercayaan masyarakat terus tumbuh terhadap layanan KAI yang dapat diandalkan di tengah pandemi.

KAI juga menghadirkan layanan rapid test di 14 stasiun bagi pelanggan yang telah memiliki tiket KA atau kode booking dengan dikenakan biaya sebesar Rp85.000. Layanan rapid test di stasiun ini hasil kerja sama KAI dan Rajawali Nusindo. Bagi pelanggan yang ingin melakukan rapid test pada hari keberangkatan, KAI mengimbau agar selambatnya 30 menit sebelum jadwal keberangkatan sudah berada di stasiun. Masa berlaku hasil nonreaktif rapid test tidak lebih dari 14 hari sesuai dengan Surat Edaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Jika pelanggan mendapati hasil rapid test reaktif, tiket akan dikembalikan 100 persen.

Berbagai peningkatan layanan termasuk penambahan kereta api pada bulan Agustus ini diharap dapat meningkatkan konektivitas dan mobilitas masyarakat dalam rangka pemulihan ekonomi nasional dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. [*]