Meskipun teknologi hadir untuk memudahkan kehidupan kita, tidak dapat dimungkiri bahwa kemajuan-kemajuan teknologi yang ada juga menimbulkan dampak negatif, khususnya di ruang digital, salah satunya adalah pelecehan seksual. Hal tersebut seringkali terjadi di media sosial dan ruang publik, baik kepada perempuan atau bahkan laki-laki.

Berdasarkan buku “Psikologi Keselamatan Kerja” (2008) yang ditulis Tulus Winarsunu, pelecehan seksual adalah segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi seksual yang dilakukan secara sepihak dan tidak dikehendaki oleh korbannya. Bentuknya dapat berupa ucapan, tulisan, simbol, isyarat dan tindakan yang berkonotasi seksual.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Stop di Kamu! Lawan Pelecehan Seksual di Media Digital”. Webinar yang digelar pada Senin (25/10/2021), pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Daniel J. Mandagie (Kaizen Room), Oetari Noor Permadi (Praktisi Budaya Mekar Pribadi), Imam Baihaqi, M.H. (Konsultan Pemberdayaan Desa), Diana Balienda (Founder DND Culinary), dan Cindy A. Endge (Content Creator) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Daniel J. Mandagie menyampaikan, “Masifnya platform media sosial yang ada seperti Facebook, Twitter, Instagram, Snapchat, bahkan Tik Tok yang sering menjadi wadah orang-orang untuk melakukan pelecehan seksual. Oleh sebab itu kita harus hati-hati dengan kalimat–kalimat bercandaan seperti ini ‘Duh, salfok nih’ atau ‘Ada yang bulat tapi bukan tekad’, dan tentu saja catcalling. Catcalling merupakan bentuk pelecehan seksual di ruang publik, biasanya dilakukan di jalanan atau fasilitas umum lainnya, namun sekarang bahkan seringkali dilakukan di media sosial.”

“Adapun beberapa dampak dari pelecehan seksual, khususnya dampak psikis seperti mudah gelisah, mengalami gangguan jiwa seperti depresi dan gangguan panik, muncul gejala gangguan stres pascatrauma, dan bahkan mengalami gangguan tidur dan kerap mimpi buruk, hingga ada dorongan untuk menyakiti diri sendiri ataupun mengakhiri hidup. Dampak sosial pun dapat terjadi dalam bentuk sulit mempercayai orang lain, sering mengisolasi diri, serta enggan dan bahkan takut menjalin relasi dengan orang lain secara dekat.”

Cindy A. Endge selaku narasumber Key Opinion Leader menyampaikan, semakin banyak macamnya pengguna media sosial, baik itu dari karakternya, backgroundnya seperti pendidikan atau yang lainnya, dan pasti akan semakin banyak juga yang mengungkapkan dan menyatakan pendapat atau kreativitasnya di media sosial secara bervariasi. Dari situ juga tidak bisa dihindari kalau memang ada yang tidak pantas dan tidak sesuai dengan aturan posting media sosial, yang mana jika itu mengenai pelecehan seksual mengacu kepada hukum di Indonesia.

Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Melisa menyampaikan pertanyaan, “Seperti yang kita ketahui di era digital ini dengan mudahnya kita mengakses berbagai macam fitur internet dan sangat mudahnya orang yang menyalahgunakan fitur-fitur internet seperti melakukan pelecehan seksual kepada orang lain. Lalu bagaimana kita mencegah orang lain melakukan pelecehan seksual atau cyber bullying kepada kita, padahal kita sudah bersikap sopan dan hanya membuat konten yang positif?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Daniel J. Mandagie. “Tetap terapkan untuk jangan memancing orang lain untuk akhirnya melakukan tindak kejahatan kepada kita, dan sadari bahwa sebenarnya hal itu juga bukan kesalahan korban tetapi sudah pasti orang yang melakukan tindakan kejahatan tersebut. Pastinya jangan pernah membuat konten-konten yang berbau pornografi, pornoaksi ataupun konten seksual di media sosial.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Utara. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.