Tak dapat dipungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi. Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.
Menyikapi hal itu, maka baru-baru ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Kecanduan Internet : Ubah Konsumtif menjadi Produktif”. Webinar yang digelar pada Selasa, 24 Agustus 2021 di Tangerang Selatan, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.
Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Mathelda Christy – Praktisi Pendidikan dan Training, Andrea Abdul Rahman Azzqy, SKom, MSi, MSi(Han) – Dosen Universitas Budi Luhur Jakarta, Novi Widyaningrum, SIP MA Research, Center for Population & Policy Studies UGM dan Dewi Rahmawati SKom – Product Manager Localin.
Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Mathelda Christy membuka webinar dengan mengatakan kelompok yang mampu memberi pengaruh di ruang digital adalah seperti generasi muda, perempuan dan pengguna internet.
Dampak positif penggunaan gadget dan internet, yakni menjadi sumber belajar, sarana hiburan, lebih peka terhadap kemajuan teknologi, mengenali dunia media sosial dan Internet.
“Saat menggunakan internet, diperlukan digital skills yang merupakan kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta sistem operasi digital. Mulai dari website hingga beragam aplikasi di smartphone,” katanya.
Andrea Abdul menambahkan, kecanduan internet berpotensi melumpuhkan kepribadian individu. Individu yang sebenarnya mampu berinteraksi dengan baik dalam dunia nyata cenderung memilih berinteraksi melalui dunia maya karena kenyamanan yang ditawarkan.
“Kecenderungan kecanduan internet terlihat secara fisik namun perhatiannya hanya terpaku ke gawai atau computer. Ubah konsumtif ke produktif dengan cara Atur waktu online secara komitmen, arahkan kepada kegiatan fisik dan olahraga, dan selalu bangun kebiasaan interaksi sosial terutama keluarga,” pesannya.
Novi Widyaningrum turut menjelaskan, komunikasi digital memiliki karakteristik komunikasi global yang melintasi batas-batas geografis dan batas-batas budaya. Setiap batas geografis dan budaya juga memiliki batasan etika yang berbeda negara, daerah bahkan generasi.
“Kecanduan internet menurut Young (2010) sebuah sindrom yang ditandai dengan menghabiskan sejumlah waktu yang sangat banyak dalam menggunakan internet dan tidak mampu mengontrol penggunaannya saat sedang online,” jelasnya.
Sebagai pembicara terakhir, Dewi Rahmawati mengatakan, kemajuan teknologi mendorong lahirnya terobosan baru untuk memberikan solusi. Kemudahan digital dapat memicu sifat konsumtif.
“Maka kita harus mencegah sifat konsumtif dengan menghindari kebutuhan yang berdasarkan keinginan, no budget, pengeluaran lebih besar dari pemasukan. Media itu hanya alat, semua kembali ke diri kita sendiri,” tuturnya.
Dalam sesi KOL, Vanda Rainy mengatakan dampak positif dunia digital adalah semakin mudah kita mendapatkan informasi, lebih mudah juga mengetahui dunia luar, mengetahui berita yang terbaru apapun itu baik itu konten yang edukatif, komedi, dll.
“Dampak negatif yang dirasakan mungkin banyak berita hoax, kurang tepat, kadang berita belum tentu benar kita sudah ngeshare ke media social. Pesannya yang pasti jangan mudah terpercaya terhadap berita-berita yang tersebar, cari tahu lebih dulu,” pesannya.
Dalam webinar ini, para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Tarisa Salsa Dilla menanyakan, untuk memulai karir sebagai seorang konten kreator, sebenarnya lebih penting untuk mengupgrade skill atau gears yang dimiliki?
“Skill before gears. Jadi kalau kita sudah mempunyai skill, gears tersebut bisa saja di ada-adain bisa dihack istilahnya. Semuanya Kembali kepada niat, jika kita
memiliki niat untuk memulai sesuatu percaya atau tidak itu akan menggerakkan kita. Semisalnya dalam keadaan mendesak terkadang ada aja muncul ide-ide,” jawab Mathelda.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Tangerang Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, terutama kepada Kominfo. Mengingat program literasi digital ini hanya akan berjalan dengan baik dan mencapai target 12,5 juta partisipan, jika turut didukung oleh semua pihak.