Salah satu alasan modus dan bentuk penipuan terus berkembang adalah karena 73,7 persen penduduk Indonesia sudah punya akses ke internet. Kita perlu meningkatkan kecakapan digital kita terkait dengan pencurian data pribadi yang kerap terjadi. Perlindungan data pribadi di Indonesia masih kurang karena memang undang-undangnya belum disahkan. Ketika kita hendak memberikan data pribadi kepada siapapun, pastikan kalau data kita itu memang diperlukan, karena kalau tidak, sangat besar kemungkinannya akan disalahgunakan dan dapat merugikan kita dan orang-orang sekitar.
Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Keamanan Berinternet: Mencegah Penipuan di Ranah Daring”. Webinar yang digelar pada Selasa, 19 Oktober 2021, pukul 09:00-11:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Yusuf Mars (Pemred PadasukaTV & Dir. Eksekutif ITF), Sigit Widodo (Internet Development Institute), Alviko Ibnugroho, SE, MM (Financologist, Motivator Keuangan dan Kejiwaan Keluarga & IAPA), Nur Hamzah (Digital Media & Communication Specialist), dan Decky Tri (Travel Blogger & Content Creator deckytri.com) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Nur Hamzah menyampaikan informasi penting bahwa “Metode ancaman cyber bisa dengan phishing, yaitu mengelabui target melalui email palsu, website, sms, dan lainnya dengan tujuan mendapatkan data pribadi ataupun informasi sensitif lainnya. Ada juga orang mengaku teman kita, lalu melakukan lelang dan menipu kita. Adapun malware yang dirancang untuk mendapatkan akses tidak sah atau menyebabkan kerusakan pada perangkat komputer. Adapun spyware yang sekarang banyak dipakai, yaitu metode mengumpulkan dan mengirim data ke remote user. Waspadai juga penyadapan saat menggunakan WiFi gratis. Kita juga harus pahami elemen keamanan digital, seperti pengamanan perangkat hardware dan software. Untuk hardware bisa gunakan sandi yang tidak mudah ditebak, fingerprint atau face authentication, antivirus, backup data, dan fitur find my device. Tambahkan pengaman identitas digital, dan pahami rekam jejak digital. Selalu bijaksana dalam sharing konten di internet, serta ketahui soal keamanan digital bagi anak, seperti dalam hal menggunakan fasilitas yang sudah disediakan seperti Safe Search Google dan Family Link.”
Decky Tri selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa banyak sekali hal-hal yang ditemukan di internet, baik positif maupun negatif. Di rumah saja pun banyak yang bisa kita lakukan, tetapi masih banyak sekali masyarakat Indonesia yang belum cakap digital. Padahal, banyak sekali aplikasi yang kita gunakan untuk mempermudah hidup kita. Dalam rangka jaga keamanan kita, sebaiknya kita membuat kata sandi yang tricky dan pastikan hanya kita saja yang tau, dan bahkan sekarang disarankan untuk mengganti password minimal sebulan sekali. Mengakses media digital ini sebenarnya kita juga sambil belajar sendiri mengenai cara yang aman dan nyaman berselancar di internet gitu. Untuk Bapak dan Ibu jangan pernah bosan untuk belajar, dan jangan juga ragu bertanya dengan anaknya yang lebih handal dalam hal digital, khususnya mengenai apa yang sedang trending.
Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Zakiyah Humairah menyampaikan pertanyaan “Sekarang makin marak penipuan dan link phishing yang disebar melalui pesan Whatsapp dengan iming-iming berhadiah uang tunai jutaan Rupiah. Seringkali orang yang awam dan kurang melek terhadap teknologi digital langsung mengisi link tersebut dan memberikan data pribadi serta memberikan kode OTP yang diminta. Bagaimana cara kita agar lebih cakap dan pintar mengenali link phishing dan menghindari penipuan, serta langkah apa yang sebaiknya kita lakukan pertama kali jika terlanjur memberikan kode OTP/akun media sosial kita sudah terlanjur di-hack?”
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Yusuf Mars, bahwa “Ini fenomena yang terjadi di masyarakat; banyak sekali masyarakat yang tergoda dengan iming-iming tanpa mengecek kebenarannya dan langsung transfer. Ini bukti lemahnya literasi digital kita. Cek dulu kebenarannya, cari situs alinya, konfirmasi kembali melalui website resminya. Tracking nomor handphone nya, dan kasih jeda untuk kita berpikir, karena kita seringkali diburu-buru; penipuan ini jarang memberikan kita jeda. Berpikirlah secara kritis, telepon ke bank yang kita punya untuk memproteksi semuanya, dan lakukan pelaporan secara resmi bahwa ada indikasi penipuan dengan meminta kode OTP dan sebagainya. Hal yang terakhir, laporkan ke aparat yang berwajib.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.