Selama ini, seperti disebutkan dalam Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertahanan, Kemhan memang me­miliki Pusat Rehabilitasi yang salah satu fungsinya adalah perumahsakitan. Fasilitas ini terdapat di RS dr Suyoto yang berlokasi di Bintaro, Jakarta Selatan.

Tahun lalu, ketika Covid-19 mewabah dan kasus pertama ditemukan di Indonesia, Kemhan bergerak cepat untuk segera mempersiapkan sarana prasarana dengan menambah fasilitas peralatan dan tempat tidur.

“Sebelumnya, terdapat 157 tempat tidur di RS dr Suyoto. Jumlah ini lalu ditambah menjadi 330 tempat tidur, dengan 260 tempat tidur dikhususkan untuk  kasus Covid-19,” terang Kepala Pusat Rehabilitasi Kementerian Per­tahanan Brigadir Jenderal TNI dr Nana Sarnadi SpOG MMRS.

Perinciannya, terdapat 67 tempat tidur di ruangan isolasi bertekanan negatif, 5 tempat tidur ICU, dan 188 tempat tidur untuk isolasi non-tekanan negatif. Selain itu, dari sisi SDM, Kemhan juga merekrut tenaga komponen pendukung pertahanan negara bidang kesehatan sebanyak 293 nakes untuk gelombang pertama dan 55 nakes untuk gelombang kedua.

Prosedur mudah dan perawatan gratis

Sampai dengan pertengahan Februari, RS dr Suyoto telah menangani lebih dari 5.400 orang pasien yang diperlakukan dengan prosedur Covid-19. Dari jumlah itu, yang terkonfirmasi positif sekitar 2.300 orang, sisanya adalah suspek yang berjumlah sekitar 3.000 orang. Tingkat kesembuhan pasien berada di angka 91,5 persen.

RS dr Suyoto memberikan layanan untuk anggota TNI, staf Kemhan, maupun masyarakat umum. Untuk kasus Covid-19, pasien yang dirawat di RS dr Suyoto lebih dari 74 persennya adalah masyarakat umum.

Prosedur penanganan pasien dilakukan dengan sigap. Setelah dilakukan asesmen di IGD, pasien yang terkonfirmasi atau diduga terinfeksi Covid-19 dipindahkan ke IGD Covid-19. Setelah itu dilakukan pemeriksaan lanjutan yang mencakup pemeriksaan darah di laboratorium, rontgen thorax, dan tes PCR.

Sesudah hasil pemeriksaan dikon­sultasikan ke dokter penanggung jawab pelayanan, pasien masuk perawatan sesuai kriteria terkonfirmasi atau diduga Covid-19. Evaluasi pemeriksaan PCR lantas dilakukan lagi setelah tujuh hari perawatan.

Apabila hasilnya masih positif, perawatan dilanjutkan. Jika hasil negatif dan tidak ada keluhan, pasien diperbolehkan pulang dan melakukan isolasi mandiri. Sementara itu, bila hasil sudah negatif tetapi pasien masih mengalami keluhan, pasien dipindahkan ke ruang rawat non-Covid.

“Karena ini juga pusat rehabilitasi, kami juga berupaya mempercepat kesembuhan dengan beragam kegiatan. Misalnya, pasien dilatih cara bernapas, kemudian tetap melakukan olahraga yang diperbolehkan di sekitar ruang perawatan. Tenaga kesehatan juga dilibatkan dalam memulihkan mentalitas mereka yang terinfeksi Covid-19,” tambah Nana.

Semua pasien Covid-19 digratiskan dari biaya perawatan di RS dr Suyoto karena ini ditanggung Kementerian Kesehatan. Pihak rumah sakit menyusun laporan tindakan dan biaya secara rinci, lantas mengirimkannya ke Kementerian Kesehatan.

Kondisi psikologis pasien jadi perhatian

Kepala Rumah Sakit dr Suyoto, Kolonel (Ckm) dr Daniel Lumadyo Wartoadi SpRad menambahkan, kondisi psikologis menjadi perhatian petugas layanan kesehatan. Apabila ada pasien yang secara mental memerlukan bantuan, disediakan psikiater atau psikolog untuk berkonsultasi. Dengan kondisi mental yang lebih kuat dan hati yang lebih bahagia, kesembuhan juga dapat dipercepat.

Daniel bercerita, beragam kegiatan untuk menunjang pemulihan kondisi mental pasien juga difasilitasi. Misalnya, ada sebagian area bangsal perawatan yang difungsikan sebagai ruang berolahraga ringan dan bersosialisasi. Beberapa kali nakes juga memandu para pasien untuk melakukan senam ringan diiringi musik.

Suheri (39), penyintas Covid-19 yang sempat dirawat di RS dr Suyoto mengatakan, pihak rumah sakit sangat membantu dalam penyembuhannya dari penyakit ini. Suheri sempat dirawat 3 hari di ruang intensive care unit (ICU), 5 hari di ruang high care unit (HCU), dan 8 hari di ruang perawatan biasa. 

“Penanganan di RS dr Suyoto ini memang saya akui sangat baik karena cepat, tepat, dan tanggap,” ujar Suheri.

Untuk memperkuat ketahanan tenaga kesehatan, vaksinasi di RS dr Suyoto juga sudah berjalan sejak 14 Januari 2021. Jumlah sasaran 909 orang tenaga kesehatan dan sudah tercapai 80 persen. Sisa 20 persennya belum dilaksanakan karena adanya kondisi komorbid, penyintas, lansia, serta hamil dan menyusui. Saat ini, sedang dilaksanakan vaksin untuk nakes yang berusia 60 tahun ke atas.

Penanganan pandemi memang membutuhkan kolaborasi banyak pihak. Pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat sendiri. Kedisiplinan kita semua dalam menerapkan protokol kesehatan menjadi kunci untuk memutus rantai penularan. Dengan Indonesia yang lebih sehat, ketahanan negara pun kian kuat.[NOV]