Dewan juri Indonesia Healthcare Innovation Award (IHIA) akhirnya memutuskan bahwa karya inovasi peneliti Universitas Brawijaya (UB) yang berjudul: “Deteksi Dini Penyakit Tiroid Autoimun Berbasis Thyroid Peroxidase (TPO) dan Thyroid Stimulating Hormone Receptor (TSHR) untuk Peningkatan Layanan Kesehatan di Indonesia” meraih juara terbaik I (Diamond Award) untuk kategori inovasi alat kesehatan (ALKES).

IHI Award merupakan penghargaan bergengsi bidang kesehatan yang diprakarsai oleh IndoHC Forum bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI, BKKBN, BRIN, 16 organisasi bidang kesehatan, dan didukung perusahaan produk kesehatan. Kegiatan ini dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional Ke-58.

Acara bergengsi ini dibuka oleh Dirjen Pelayanan Kesehatan Drg Arianti Anaya MKM mewakili Menteri Kesehatan RI, ditandai dengan pemukulan gong virtual.

Penyerahan penghargaan ini diberikan kepada Prof Dr Aulanni’am drh DES selaku ketua tim peneliti pada Kamis (24/11/2022) di The Ballroom Djakarta Theatre. Acara penganugerahan ini dihadiri oleh 200 undangan dari berbagai instansi, seperti Kementerian Kesehatan, pemerintah daerah, perusahaan farmasi, dan akademisi. Aulanni’am senang dan bangga karyanya meraih Diamond Award.

“Sangat bahagia sekali bisa mewakili UB, peneliti khususnya, dan kelompok peneliti yang sudah dua kali menang. Alhamdulillah, ini kerja tim yang luar bisa,” kata Aul saat ditemui usai menerima penghargaan.

Baca juga: 

Aulanni’am menjelaskan bahwa saat ini penderita penyakit tiroid autoimun (PTA) atau autoimune thyroid disease (AITD) mencapai 2 hingga 5 persen dari populasi penduduk dunia dan ini akan menjadi alat skrining kongenetal tiroid (stunting) sebagai target pemerintah menurunkan angka stunting sampai 10,4 persen pada 2024. Wanita hamil rentan dengan penyakit tiroid autoimun. Jika tidak segera ditangani, ini dapat menyebabkan keguguran, stunting, bahkan IQ anak menjadi rendah. Ini disebabkan ketidakseimbangan hormon tiroid selama kehamilan. Risiko pada bayi lahir bisa menyebabkan prematur dan berat badan rendah saat lahir.

Karya ini merupakan program penelitian RISPRO LPDP yang berjalan sejak September 2020 dengan pendanaan dari LPDP- Kemenkeu RI. Kit deteksi dini penyakit autoimmune thyroid disease (AITD) dengan Marker TPO-TSHR ini dipakai sebagai alat untuk pencegahan penyakit akibat gangguan thyroid autoimun.

Penelitian ini terwujud berkat kolaborasi UB dengan PT Bio Farma (Persero) sebagai salah satu produsen farmasi terbesar di Indonesia.

“Penggunaan kit deteksi dini TPO-TSHR ini diharapkan dapat dimanfaatkan masyarakat Indonesia karena aplikasinya relatif mudah, sederhana, dan tidak membutuhkan alat-alat khusus yang rumit, sehingga dapat digunakan di fasilitas kesehatan tingkat I di seluruh Indonesia. Dalam satu tahun ke depan, kit ini diharapkan dapat dipasarkan secara nasional dan internasional sebagai karya anak bangsa dari Universitas Brawijaya,” pungkas Aulannia’am.

Sementara itu, Rektor UB Prof Widodo SSi MSi PhD MedSc menjelaskan bahwa produk penelitian yang diketuai Prof Aulanni’am ini didanai oleh RISPRO yaitu skema penelitian yang diselenggarakan oleh LPDP.

“Sekarang, kita masuk ke tahap uji klinis. Nanti kalau hasilnya bagus, harapan kita ke depan uji klinisnya bisa lebih banyak sehingga nanti harapannya tahun depan bisa dilepas ke pasar dan bisa dipakai masyarakat,” tandas Widodo.