Pesona musik melalui gelaran Java Jazz Festival (JFF) 2019 sudah siap menyihir penggemarnya. Namun, sebelum larut dalam euforia JFF, Anda bisa “pemanasan” dulu di Java Jazz on the Move (JJOTM). Program road to JFF 2019 tersebut akan berbagi informasi terbaik. Ada juga suguhan musisi yang akan tampil di JFF 2019.
Rangkaian pra-JFF 2019 ini bisa dinikmati Rabu (27/2/2019) pukul 20.00–22.00 WIB bertempat di Pendopo Lounge, Hotel Borobudur, Jakarta. JJOTM digelar gratis alias tidak dipungut biaya. Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani mengatakan, JFF 2019 selalu memiliki agenda tambahan.
“Penyelenggaraan JFF 2019 tinggal beberapa hari lagi. Untuk, persiapkan segala sesuatunya dari saat ini. JFF ini event besar. Namun, sebelum bergabung di JFF, ada baiknya datang ke JJOTM. Ada banyak info dan kegembiraan jelang digulirkannya JFF,” ungkap Rizki.
JJOTM episode Rabu (27/2) menjadi rangkaian terakhir. Sebab, JFF 2019 mulai digulirkan 1–3 Maret 2019. Venue JFF 2019 berada di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Menjadi penghujung kemeriahan jelang JFF 2019, JJOTM ini akan menampilkan Zsolt Botos dan MLDJAZZPROJECT. Zsolt Botos ini merupakan salah satu musisi yang akan tampil di JFF 2019.
“JJOTM ini tetap menarik. Sebab, sebelumnya menampilkan musisi besar yang akan tampil di JFF 2019. Menjadi penghujung rangkaian event menuju JFF, JJOTM Hotel Borobudur jangan sampai terlewatkan. Justru di sini akan semakin banyak kejutan dan update terbaru berbagai hal menyangkut JFF 2019,” jelas Kiki-sapaan Rizki Handayani.
JJOTM ini selalu menawarkan kuis dengan berbagai hadiah menarik. Rangkaian JJOTM ini dimulai 12 Januari hingga 27 Februari 2019. Venue utamanya ada di sekitar Jadetabek (Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi). Dari rentang waktu tersebut, total ada 6 rangkaian program JJOTM. Episode pertama JJOTM ini digelar di Bekasi pada Sabtu (19/1). Musisi pendukungnya Ardhito Pramono dan Indra Aziz For Good.
Terbagi dalam 6 seri, JJOTM sedikitnya melibatkan 11 musisi jazz besar. Selain Zsolt Botos, Ardhito Pramono, dan Indra Aziz For Good, ada juga Rendy Pandugo, Barry Likumahuwa, hingga Randhini. Ikut bergabung juga Nima Ilayla, Parkdrive, Jeslla, Saxx in the City, hingga musisi Tommy Pratomo. Kiki lalu menambahkan, penyelenggaraan JFF 2019 akan menuai sukses besar.
Baca juga: Suburkan Ekosistem Industri Musik
“Melalui rangkaian panjang JJOTM, kami yakin JFF 2019 akan semakin ramai. Jumlah pengunjung lebih besar. Sebab, publik selalu menunggu kehadiran JFF ini. Secara keseluruhan, JFF selalu memberikan nama besar dalam setiap tahunnya,” lanjut Kiki lagi.
Digelar 1–3 Maret 2019, JFF 2019 memiliki 2 special show. Program ini menampilkan grup band Toto dan Raveena. Untuk agenda reguler, JFF 2019 menampilkan sekitar 43 musisi. Komposisinya 19 nama beken lokal, lalu ada 24 label besar mancanegara. Slot lokal, di antaranya Andien, Elfa Zulham & The Beatz Messengers, Endah N Rhesa Extended, Indra Aziz For Good, Teddy Adhitya, juga Hanin Dhiya.
Sangat rapi
“Penyelenggaraan JFF 2019 secara keseluruhan ini sangat rapi. Publik diajak berinteraksi lebih dahulu melalui program JJOTM. Mereka bisa mendapatkan gambaran dan informasi yang cukup terkait musisi sekaligus konten acara secara keseluruhan. Deret musisi pengisinya menarik, baik lokal maupun dari mancanegara,” tegas Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung.
Selain Toto dan Raveena, nama besar musisi asing sudah mengisi slot. Sebut saja Bob James Trio, Cyrus Chestnut Trio, Donny McCaslin, GoGo Penguin, Gretchen Parlato, dan James Vickery. Ada juga JMSN, John Beasley’s MONK’estra, Kneebody, Knower, Louis Cole, Lucky Chops, Masego, Moonchild, hingga Nathan East Band of Brothers.
“JFF selalu menarik. Pengunjung dijamin puas menikmati event ini. Sebab, JFF ini biasanya memberikan banyak kejutan. Selalu ada nama besar yang berkolaborasi dengan musisi lain hingga menjadi semakin menarik. Bukan hanya konten atraksinya, aksesibilitas dan amenitas yang mendukung JFF 2019 adalah yang terbaik. Sebab, Jakarta ini destinasi wisata luar biasa,” tutup Menteri Pariwisata Arief Yahya. [*]
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 21 Februari 2019.