Siapa tak kenal dengan kalimat “Belum makan kalau belum makan nasi”. Sebagai warga negara Indonesia, istilah ini sangat akrab di telinga. Bagaimana tidak, konsep empat sehat lima sempurna, dengan karbohidrat diwakili oleh nasi seakan menjadi “doktrin” yang tidak mungkin tidak diajarkan sejak bermain di bangku Taman Kanak-Kanak (TK).
Anggapan ini akhirnya pernah membuat Indonesia sebagai negara dengan penyandang obesitas terbanyak urutan ke-10 di dunia pada 2014 lalu. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI pada 2022, satu dari tiga orang dewasa dan satu dari lima anak usia 5-12 tahun di Indonesia mengalami kelebihan berat dan obesitas. Hingga akhirnya muncul istilah lainnya yaitu “Diet Nasi”. Kalau mau turun berat badan dengan cepat maka jangan makan nasi.
Nyatanya, di tengah masyarakat Indonesia, anggapan karbohidrat terbanyak ditemukan pada nasi. Selain itu juga terdapat di roti yang dianggap sebagai “selingan” penunda lapar jika tidak tersedia nasi. Roti dianggap sebagai makanan “selingan” yang bisa menggantikan nasi sebagai penyuplai karobohidrat.
Namun siapa mengira, kita telah salah sangka tentang karbohidrat?
Karbohidrat bak bahan bakar bagi tubuh. Sebagai unsur penting dalam makanan, karbohidrat diperlukan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Jenis karbohidrat
Namun tahukah kamu, kalau karbohidrat dibagi menjadi dua jenis? Ya, karbohidrat terbagi menjadi karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana dibagi lagi menjadi tiga, yaitu monosakarida, disakarida, dan oligosakarida.
Masing-masing dapat ditemukan dalam jenis makanan yang berbeda. Monosakarida dapat ditemukan pada glukosa seperti sayur dan buah. Disakarida dapat ditemukan pada makanan yang mengandung sukrosa seperti gula pasir dan laktosa seperti susu. Sedangkan Oligosakarida adalah satu-satunya karbohidrat sederhana yang tidak bisa dicerna tubuh, tetapi baik untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri baik.
Karbohidrat kompleks terdiri dari polisakarida dan serat. Nah, dalam polisakarida terdapat pati yang menjadi sumber karbohidrat utama yang dikonsumsi manusia lewat unsur nabati atau tumbuhan serta gandum.
Jadi jangan lagi salah ya! Selain nasi dan roti, banyak makanan mengandung karbohidrat lebih banyak, yaitu ubi jalar, jagung, oat, pisang, apel, mangga, kacang merah, singkong, kurma, serta kismis merupakan makanan yang juga mempunyai kadar karbohidrat tinggi.
Nah, jadi setelah tahu, mari kita lihat lagi, apakah kita sudah mengelola kadar karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh dengan baik? Walaupun banyak manfaat, kadar karhohidrat yang berlebihan dapat menimbulkan penyakit obesitas. Dari sini, kita jadi tahu bahwa melalui makanan kita bisa mengontrol kesehatan dan kecantikan.
Maka dari itu, Program Studi Teknologi Pangan SCU menawarkan program khusus di bidang Nutrition and Culinary Technology dan Food Technology and Innovation. Dua program ini berfokus pada pemaksimalan pemanfaatan teknologi bidang pangan sehingga memberikan kontribusi mendalam tentang bagaimana kandungan serta nilai gizi pada suatu bahan pangan.
Selain itu, program khusus Food for Beauty and Wellnes mempelajari secara khusus tentang bahan pangan guna untuk mempercantik diri dan kesehatan. Pada program ini turut juga belajar tentang tipe-tipe pengelolaan makanan untuk diet, pengembangan produk makanan demi mendukung kesehatan body-mind-soul dan kesehatan kulit atau kecantikan. Ini juga yang membuat lulusan Soegijapranata Catholic University (SCU) ke depannya dapat ikut andil dalam penurunan angka obesitas lewat pembelajaran yang didapatkan.
Jangan lewatkan kesempatan belajar menyenangkan. Info kuliah dapat diakses di www.unika.ac.id (Marketing Communication of Soegijapranata Catholic University)
Baca juga: Belajar Less Waste Lifestyle Di FEB Soegijapranata Catholic University